SEJARAH
GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965/PKI
DI SUSUN OLEH :
1.
DICKY WAHYUDI
2.
NURUL KHAIVA
3.
RAJA OCY ANGGERAINY
4.
RENDY ZAKIR OKTAVIAN
5.
RISKIYANA MUSFIYENI
6.
TEGUH PURWANUGRAHA
7.
WICKY WINDRYAN
KELAS : XII IPS 2
SMAN 4 TANJUNG PINANG
TAHUN AJARAN 2014 - 2015
KATA PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah yang berjudul ‘’ GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965/PKI ‘’ dengan
lancar.
Dalam
penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Henri
John yang telah memberikan dukungan , kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan
sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun
penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kitik dan
saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir
kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan
terima kasih.
Tanjung Pinang, 3 Desember 2014
Penyusun
Dicky Wahyudi
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
..................................................................................................................
i
Daftar isi
........................................................................................................................... ii
Pendahuluan
.......................................................................................................................
1
Latar belakang
..................................................................................................................
1
Tujuan penulisan ................................................................................................................
1
Perumusan masalah
...........................................................................................................
2
Pembahasan ........................................................................................................................
3
Pengertian G-30 S/PKI
...................................................................................................
3
Kejadian seputar peristiwa
.............................................................................................
3
Korban penculikan
.............................................................................................................
5
Pasca peristiwa
..................................................................................................................
5
Faktor faktor penyebab
..................................................................................................
6
Penangkapan & pembantaian G
30 S/PKI ................................................................... 7
Dampak
............................................................................................................................... 7
Korban G-30 S/PKI ........................................................................................................ 8
Penutup
...............................................................................................................................
11
Kesimpulan ..........................................................................................................................
11
Saran
.................................................................................................................................. 11
Daftar pustaka
............................................................................................................... 12
ii
PENDAHULUAN
·
LATAR BELAKANG
Partai Komunis Indonesia
sudah dua kali melakukan usaha kudeta perebutan kekuasaan. Usaha yang pertama pada tahun 1948 mengalami
kegagalan karena PKI terlalu terburu – buru untuk melakukan kudeta
padahal persiapannya belum
matang.Sehingga pemerintah melalui TNI dapat dengan mudah menumpas gerakan PKI
Madiun.
Selama kurun waktu 1948 –
1965 PKI berusaha menyusun kekuatan kembali untuk melakukan kudeta. Selama ± 17 tahun, PKI berusaha keras menyusun kekuatan
untuk mewujudkan tujuan dan ambisi gerakan mereka.
Mereka melakukan berbagai usaha agar tujuannya
tercapai. Namun, PKI tidak mau gegabah sehingga dalam melakukan berbagai usaha,
mereka memakai cara dan taktik yang lebih bersifat damai.
Faktor – faktor yang
mendorong PKI untuk melakukan pemberontakan tahun 1965 :
a. PKI ingin mendirikan
negara sendiri berdasarkan asas komunis PKI ingin mengganti ideologi Pancasila
dengan ideologi komunis. Paham yang ingin mengangkat derajat rakyat kecil (
kaum buruh & tani ), dengan pinsip
sama rata- sama rasa . Dalam paham ini, tidak dikenal adanya Tuhan, mereka
tidak mengakui adanya ke-Esa-an dan
keberadaan Tuhan. PKI berpendapat bahwa paham mereka lebih baik dan lebih
pantas digunakan untuk memimpin negara Indonesia.
b. PKI ingin melakukan
perebutan kekuasaan Presiden Soekarno ( kudeta )
Setelah berhasil mendekati
dan mempengaruhi Presiden Soekarno, PKI ingin segera mengambil alih
kepemimpinan dengan melakukan kudeta. Selain itu, PKI juga melihat kesehatan
Presiden Soekarno yang terus memburuk sehingga tidak lagi bisa dimanfaatkan.
·
TUJUAN PENULISAN
o Mengetahui sejarah secara singkat dari G-30 S/PKI pada rezim
Soekarno
o Menjelaskan kejadian tentang seputar peristiwa G-30 S/PKI.
o Mengetahui tokoh yang diculik dalam aksi penculikan yang
dilakukan oleh PKI terhadap anggota TNI.
1
·
PERUMUSAN MASALAH
§ Apa yang dimaksud dengan G-30 S/PKI?
§ Bagaimana kejadian seputar peristiwa G-30 S/PKI?
§ Siapa sajakah yang diculik dalam aksi penculikan oleh
G-30S/PKI?
2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN G-30 S/PKI
Gerakan 30 September atau
yang sering kitadengardengan G 30 S PKI, G-30S/PKI atau Gestapu (Gerakan
September Tiga Puluh) adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam
tanggal 30 September sampai di awal 1 Oktober 1965 di mana enam perwira tinggi
militer angkatan darat negara Indonesia beserta beberapa orang penting lainnya
dibunuh dalam suatu usaha percobaan kudeta pemerintahan rezim Soeharto yang
kemudian dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia atau yang sering
kita dengar dengan singkatan PKI.
Permasalah politik pada
masa pemerintahan tersebut juga menambah rumit permasalahan ini mengenai peristiwa gerakan 30 september PKI. Para
pemberontak mengumumkan lewat radio bahwa peristiwa gerakan 30 September
merupakan kelompok militer yang bertindak ingin melindungi Soekarno dari serangan
kudeta yang direncanakan oleh para dewan (Jenderal Angkatan Darat) di Jakarta
yang telah korup dan menjadi kaki tangan Badan Intelegen Pusat Amerika Serikat
(CIA).
B. KEJADIAN SEPUTAR PERISTIWA
Isu sakitnya Soekarno
merupakan salah satu tindakan PKI
menyebarkan isu dikalangan masyarakat. Hal ini dilakukan Aidit untuk mengambil
alih kekuasaan, seandainya Soekarno tidak memimpin lagi.
Setelah itu, PKI
melanjutkan sasaran utamanya kepada pimpinan Angkatan Darat, yaitu kelompok
militer yang tidak mau bekerja sama
dengan PKI. Pimpinan Biro Khusus PKI, Syam Kamaruzaman, mempersiapkan agenda
untuk melaksanakan gerakan pada tanggal 30 September. Agenda tersebut, antara lain:
a. Menduduki gedung RRI.
b. Membentuk Dewan Revolusi yang akan menggantikan Pemerintahan Sipil.
c. Menculik para jenderal pimpinan TNI-AD untuk melumpuhkan kekuatan ABRI.
b. Membentuk Dewan Revolusi yang akan menggantikan Pemerintahan Sipil.
c. Menculik para jenderal pimpinan TNI-AD untuk melumpuhkan kekuatan ABRI.
3
d. Memperkuat basis pertahanan PKI yang
berada di Lubang Buaya dekat markas TNI-AD.
e. Mendemisionerkan Kabinet Dwikora dan membentuk pemeritahan berdasarkan Nasakom.
e. Mendemisionerkan Kabinet Dwikora dan membentuk pemeritahan berdasarkan Nasakom.
Gerakan militer dipimpin
oleh Letkol Untung Samsuri, serta empat kompi pengawal kepresidenan dan
menamakan gerakan tersebut dengan Gerakan 30 September (Gestapu). Sebelum
melakukan penyerangan, tanggal 30 September 1965, mereka melakukan penculikan
perwira-perwira, antara lain:
a. Letnan Jenderal Achmad
Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat).
b. Mayor Jenderal R. Soeprapto (Debuti II Panglima Angkatan Darat).
c. Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono (Debuti III Panglima Angkatan Darat).
d. Mayor Jenderal Suwando Parman (Asisten I Panglima Angkatan Darat).
e. Brigader Jenderal Donald Izacus Pandjahitan (Asisten IV Panglima Angkatan Darat).
f. Brigader Jenderal Soetojo Siswomihardjo (Inspektur Kehakiman/Oditur).
g. Letnan I Pierre Andreas Tendean (Ajudan Jenderal A.H Nasution).
b. Mayor Jenderal R. Soeprapto (Debuti II Panglima Angkatan Darat).
c. Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono (Debuti III Panglima Angkatan Darat).
d. Mayor Jenderal Suwando Parman (Asisten I Panglima Angkatan Darat).
e. Brigader Jenderal Donald Izacus Pandjahitan (Asisten IV Panglima Angkatan Darat).
f. Brigader Jenderal Soetojo Siswomihardjo (Inspektur Kehakiman/Oditur).
g. Letnan I Pierre Andreas Tendean (Ajudan Jenderal A.H Nasution).
PKI kemudian menculik dan
membawa tujuh perwira ke lubang buaya. Namun, ada tiga perwira yang telah
ditembak mati sebelum dibawa ke lubang buaya, yaitu Jenderal Achmad Yani, Mayor
Jenderal M.T Haryono, dan Brigader Jendera D.I Pandjahitan.
Sebenarnya, Jenderal Abdul
Haris Nasution (Menteri Kompartemen Hankam/Kepala Staf ABRI) ikut dalam target
penculikan, namun dapat meloloskan diri sehingga para penculik membawa Letnan I
P.A Tendean dn Putri Jenderal Nasution, ade Irma Nasution ikut menjadi korban.
Bersamaan dengan waktu
penculikan, Pasukan Bimasakti merebut dan menguasai gedung RRI dan Pos
Telekomunikasi di Jalan Merdeka. Pukul 07.20, LetkolUntung menyiarkan tentang
adanya gerakan pembersihan terhadap para anggota Dewan Jenderal yang berencana
melakukan kudeta terhadap pemerintahan Soekarno oleh para perwira muda.
Pernyataan tersebut diulang pada pukul 08.15.
Pukul 13.00, diumumkan
mengenai pembentukan Dwan Revolusi dan Kabinet Dwikora yang dinyatakan
domisioner. Pemberitahuan tersebut disiarkan melalui RRI, bersamaan
diumumkannya bahwa Dewan Revolusi merupakan sumber kekuatan dalam RI.
PKI berhasil menduduki
kekuasaan di Jawa Tengah dengan menguasai Markas Kodam VII/Diponegoro dan
Markas Korem 072. PKI juga mendirikan
Dewan Revolusi di Yokyakarta yang diketuai Mayor Mulyono. Komandan Korem 072,
Kolonel Katamso dan kepala stafnya yaitu Letnan Kolonel Sugiyono diculik dan
dibunuh oleh pemberontakan di Desa Kentungan. PKI juga mendirikan Dewan
4
Revolusi di Yokyakarta
yang diketuai oleh Mayor Mulyono dan disiarkan melalui RRI Yokyakarta.
Pangkostrad Mayor Soeharto
selaku pimpinan tertinggi menumpas TKI pada tanggal 1 Oktober 1965. Aparat yang melakukan penumpasan, yaitu
Batalion 328 Kujang/Siliwangi, Batalion 2 Kavaleri dan RPKAD (Batalion I
Resimen Para Komado Angkatan Darat) dibawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhie
Wibisono. Akhirnya pemberontakan G30
S/PKI berhasil digagalkan dalam waktu singkat.
C. KORBAN PENCULIKAN
Dalamaksipenculikanolehgerakan
30 september PKI, PKI menculik para jendral sebagai berikut :
1. Penculikan Terhadap Jendera TNI A.H
Nasution
2. Penculikan Terhadap Letjend TNI A. Yani
3. Penculikan terhadap Mayjend TNI R. Soeprapto
4. Penculikan Terhadap Mayjend S. Parman
5. Penculikan Terhadap Mayjend M.T Haryono
6. Penculikan Terhadap Brigjend TNI Soetojo Siswoiharjo
7. Penculikan terhadap Brigjend TNI D.I Pandjahita
2. Penculikan Terhadap Letjend TNI A. Yani
3. Penculikan terhadap Mayjend TNI R. Soeprapto
4. Penculikan Terhadap Mayjend S. Parman
5. Penculikan Terhadap Mayjend M.T Haryono
6. Penculikan Terhadap Brigjend TNI Soetojo Siswoiharjo
7. Penculikan terhadap Brigjend TNI D.I Pandjahita
D. PASCA PERISTIWA
Pada tanggal 1 Oktober
1965 Sukarno dan sekretaris jendral PKI Aidit menanggapi pembentukan Dewan
Revolusioner oleh para "pemberontak" dengan berpindah ke Pangkalan
Angkatan Udara Halim di Jakarta untuk mencari perlindungan.
Pada tanggal 6 Oktober
Sukarno mengimbau rakyat untuk menciptakan "persatuan nasional",
yaitu persatuan antara angkatan bersenjata dan para korbannya, dan penghentian
kekerasan. Biro Politik dari Komite Sentral PKI segera menganjurkan semua
anggota dan organisasi-organisasi massa untuk mendukung "pemimpin revolusi
Indonesia" dan tidak melawan angkatan bersenjata. Pernyataan ini dicetak
ulang di koran CPA bernama "Tribune".
Pada tanggal 12 Oktober
1965, pemimpin-pemimpin Uni-Sovyet Brezhnev, Mikoyan dan Kosygin mengirim pesan
khusus untuk Sukarno:
"Kita dan rekan-rekan kita bergembira untuk
mendengar bahwa kesehatan anda telah membaik...Kita mendengar dengan penuh
minat tentang pidato anda di radio kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tetap
tenang dan menghindari kekacauan...Imbauan ini akan dimengerti secara
mendalam."
Pada tanggal 16 Oktober
1965, Sukarno melantik Mayjen Soeharto menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat
di Istana Negara. Berikut kutipan amanat presiden Soekarno kepada Soeharto pada
saat Soeharto disumpah:
5
“ Saya perintahkan kepada Jenderal Mayor Soeharto,
sekarang Angkatan Darat pimpinannya, saya berikan kepadamu, buatlah Angkatan
Darat ini satu Angkatan dari pada Republik Indonesia, Angkatan Bersenjata
daripada Republik Indonesia yang sama sekali menjalankan Panca Azimat Revolusi,
yang sama sekali berdiri di atas Trisakti, yang sama sekali berdiri di atas
Nasakom, yang sama sekali berdiri di atas prinsip Berdikari, yang sama sekali
berdiri atas prinsip Manipol-USDEK.
Manipol-USDEK telah ditentukan oleh lembaga kita yang
tertinggi sebagai haluan negara Republik Indonesia.Dan oleh karena
Manipol-USDEK ini adalah haluan daripada negara Republik Indonesia, maka dia
harus dijunjung tinggi, dijalankan, dipupuk oleh semua kita.Oleh Angkatan
Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Kepolisian Negara. Hanya jikalau
kita berdiri benar-benar di atas Panca Azimatini, kita semuanya, maka barulah
revousi kita bisa jaya.
Soeharto, sebagai panglima Angkatan Darat, dan sebagai
Menteri dalam kabinetku, saya perintahkan engkau, kerjakan apa yang
kuperintahkan kepadamu dengan sebaik-baiknya. Saya doakan Tuhan selalu beserta
kita dan beserta engkau!”.
Dalam sebuah Konferensi
Tiga Benua di Havana di bulan Februari 1966, perwakilan Uni-Sovyet berusaha
dengan segala kemampuan mereka untuk menghindari pengutukan atas penangkapan
dan pembunuhan orang-orang yang dituduh sebagai PKI, yang sedang terjadi
terhadap rakyat Indonesia. Pendirian mereka mendapatkan pujian dari rejim
Suharto. Parlemen Indonesia mengesahkan resolusi pada tanggal 11 Februari,
menyatakan "penghargaan penuh" atas usaha-usaha perwakilan-perwakilan
dari Nepal, Mongolia, Uni-Sovyet dan negara-negara lain di Konperensi
Solidaritas Negara-Negara Afrika, Asia dan Amerika Latin, yang berhasil
menetralisir usaha-usaha para kontra-revolusioner apa yang dinamakan pergerakan
30 September, dan para pemimpin dan pelindung mereka, untuk bercampur-tangan di
dalam urusan dalam negeri Indonesia."
E. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Faktor yang paling
utamamempengaruhigerakan 3o september PKI adalah sebagai berikut :
1. Faktor Amerika Serikat
2. Faktor Malaysia
3. FaktorEkonomi
4. IsuSoekarnoSakit
2. Faktor Malaysia
3. FaktorEkonomi
4. IsuSoekarnoSakit
6
F. PENANGKAPAN DAN PEMBANTAIAN G30 S/PKI
PENUMPASAN G 30 S / PKI
1965 Dalam bulan-bulan setelah peristiwa ini, semua anggota dan pendukung PKI,
atau mereka yang di anggap sebagai anggota dan simpatisan PKI, semua partai
kelas buruh yang di ketahui dan ratusan ribu pekerja dan petani Indonesia yang
lain di bunuh atau di masukkan ke kamp-kamp tahanan untuk disiksa dan
diinterogasi. Pembunuhan-pembunuhan ini terjadi di Jawa Tengah (bulanOktober),
JawaTimur (bulan November) dan Bali (bulanDesember).Berapajumlah orang yang
dibantaitidakdiketahuidenganpersis - perkiraan yang konservatif menyebutkan
500.000 orang, sementara perkiraan lain menyebut dua sampai tiga juga orang.
Namun diduga setidak-tidaknya satu juta orang menjadi korban dalam bencana enam
bulan yang mengikuti kudeta itu.Dihasut dan dibantu oleh tentara,
kelompok-kelompok pemuda dari organisasi-organisasi muslim sayap-kanan seperti
barisan Ansor NU dan Tameng Marhaenis PNI melakukan pembunuhan-pembunuhan
massal, terutama di Jawa Tengah danJawaTimur. Ada laporan-laporan bahwa Sungai
Brantas di dekat Surabaya menjadi penuh mayat-mayat sampai di tempat-tempat
tertentu sungai itu "terbendung mayat".Pada akhir 1965, antara
500.000 dan satu juta anggota-anggota dan pendukung-pendukung PKI telah menjadi
korban pembunuhan dan ratusan ribu lainnya dipenjarakan di
kamp-kampkonsentrasi, tanpa adanya perlawanan sama sekali. Sewaktu
regu-regumiliter yang didukungdana CIA menangkapi semua anggota dan pendukung
PKI yang terketahui dan melakukan
pembantaian keji.
G. DAMPAK
Dampak Negatif
Dampak Negatif
a. banyak pahlawan kita
banyak yang gugur
b. hubungan diplomatik dengan negara komunias menjadi renggang
c. terjadi penodaan terhadap ideologi dan kedaulatan negara kita
b. hubungan diplomatik dengan negara komunias menjadi renggang
c. terjadi penodaan terhadap ideologi dan kedaulatan negara kita
Dampak Positif
a. kita dapat lebih
waspadai terhadap serangan yang mnyerang NKRI baik dari dalam maupun luar
b. kita dapat bersatu dan dapat bertahan /menyadari bawah pancasila adalah jati diri bangsa kita
c. dengan adanya g30s pki kedudukan pancasila dalam negara menjadi lebih kuat
b. kita dapat bersatu dan dapat bertahan /menyadari bawah pancasila adalah jati diri bangsa kita
c. dengan adanya g30s pki kedudukan pancasila dalam negara menjadi lebih kuat
Dampak sosial politik dari g 30 s/pki.
a. Secara politik telah
lahir peta kekuatan politik baru yaitu tentara Angkatan Darat.
b. Sampai bulan desember 1965 pki telah hancur sebagai kekuatan politik di indonesia.
c. Kekuasaan dan pamor politik presiden soekarno memudar.
d. Secara sosial telah terjadi penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang PKI atau dianggap PKI, yang tidak semuanya melalui proses pengadilan dengan jumlah yang relatif banyak.
b. Sampai bulan desember 1965 pki telah hancur sebagai kekuatan politik di indonesia.
c. Kekuasaan dan pamor politik presiden soekarno memudar.
d. Secara sosial telah terjadi penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang PKI atau dianggap PKI, yang tidak semuanya melalui proses pengadilan dengan jumlah yang relatif banyak.
7
H. KORBAN G-30 S/PKI
Dari peristiwa Gerakan 30
September, mengakibatkan banyaknya korban yang terbunuh. Korban-korban
tersebut, antara lain ;
8
9
10
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. G-30 S/PKI merupakan perbuatan PKI dalam rangka usahanya untuk merebut kekuasaan di negara Republik Indonesia dengan memperalat oknum ABRI sebagai kekuatan fisiknya. Oleh karena itu, gerakan pemberontakan ini telah dipersiapkan jauh sebelumnya dan tidak terlepas dari tujuan PKI untuk membentuk negara komunis.
Dari pemaparan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. G-30 S/PKI merupakan perbuatan PKI dalam rangka usahanya untuk merebut kekuasaan di negara Republik Indonesia dengan memperalat oknum ABRI sebagai kekuatan fisiknya. Oleh karena itu, gerakan pemberontakan ini telah dipersiapkan jauh sebelumnya dan tidak terlepas dari tujuan PKI untuk membentuk negara komunis.
2. Akibat dari gerakan ini, banyak
korban-korban yang berjatuhan. Dari sekian banyak korban yang terbunuh, terdapat tujuh orang Panglima
Angkatan Darat, yakni Letjend A. Yani, Mayjend R.Soeprapto, Mayjend M.T
Haryono, Mayjend S. Parman, Brigjend D.I Pandjahitan, Brigjend Soetojo
Siswomihardjo, dan Letjend I P.A Tedean.
3. Penumpasan G-30 S/PKI yang dipimpin oleh
Pangkostrad Mayjen Soeharto dan kemudian beliau memerintahkanKolonelSarwo Edi
Wibowodenganhasil :
a. Tanggal 1 Oktober 1965 berhasil menguasai kembali RRI Pusat dan gedung pusat Telekomunikasi.
b. Tanggal 2 Oktober 1965 menguasai lapangan udara Halim Perdana Kusuma yang dijadikan basis PKI.
c. Tanggal 3 Oktober 1965 pencarian jenasah para perwira AD yang diculik atas petunjuk dari seorang polisi (Sukiman) berhasil mengetahui tempat jenasahnya di sumur tua lubang buaya.
d. Tanggal 5 Oktober 1965 bertepatandengan HUT ABRI dilaksanakan pemakaman jenasah ditaman makam Pahlawan Kali bata Jakarta.
a. Tanggal 1 Oktober 1965 berhasil menguasai kembali RRI Pusat dan gedung pusat Telekomunikasi.
b. Tanggal 2 Oktober 1965 menguasai lapangan udara Halim Perdana Kusuma yang dijadikan basis PKI.
c. Tanggal 3 Oktober 1965 pencarian jenasah para perwira AD yang diculik atas petunjuk dari seorang polisi (Sukiman) berhasil mengetahui tempat jenasahnya di sumur tua lubang buaya.
d. Tanggal 5 Oktober 1965 bertepatandengan HUT ABRI dilaksanakan pemakaman jenasah ditaman makam Pahlawan Kali bata Jakarta.
4. Kegagalan G-30 S/PKI, berarti bahwa
pemerintahan Orde Lama. Dan pada tanggal 1 Oktober 1965 menjadi awal proses
peralihan dari pemerintahan Orde Lama ke Orde Baru, yaitu orde atau tatanan
yang secara murni dan konsekuen. Mulainya Orde Baru ditadai dengan Surat
Perintah sebelas Maret 1966 (Supersemar) dari Presiden Soekarno kepada Letnan
Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan-tindakan yang perlu demi keamanan
bangsa dan negara. Berdasarkan pada Supersemar tersebut, tanggal 12 Maret 1966,
Soeharo membubarkan PKI dengan segenap organisasi massa dan organisasi
politiknya.
B. SARAN
Berdasarkan penjelasan dari data-data diatas seharusnya kita sekarang menjadi kan hal tersebut menjadi suatu hal yang patut direnungkan yang kita dapat mengambil suatuhal yang baikd ari relasihalter sebut dengan keadaan bangsa kita sekarang, dari hal tersebut kita juga dapat belajar untuk tidak mengulangi hal tersebut di masa pemerintahan yang akandatangdipemerintahan NKRI ini.
Berdasarkan penjelasan dari data-data diatas seharusnya kita sekarang menjadi kan hal tersebut menjadi suatu hal yang patut direnungkan yang kita dapat mengambil suatuhal yang baikd ari relasihalter sebut dengan keadaan bangsa kita sekarang, dari hal tersebut kita juga dapat belajar untuk tidak mengulangi hal tersebut di masa pemerintahan yang akandatangdipemerintahan NKRI ini.
Terlebih lagi timbul
korban jiwa hanya untuk merebutkan kekuasaan semata, bangsa Indonesia
memilikibudiluhur yang baik dab berwibawa sehingga hal tersebut menjadi pemacu
bagi kita untuk dapat mengambil hal yang baik dari peristiwa tersebut.
Semoga generasi penerus
bangsa yang akan sekarang ataupun yang akan datang tidak mengulangi hal
tersebut dan memimpin bangsa ini dengan baik, menjadi kan bangsa Indonesia yang
kaya ini lebih maju daripada yang sekarang
11
C . DAFTAR PUSTAKA
12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar