Waktu itu,
aku sedang nonton sambil makan. Yaa sudah menjadi kebiasanku, rasanya tidak
lengkap kalau nonton tapi tidak mengunyah makanan. Tiba-tiba aku melihat dari
balik pintu kamar ayah, ayahku sudah memakai pakaian rapih sekali, aku tidak
tau beliau mau pergi kemana. Ayahku bilang ‘’ Nuri, nanti kalo ada tantenya ke
sini, disalam ya. Bersikap ramah, sopan santun.’’ dengan cueknya aku menjawab
iya saja tanpa menyambungkan kata-kata lain. Aku tidak akan cuek jawabnya jika tidak menyangkut tentang ibu tiri.
Di dalam
benakku ‘’tante? Tante siapa? Ayah bawa tante
– tante kerumah ini? Aku gak nyangka ayah bisa move on dari ibu. Ibu kandung
aku sendiri. Aku pikir cinta seorang ayah hanya untuk ibu. Ibuku yang pertama.
Aku gak bisa bayangkan punya seorang ibu tiri untuk sekarang ini. Semoga yang ini
kali terakhir dan akupun mulai gak mengerti akan sifatnya ayah sekarang. Bukan
itu saja, aku gak ngerti jalan pikiran ayahku sendiri tentang arti nikah. Yaa
oke oke, aku cuman seorang bocah yang gak ngerti atau belum mengerti persoalan
orang gede. Yang penting ayah bahagia akupun bahagia. Aku cuman takut dapat ibu
tiri seperti cinderella atau bawang merah bawang putih. Hal pertama yang muncul
di otakku tentang ibu tiri. Sifatnya, itu yang pertama. ‘’ sudah lama aku
membayangkan akan seperti apa tante itu. Tanpa tersadari olehku, ayahku sudah
pergi dengan mobilnya.
Sekitar 2 jam-an, aku di depan tv sambil baring dengan bantal. Dan ayahku pun datang
dengan seorang ibu paruh baya dan anak perempuannya dengan memegang handphone.
Satu kata yang terlintas ketika aku melihat anak perempuan itu ‘’ why i
really hate her. Kenapa aku begitu membencinya.’’ diperkenalkanlah aku dengan
ayahku dan tak lupa dikenalkan juga anak perempuan itu. Aku menyalami tangan
calon ibuku dan berjabat tangan dengan yuna, nama anak perempuan itu. Dan
sebentar lagi uang jajanku akan dipotong. Ah tidak! Aku tidak bisa membayangkan
itu. Tanpa basa basi aku membuka suara pertama kali didepan mereka, berapa umur
yuna. Ayahku menjawab mau masuk umur 20, bulan depan ultah. ‘’hm, kamu beruntung sekali anak muda’’, kataku.
Dia ultah jangan jadi tua dan menyebalkan membosankan, seperti lagu pee wee
gaskins.
Hal yang pertama yuna tanyakan kepadaku adalah apa nama instagram
kakak. Wah, anak ini anak milineal sekali saudara saudara. Akupun memberitahu.
Dia pun stalking ig ku di depan orangnya sendiri. Bagaimana tidak, hp nya
diletakkan sangat jauh dari mata sehingga aku bisa melihat dengan jelas. Banyak
sekali yang ia katakan mulai dari ini instagram kakak kan, followers nya banyak
ya kak nanti ajarin aku ya gimana caranya bisa punya followers sebanyak kakak.
Dalam hatiku berkata’’ lu ambil aja dah
ig gua. Gue rela gue ridho gue ikhlas wal alfiat. Gue males main begituan.’’. Dan
yang terakhir, kakak jarang main instagram ya kok postingannya terakhir tahun
2017. ‘’seandainya kau tau apa yang ada
dipikiranku’’. Aku cuman bisa menjawab iya saja.
Sudah lama aku tidak melihat ayahku sebahagia ini. Jika itu memang terbaik untuk dirimu, walau
berat untukku. Tante itu baik, dan yuna anak yang baik juga seperti ibunya.
Hanya saja aku belum bisa akrab di awal bertemu, butuh waktu yang lama untuk
bisa akrab dengan orang baru. Aku telah salah menilai mereka dari first impression.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar