Namaku adalah Syeril Aulia. Biasa
dipanggil Eril. Aku sekarang kelas 3 SMA di Kota Bogor. Ini adalah kisahku yang
mengalami amnesia. Namun dari kejadian ini, membuatku belum ingat sepenuhnya
dari awal.
Saat aku MOS ( Masa Orientasi Siswa
) selama 3 hari, aku disebut introvert oleh temanku karena hanya aku sendiri yang tidak punya teman bicara.
Kegiatan MOS di sekolah di antaranya memakai kaos kaki yang beda warnanya,
meminta tanda tangan kakak kelas, membuat surat cinta, dll. Hari demi hari
kegiatan itupun sudah kulalui dengan perasaan lega.
Ketika aku duduk di kelas 1 SMA,
tidak ada satupun yang memperbolehkan aku duduk sebangku di belakang. Akhirnya
aku mengalah dan duduk paling depan. Seperti yang kalian ketahui, siswa yang
duduk di depan sering ditanya guru dan akupun bisa menjawabnya. Sebab itulah
aku semakin hari dijauhi teman sekelasku karena aku di kelas sok pintar dan
caper ke guru guru. Saat jam istirahat aku tidak ke kantin melainkan aku tetap
di kelas dengan membuka bekal dari rumah. Di kelas aku dijuluki ‘’babu’’ disaat
temanku meminta tolong dalam hal sepele maupun yang ribet. Dalam hatiku ingin melawan
mereka tetapi apalah dayaku. Itu hanyalah ekspektasi.
Di kelas 2 SMA, aku mempunyai teman
juga dan dia anak baru pindahan dari SMAN 60 Jakarta. Namanya adalah Arsy
Melati, biasa dipanggil Arsy. Dia beda sekali sifatnya denganku. Dia bisa
dibilang ekstrovert karena bisa berbaur dengan orang lain, ramah, supel, dan
banyak yang menyukai dirinya dari sifatnya. Walaupun begitu, Arsy tetap mau
berteman denganku. Hari demi hari kami lewati bersama. Namun aku melihat Arsy
beda dari biasanya, dia terlihat kebingungan dan akupun menanyakan dengannya
apa yang terjadi. Arsy hanya menjawab tidak ada apa apa sambil tersenyum.
Karena aku sudah tau sifat dia seperti apa, aku merasa dia menyembunyikan
sesuatu dariku. Setelah aku mencari tau penyebabnya ternyata dia tidak sengaja
menghilangkan flashdisk milik teman kursusnya dan harus diganti secepatnya.
Karena Arsy sudah kuanggap temanku sendiri aku memberikan flashdisk untuknya.
Awalnya Arsy menolak namun diterimanya dengan mengucap terimakasih sobat.
Namun setelah libur sekolah, aku
mengalami kecelakaan di kepalaku yang mengeluarkan darah yang sangat banyak.
Ibuku teriak histeris dan meminta tolong orang sekitar. Akupun dilarikan ke
rumah sakit. Kejadian itupun membuat ibuku mencari orang yang bergolong darah B
dikarenakan darah ditubuhku berkurang sehingga aku belum pulih. Ibu ku sudah
meminta tolong ke teman kerja, namun tidak ada yang menolongnya. Akhirnya yang
mendonorkan darahku adalah pamanku. Ibu ku sangat berterima kasih ke paman.
Tetapi disaat aku sudah mulai
sadar, aku tidak ingat apa apa dan tidak mengenal orang disekelilingku. Aku
tidak mengenali ibuku sendiri, ayahku, pamanku yang sudah menolongku, dan
perawat di rumah sakit itu. Akhirnya aku mengalami amnesia.
Amnesia yang aku alami ini disebut Retrograde
Amnesia, penyakit yang tidak mampu
mengingat kembali masa lalu namun bisa disembuhkan dengan terapi dokter. Ayah dan
ibuku pun setuju untuk mengikuti terapi yang disarankan dokter itu.
Namun di kelas 3 SMA, aku bisa bergaul dengan teman sekelasku,
bersosialisasi, dan percaya diri. Arsy melihat diriku ada yang aneh denganku.
Akupun menceritakan semua apa yang ibuku ceritakan selama di rumah sakit.
Walaupun begitu, Arsy tetap mendukungku menjadi orang yang extrovert. Di
kelasku tidak ada lagi yang memanggilku ‘’babu’’. Mereka menganggap diriku sama
saja dengan mereka.
Sejak aku menjadi extrovert, aku belum bisa mengingat semua pelajaran
yang diajari guru guru dikelas, nama nama guru, dan aku memanggil temanku
dengan sebutan hey. Guru dan teman kelasku akhirnya mengetahui kalau aku
amnesia. Mereka senang jika aku tidak menjadi anak introvert lagi, melainkan
anak yang extrovert.