Memaknai Melayu
Definisi Melayu
Menggali, mengkaji, serta menulis tentang melayu rasanya tidak pernah akan habis-habisnya karena bangsa melayu telah memainkan peranan yang sangat penting dalam perjalanan sejarah bangsa indonesia bahkan dunia. Seyogianya, kita yang sekarang sebagai bangsa indonesia adalah bangsa melayu. Namun, dalam perjalannya, definisi melayu sebagai bangsa kian memudar dan menciut sebagai suku bangsa atau etnis. Sekarang ini kita orang indonesia pada umumnya mengaku sebagai orang melayu hanya setakat untuk membedakan diri dengan ras bangsa lain di dunia.
Dengan pembatasan melayu yang telah mengerucut sebagai suku bangsa atau etnis, orang yang tetap bersetia sebagai melayu menjadi berbeda misalnya dengan suku bangsa atau etnis batak, aceh, minang, banjar, dayak, sunda, jawa, madura, bugis, ambon, dan seterusnya yang telah mendefinisikan diri mereka sebagai suku bangsa atau etnis selain melayu. Dengan batasan ini orang melayu kemudian mendefinisikan dirinya sebagai masyarakat yang bermastautin turun-terumun dan atau berasal-usul dari masyarakat yang mendiami wilayah bekas kerajaan-kerajaan melayu seperti di wilayah provinsi riau, kepulauan riau, kalimantan barat serta sebagian sumatera utara, sumatera selatan, jambi, juga malaysia, singapura, thailand bagian selatan, brunei darussalam serta negeri-negeri melayu lainnya di nusantara. Belakangan orang melayu terdefinisikan pada kian menyempit kepada mereka yang sehari-hari berkomunikasi dalam bahasa melayu, berbudaya dan beradat-istiadat melayu serta beragam islam.
Oleh karena itulah penulis merasa perlu mengadakan kajian tentang melayu lebih mendalam yang meliputi sejarah perjalanan bangsa melayu, kawasan yang pernah menjadi wilayah dan taklukan kemaharajaan melayu, perkembangan budaya, politik, ekonomi, sosial dan pengaruhnya ke wilayah nusantara dan seluruh dunia, serta hal-ihwal yang berkait-kelindan dengannya, termasuk bagaimana keadaan melayu dewasa ini. buku ini insya allah berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
apa tanda si puncak gunung
terus didaki seiring bersama
apa tanda bangsa nan agung
terus menggali sejarah bangsanya
Pengertian Melayu
Kemudian timbul pertanyaan: apakah sebenarnya pengertian melayu dan dari manakah asal-usul sebutan melayu?
Pengertian melayu telah berkembang mengikut langgam zaman dan dinamika sejarah sejak dahulu kala sampai sekarang, di antaranya dapat disenaraikan sebagaimana berikut ini:
1. Sebutan melayu berasal dari ''himalaya'' lalu kemudian disingkat menjadi ''malaya'', ''hima'' berarti ''salju'' atau ''sejuk''sedangkan ''alaya'' bermakna ''tempat''. dengan demikian dapat disimpulkan ''tempat yang sejuk seperti di puncak gunung yang tinggi''.
2. Frasa melayu dapat pula berasal dari perkataan ''malaiyur-pura'' yang berarti ''kota malaiyur'' atau ''kota gunung''
3. Kata ''melayu'' dapat pula berasal darikata ''mala'' dan ''yu''. ''mala'' artinya ''mula'' atau ''permulaan'' dan ''yu'' artinya ''negeri''. melayu berarti ''negeri mula''; negeri asal mula atau negeri asal-usul. dalam buku ini, bukit siguntang di palembang diyakini sejarah ebagai negeri asal-usul raja-raja melayu yang memerintah di kerajaan melayu singapura dan kemaharajaan melayu melaka serta kemaharajaan melayu yang kelak berpusat di johor, riau dan lingga.
4. Melayu adalah nama sebuah kerjaaan tua yang pernah ada di muara sungai melayu (kini bernama sungai batang hri, jambi) dalam abad ke-7 M. Penamaan sebuah kerajaan berdasarkan nama sungai hal yang biasa dalam tradisi melayu, karena bangsa melayu zaman dulu selalu membangun kerajaan di pinggir sungai. Sedangkan penamaan sungai sebagai ''melayu'' berasal dari sifat air sungai itu sendiri yang deras atau kencang atau melaju seperti orang berlari.
5. Melayu juga untuk menyebut bahasa yaitu bahasa melayu yang berkembang di tengah masyarakat melayu muai dari zaman kerajaan melayu jambi tua, kemaharajaan melayu sriwijaya, kerajaan melayu singapura, kemaharajaan melayu melaka, kemaharajaan melayu yang meliputi riau, johor, lingga, dan pahang serta seluruh daerah taklukannya serta di seluruh kerajaan melayu di tanah semenanjung (malaysia dan thailand selatan), dataran tanah sumatera dan kalimantan barat, termasuk brunei darussalam, sabah, dan serawak. Pada suatu masa, bahasa melayu pernah menjadi lingua franca atau bahasa pergaulan antar-bangsa dalam dunia perdagangan di kawasan nusantara, bahkan asia tenggara.
6. Dalam konteks perilaku, frasa ''melayu'' diartikan pula ''layu'' yang bermakna ''rendah'': melayu selalu ''merendah''. Tapi bukan rendah diri. bangsa melayu itu rendah hati. menghormati pemimpin dan yang lebih tua dari dirinya. menyebut ''patik'' untuk diri sendiri bila berhadapan dengan raja. Mengatakan dirinya ''hamba'' ketika berhadapan dengan orang tua--tua. Namun dalam pergaulan dengan teman sebaya tetap menyebut dirinya ''aku'' atau ''saya''. Dalam pergaulan di zaman sekarang ''kami'', dan untuk menyapa lawan bicara disebut ''awak'' yang artinya ''kita''. Begitulah cara melayu yang selalu merendah.
Melayu Sebagai Identitas Kolektif
Tanpa disadari, menjadikan melayu sebagai identitas kolektif atau milik bersama telah dan sedang berlaku di tengah masyarakat, di antaranya:
1. bagi keturunan bugis yang sudah lama bermastaurin di kawasan tanah melayu seperti kepulauan riau, riau, malaysia dan singapura, sudah mengaku dirinya melayu, bahkan bangga menjadi orang melayu, apalagi cicit-buyut bangsawan bugis yang moyangnya turut malang-melintang dalam pentadbiran kerajaan melayu di masa lampau; sudah sangat-sangat melayu. demikian juga orang banjar yang sudah lama bermukim di tembilahan, riau, juga mengidentikkan dirinya sebagai orang melayu.
2. di malaysia, orang cina dan india serta bangsa lain yang sudah memeluk agama islam diakui dan digolongkan sebagai orang melayu. sementara orang bugis, jawa, bawean, dan beragam entitas etnis lainnya yang berasal dari indonesia dan beragama islam serta sudah menjadi warga negara malaysia juga digolongkan sebagai orang melayu. masih di malaysia, tepatnya di melaka, sekelompok peranakan china-melayu dan beragama islam menyebut dirinya melayu-baba, dan dalam kesehariannya berbahasa melayu. kesenian melayu bernama ''dondang sayang'' bahkan lahir dari puak melayu-baba ini.
3. beraneka ragam suku bangsa termasuk keturunan china yang bermukim di kepulauan riau dan riau serta malaysia, bahkan mungkin juga di tempat lain, dengan sukarela menyelenggarakan kebudayaan melayu dengan ikut serta dalam berbagai tradisi melayu, misalnya:
- turut mengenakan pakaian melayu pada hari dan peristiwa tertentu mengikuti anjuran dan kebijakan pemerintah setempat. sebagai contoh, beberapa tahun terakhir di riau dan kepulauan riau; para pelajar, para pegawai instansi pemerintah, bahkan swasta, dianjurkan, bahkan diharuskan, berbusana melayu pada hari dan peristiwa tertentu.
- berperan aktif dalam peristiwa kebudayaan melayu. mulai pertengahan tahun 90-an sampai sekarang, riau, dan kepulauan riau amat gencar menyelenggarakan peristiwa kebudayaan dan gerakan kemelayuan. lintas etnis yang ada di riau dan kepulauan riau turut terbabit dalam peristiwa dan gerakan ini, baiik secara aktif maupun partisan. hal yang demikian mungkin juga berlaku di kawasan melayu yang lain.
5. terlibat dalam menyusun kebijakan pemerintah berkenaan memajukan kebudayaan melayu. hal yang demikian banyak berlaku bagi yang terbabit di lingkungan pemerintahan di kawasan melayu seperti riau dan kepulauan riau, atau mungkin juga di kawasan melayu yang lain di nusantara.
6. munculnya para tokoh lintas etnis di riau dan kepulauan riau, mungkin juga di kawasan melayu yang lain, yang berjuang memajukan kebudayaan melayu dan mengangkat harkat dan martabat melayu melalui karya dan gerakan kemelayuan lainnya.
Menoleh ke
belakang, Melayu pernah pula menjadi indentitas kolektif sebelum kita
menyandang identitas keindonesiaa:
1. orang
Bugis yang merantau ke Afrika Selatan pada masa colonial dulu yang dipimpin
oleh Syeikh Muhammad Yusuf Al-Maqasari, seorang ulama terpandang berasal dari
Goa atau Makassar yang dalam hidupnya banyak mengembara, mengidentifikasi diri
sebagai bangsa melayu, sehingga ketika mereka menjadi warga Negara Afrika
Selatan, digolongkan ras malay
(melayu) dalam undang-undang Negara tersebut.
2.
demikian juga di zaman penajajahan Belanda, yang digolongkan melayu mencakup
semua suku bangsa asli Indonesia untuk menyandingkannya dengan warga keturunan
Cina, India, Arab dan keturunan bangsa asing lainnya. Artinya, melayu sebagai
identitas kolektif di masa lalu sama dengan identitas kolektif sebagai orang
Indonesia di zaman sekarang.
Banyak sungguh
nilai positif yang dapat dipunggut sepanjang perjalanan sejarah bangsa melayu
yang diungkai , di antaranya:
1.
menumbuhkan rasa hormat kepada cicit-buyut merekalah yang sekarang kita sebut
sebagai suku terasing karena merekalah yang sepantasnya disebut orang asli
karena lebih dulu bermukim di kawasan melayu atau nusantara.
2.
kejayaan kemaharajaan sriwijaya di buana asia tenggara sebagai Negara maritime terbesar
yang menguasai perdagangan di zamannya dapat juga menjadi kebanggaan dan
inspirasi generasi melayu hari ini.
3. kisa
semasa kerajaan melayu singapura seperti cerita singapura dilanggar todak dan
badang perkasa, sedikit-banyak tentu dapat memberi hiburan dan pelajaran bagi
generasi melayu hari ini.
4.
kebesaran kemaharajaan melayu yang meliputi riau, johor, lingga, dan Pahang serta
seluruh daerah taklukkannya, disamping perlu diketahui generasi melayu hari
ini, juga banyak yang dapat direnugkan: bahwasannya sejarah dan budaya sejak
lama mengikat kuat antara Indonesia, Malaysia dan singapura sehingga tiada
perlu dipertelagahkan ketika bangsa serumpun ini memiliki kebudayaan yang sama
antara yang satu dan yang lain.
5.
demikian juga kepahlawanan raja haji fisabililah yang berani mara menyongsong
belanda ke markasnya di Melaka, serta heroiknya hang nadim sedikit banyak dapat
menjadi infus pembangkit semangat patriotism generasi melayu hari ini.
6. pulau
penyengat sebagai pusat pemerintahan kerajaan riau-lingga yang pada suatu masa
menjadi tempat berhimpunnya para ulama dan cendikiawan, juga perlu diketahui
generasi melayu hari ini, termasuk perjuangan mereka menentang penjajahan
belanda dengan cara intelektual dan ketunakan para cendikiawan tersebut dalam
dunia sastra.
Selain menceritakan
kembali semua itu dengan bahasa yang mudah dicerna, adapun beberapa pertanyaan
yang perlu dijawab, di antaranya:
1. mengapa
raja-raja melayu begitu mengagungkan bukit siguntang di Palembang dan
memoyangkan iskandar zukarnain? Siapakah iskandar zulkarnain?
2. apa
penyebab kemaharajaan melayu yang meliputi riau, lingga, johor, dan Pahang serta
seluruh daerah taklukannya terpecah dua sehingga sebelah barat dan selatan
selat Melaka yang mencakup gugusan kepulauan riau dan riau di jajah belanda,
sedangkan sebelah timur dan utara selat Melaka yang terdiri dari singapura dan Malaysia
di jajah inggris?
3. siapa
sajakah tokoh terbilang (terkenal) yang menjulang (memperjuangkan) bahasa
melayu sehingga bahasa melayu menjadi pilar agung bahasa nasional (bahasa
resmi) di empat Negara?
4. siapa
sebenarnya hang nadim, temenggung abdul jamal, raja haji fisabililah, raja ali
haji, raja ali kelana, nong isa, raja kecik, tuanku tambusai, sultan zainal abiding,
nara singa, engku putrid an engku embung Fatimah, sehingga nama mereka layak
diabadikan sebagai nama tempat-tempat penting di masa sekarang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar