Sabtu, 31 Maret 2018

8 Alasan Orang Introvert Dianggap Punya Kepribadian Menarik

 Kamu termasuk introvert atau extrovert, girls? Klik di sini untuk ikutan kuis seberapa introvert kah kamu. Lalu, kalau memang introvert, jangan langsung percaya sama komentar negatif orang lain soal tipe kepribadian ini.
Soalnya, ada 8 alasan orang introvert dianggap punya kepribadian menarik. Apa aja?

 Hubungan personal
Introvert kelihatannya pendiam di situasi ramai atau baru. Tapi begitu udah kenal dan akrab, mereka sangat pandai menjaga hubungan personal. Makanya mereka juga biasanya menjadi teman dekat kepercayaan. Temannya mungkin enggak sebanyak ekstrovert, tapi semua teman dekatnya pasti deket banget dan punya hubungan baik.

Pendengar yang baik
Enggak semua orang bisa jadi pendengar yang baik, lho. Introvert umumnya akan lebih banyak mendengarkan daripada ngomong. Mereka diam karena benar-benar menyimak dan ikut memikirkan masalah yang lagi dicurhatin. Enggak jarang mereka juga akan mengeluarkan masukan yang membangun.

 Sensitif
Kalau kita lagi sedih atau punya masalah, walaupun enggak mengaku, introvert biasanya bisa merasakannya.
Dan di saat-saat kita pengen sendirian tanpa diganggu, introvert yang sensitif juga bisa mengerti sama kebutuhan kita.

Suka tukar pikiran
Daripada basa-basi atau ngegosip, introvert lebih suka obrolan yang mendalam. Pas banget untuk diajak tukar pikiran. Kita bisa ngobrolin soal apa aja, impian kita, harapan di masa depan, atau bahkan ide-ide gila yang kadang muncul begitu saja di kepala kita. Introvert bakal jadi tempat bertukar pikiran yang asik!

 Evaluasi Diri
Sering melihat teman yang introvert sendirian atau enggak mau diganggu? Itu artinya introvert lagi meluangkan waktu buat evaluasi diri.
Kita enggak harus mengoreksi atau selalu mengingatkan introvert harus gimana atau ngapain, mereka memikirkan baik-baik setiap hal yang mereka alami atau kerjakan.

 Misterius
Karena enggak mudah mengungkapkan perasaan atau pikirannya, kadang introvert dianggap misterius. Butuh waktu yang cukup lama buat benar-benar mengenal seorang introvert. Dan kadang misteri ini yang justru bikin menarik. Karena semakin lama kenal semakin banyak kejutan yang kita dapatkan.

 Apa Adanya
Introvert biasanya apa adanya. Kalau nanya pendapat ya mereka bakal jawab apa adanya juga enggak ditambah bumbu atau berbunga-bunga. They keep it real.

Enggak impulsif
Dalam memutuskan sesuatu, introvert enggak impulsive. Introvert akan memikirkan dengan hati-hati dan penuh pertimbangan.Sehingga kesannya lebih lambat atau enggak spontan. Tapi, introvert jadinya mempertimbangkan tujuan besar di akhir daripada tujuan kecil yang ada di depan mata. Mereka punya rencana.
Nah, buat yang merasa diri kamu introvert, menjadi diri sendiri bisa jadi sangat menarik di mata orang lain, lho. Memang butuh waktu untuk mereka mengenal siapa diri kita, untuk kita membuka diri sama orang lain.

Sumber : http://cewekbanget.grid.id/Love-Life-And-Sex-Education/8-Alasan-Orang-Introvert-Dianggap-Punya-Kepribadian-Menarik?page=1

Kamis, 29 Maret 2018

Meski Menyandang Difabilitas & Duduk di Kursi Roda, Ariny Nurulhaq Sukses Menerbitkan Banyak Buku



Kita percaya kalau semua orang punya hak yang sama untuk bisa mewujudkan cita-citanya. Terlepas dari bagaimana latar belakang suku, agama, gender, bahkan kondisi fisik dan mental, kita semua tetap berhak mendapatkan kesempatan. Karena, cita-cita hanya akan terwujud kalau kita berusaha keras.
Namun, fakta yang terjadi di lingkungan kita berkata lain. Masih banyak orang yang memandang sebelah mata para penyandang disabilitas, atau sebenarnya lebih tepat disebut difabilitas. Sebab mereka bukannya tidak bisa melakukan apa-apa (disable), tetapi mereka memiliki kemampuan yang berbeda (difabel: different ability).

Teman-teman difabel ini memiliki bakat dan keterbatasan enggak menghalangi mereka untuk meraih impian. Seperti cerita yang akan disampaikan oleh cewek yang satu ini kepada kita semua. Yuk, simak cerita tentang Ariny Nurulhaq, yang meski menyandang difabilitas dan duduk di kursi roda, tapi sukses menerbitkan banyak buku.

Sering Bersembunyi
Fisik Ariny memang berbeda dari sebagian besar kita. Cewek kelahiran 16 September 1991 ini mengalami cacat pada kakinya yang membuat dia kesulitan untuk berjalan. Karena itu sehari-harinya Ariny bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan cara mengesot. Karena kelainan pada fisiknya ini jugalah Ariny yang kini tinggal di Kabupaten Banjar, Jakarta Selatan ini sering diperlakukan berbeda oleh orang-orang di sekitarnya.

“Sebagai penyandang difabilitas, aku merasa sering dipandang sebelah mata. Perlakuan orang-orang terhadapku seperti meremehkan. Aku jadi malu, takut, sekaligus malas ketemu orang-orang karena tahu cara mereka melihatku tidak sama dengan cara mereka memperhatikan orang lain. Itu sebabnya aku lebih sering ngumpet di kamar,” curhat Ariny.

“Aku Pasti Bisa!”
Untungnya, Ariny memang anak yang tangguh sedari kecil. Di umurnya yang masih belia, Ariny sudah mempunyai tekad dan kegigihan. Sehingga walaupun banyak hal yang menghambat jalan yang akan ia lalui, Ariny enggak pernah menyerah.

“Walaupun aku sering disepelekan dan dianggap tidak mampu oleh orang lain, aku selalu berusaha keras untuk menunjukkan kalau anggapan mereka itu salah. Sejak kecil memang sifatku keras kepala. Apalagi mengenai sesuatu yang sifatnya prinsipal. Kalau aku sudah punya keinginan, aku harus bisa mendapatkannya. Makanya aku sekuat tenaga berjuang untuk mewujudkan cita-citaku itu,” tegas Ariny.

“Cita-citaku memang erat sekali dengan bidang komunikasi. Aku suka berbagi cerita dan informasi dengan orang-orang lain. Itu sebabnya aku pengin jadi penyiar radio. Tapi ternyata untuk bisa menjadi penyiar radio itu harus punya ijazah SMA, sedangkan aku hanya tamatan SMP.”
Ariny tidak melanjutkan sekolah bukan karena ia bodoh, bukan juga karena ia enggak suka belajar. Tapi ia punya pemikiran bahwa ia tidak mau merepotkan orang tuanya lebih lama lagi. Soalnya selama 9 tahun ia bersekolah, setiap hari orang tuanyalah yang sibuk mengantar jemput. Oleh karena itu, sejak 2010, Ariny memfokuskan diri pada cita-cita keduanya, yakni menulis.

Sebagai penulis, menurutnya, cukup memudahkan dirinya dalam berkarya. Ia bisa menulis kapan pun dan di mana pun. Lewat menulis juga ia bisa dengan bebas mengungkapkan perasaannya.

Namun, awalnya usaha dan semangat Ariny itu tidak didukung oleh orang tuanya. Mereka menganggap penulis dan penyiar radio adalah pekerjaan yang sia-sia. “Tapi itu dulu. Sekarang, setelah melihat kalau aku sungguh-sungguh ingin menggeluti bidang ini, mereka kini malah jadi bangga dan terus mendukungku," ujar Ariny.

Menulis Banyak Buku
Kini karya-karya Ariny bisa kita temui di berbagai toko buku. Buku-buku yang ditulisnya sudah berjumlah 12 buku, antara lain: Kuntilanak Gaul, Ketika Cinta Semerah Darah,  Kukembalikan Cintamu, dan Di Antara Dua Pilihan. 

Perjuangan Ariny untuk menjadi penulis tentu bukan hal yang mudah. Banyak rintangan yang harus ia lampaui, tapi Ariny menunjukkan pada kita kalau apapun mungkin asal kita terus berusaha, memacu diri untuk jadi lebih baik, dan bekerja keras. Seperti yang selalu ia pesankan kepada seluruh pembacanya,

"Keterbatasan bukanlah penghalang seseorang untuk meraih sukses. Yang menghalangi kesuksesan justru perasaan ingin meraih kesuksesan dengan cepat dan instan. Kalau kamu ingin menjadi penulis, kamu harus berjuang meskipun kamu sering ditolak penerbit," tutup Ariny.

Sumber : http://cewekbanget.grid.id/Embed/Love-Life-And-Sex-Education/Meski-Menyandang-Difabilitas-Duduk-Di-Kursi-Roda-Cewek-Ini-Sukses-Menerbitkan-Banyak-Buku

Belajar dari Annisa, Penyandang Disabilitas yang Didiskriminasi Ojek Online, Ini Cara Kita Memperlakukan Penyandang Disabilitas



Kasus diskriminasi kepada penyandang disabilitas memang bukan kali pertama kita temui. Setidaknya, hal seperti ini mungkin sudah sering dialami teman-teman penyandang disabilitas kita.

Seperti halnya yang dialami oleh Annisa Rahmania, penyandang disabilitas rungu, yang disikriminasi oleh seorang ojek online, hari Selasa (27/3) tempo hari. Annisa akhirnya melaporkan kejadian tersebut langsung ke akun official ojek online tersebut, yakni GrabID.

Enggak berhenti sampai di Annisa, ternyata kasus yang menimpanya tersebut viral di media sosial Instagram berkat postingan dari Surya Sahetapy, aktivis sekaligus penyandang disabilitas rungu, serta di-repost oleh akun @dramaojol.id.

Banyak kecaman dan respon dari pengguna media sosial hingga mendapat tanggapan dari GrabID yang meminta maaf dan memberi konfirmasi, berikut juga keterangan yang disampaikan oleh pemilik akun pengemudi Grab yang viral tersebut.
 
Well, meskipun masalah ini sudah selesai, dengan tanggapan dan permintaan maaf dari pihak Grab dan pengemudi, kita enggak boleh cepat melupakan kejadian ini begitu saja. Diskriminasi tetaplah hal yang salah dan enggak seharusnya kita lakukan.

Sebenarnya pelajaran apa sih yang bisa kita dapatkan dari kasus Annisa dan diskriminasi yang dia alami ini? Yuk, simak artikel berikut!

Memiliki Hak yang Sama
Disabilitas seringkali dipahami berbeda kemampuan, berkebutuhan khusus, atau mempunyai cara berbeda untuk melakukan sesuatu. Bahkan enggak jarang ada yang memberi stigma atau labeling seperti cacat, sakit, idiot, lumpuh, tuli, gagap, tidak normal, dan sebagainya.

Padahal sebenarnya, ada istilah yang lebih maju, yaitu difabel yang dimaknai bahwa setiap orang yang disebut disable hanya memiliki cara berbeda dalam melakukan sesuatu. Misalnya disabilitas netra sebenarnya bisa melihat, tapi melihat dengan menggunakan indra lain. Disabilitas rungu sebenarnya sebenarnya bisa mendengar, namun menggunakan bahasa isyarat atau alat bantu. Disabel daksa sebenarnya bisa berjalan, walaupun menggunakan tongkat atau kursi roda, dll.

Intinya, penyandang disabilitas adalah sama seperti kita. Sama-sama manusia yang memiliki hak yang sama tanpa harus dibeda-bedakan kebutuhannya. Dalam menggunakan jasa atau fasilitas publik, difabel juga memiliki hak yang sama seperti kita, untuk dihargai dan dihormati sebagai seorang pengguna. Difabel juga berhak mendapat perlakuan yang sopan.

Kita enggak perlu menempatkan diri sebagai seseorang yang memiliki anak, saudara, atau teman dengan disabilitas untuk bisa memahami keadaan atau bisa menghargai mereka. Tempatkan diri kita sebagai manusia yang sama seperti mereka saja, dengan begitu kita akan lebih memahami mereka tanpa perlu membeda-bedakan.

Lalu bagaimana seharusnya kita memperlakukan seorang penyandang disabilitas?

Dikutip dari buku berjudul Disability Etiquette – Tips on Interacting People with Disabilities terbitan ASB (arbeiter-Samariter-Bund) Deutsland e.V, setidaknya ada 6 hal-hal dasar dalam memperlakukan seorang penyandang disabilitas, yakni;

Bertanya dulu sebelum membantu
Meskipun menyandang siabilitas tertentu, kita enggak perlu beranggapan bahwa dia selalu membutuhkan pertongan. Jika lingkungannya aksesibel, difabel biasanya bis amelakukan segala sesuatu dengan baik.

Bahkan seorang difabel dewasa mengharapkan dirinya diperlakukans ebagai pribadi mandiri. Tawarkan bantuan hanya ketika mereka mmebutuhkan bantuan. Lalu tanyakan, bagaimana kita bisa membantu mereka sebelum melakukannnya.

Peka terhadap kontak fisik
Beberapa penyandang disabilitas bergantung pada kedua tangan mereka untuk menjaga keseimbangan. Memegang kedua tangan mereka, meski kita bermaksud buat membantu, justru bisa membuatnya kehilangan keseimbangan, lho. Hindari menepuk kepala, memegang kursi roda atau pun tongkatnya. Difabel menganggap alat bantu mereka sebagai bagian dari hal personal mereka.

Pertimbangkan sebelum berbicara
Meski ada penerjemah di antara kita, sebaiknya kita tetap berbicara langsung kepada penyandang disabilitas, bukan kepada pendamping atau penerjemahnya. Percakapan yang ringan dengan penyandang disabilitas merupakan hal yang baik, dan berbicaralah kepadanya sebagaimana kita melakukannya kepada orang lain. Pastikan juga untuk menghormati privasinya.

Jangan berasumsi
Sama seperti kita, penyandang disabilitas juga mampu melakukan suatu pekerjaan dengan baik. Mereka bisa mengambil keputusan terbaik tentang apa yang bisa atau pun enggak bisa mereka lakukan. Jadi kita enggak perlu mengambil keputusan untuk mereka soal bagaimana mereka terlibat dalam aktivitas tertentu.

Menanggapi permintaan dengan ramah
Sama seperti kita yang sesekali memiliki permintaan dan butuh bantuan, penyandang disabilitas juga enggak jauh beda. Mereka juga kadang memiliki permintaan yang sama. Ketika mereka mengemukakannya, sebaiknya kita menanggapi dengan sopan dan ramah, sebagaimana kita menanggapi teman-teman kita pada pada umumnya.

Jika kita enggak bisa mewujudkan permintaan tersebut, kita juga bisa kok, mengatakan ketidakmampuan kita dengan cara yang tetap santun dan ramah.

Petunjuk tentang penggunaan istilah
Penggunaan istilah yang mengacu pada penyandang disabilitas sangat penting buat kita ketahui. Seperti penggunaan ‘penyandang disbailitas/difabel’ yang lebih baik ketimbang penggunaan kata ‘orang cacat’.

Penyandang disabilitas tidak butuh atau tidak ingin dikasihani. Enggak seharusnya juga mereka dianggap ‘berani’ atau ‘istimewa’ apabila mereka berhasil menyelesaikan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari. Demikian dikutip dari King County, Kantor Hak Asasi Manusia, Etiket, dan Bahasa Disabilitas.

Penyandang disabilitas juga enggak suka dengan istilah-istiah eufemisme (memperhalus) seperti ‘terhalang secara fisik’ ‘terhalang pendengaran/penglihatannya’ dan ‘kemampuan berbeda’. Orang lain mungkin tidak keberatan dengan istilah itu, tapi umumnya lebih sopan menyebut orang yang kehilangan pendengaran tetapi masih dapat berkomuniasi dengan bahasa percakapan dengan istilah ‘sulit mendengarkan’ atau ‘tunarungu’ untuk yang kehilangan pendengaran sama sekali.


Penting! Minum 7 Suplemen Ini di Usia 20-an supaya tetap sehat di usia tua.

Umumnya, usia 20-an adalah usia di mana kita sedang sehat-sehatnya. Nge-gym selama 2 jam? Bisa. Naik gunung hingga berhari-hari? Hayuk. Bega...