Kamis, 29 Maret 2018

Meski Menyandang Difabilitas & Duduk di Kursi Roda, Ariny Nurulhaq Sukses Menerbitkan Banyak Buku



Kita percaya kalau semua orang punya hak yang sama untuk bisa mewujudkan cita-citanya. Terlepas dari bagaimana latar belakang suku, agama, gender, bahkan kondisi fisik dan mental, kita semua tetap berhak mendapatkan kesempatan. Karena, cita-cita hanya akan terwujud kalau kita berusaha keras.
Namun, fakta yang terjadi di lingkungan kita berkata lain. Masih banyak orang yang memandang sebelah mata para penyandang disabilitas, atau sebenarnya lebih tepat disebut difabilitas. Sebab mereka bukannya tidak bisa melakukan apa-apa (disable), tetapi mereka memiliki kemampuan yang berbeda (difabel: different ability).

Teman-teman difabel ini memiliki bakat dan keterbatasan enggak menghalangi mereka untuk meraih impian. Seperti cerita yang akan disampaikan oleh cewek yang satu ini kepada kita semua. Yuk, simak cerita tentang Ariny Nurulhaq, yang meski menyandang difabilitas dan duduk di kursi roda, tapi sukses menerbitkan banyak buku.

Sering Bersembunyi
Fisik Ariny memang berbeda dari sebagian besar kita. Cewek kelahiran 16 September 1991 ini mengalami cacat pada kakinya yang membuat dia kesulitan untuk berjalan. Karena itu sehari-harinya Ariny bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan cara mengesot. Karena kelainan pada fisiknya ini jugalah Ariny yang kini tinggal di Kabupaten Banjar, Jakarta Selatan ini sering diperlakukan berbeda oleh orang-orang di sekitarnya.

“Sebagai penyandang difabilitas, aku merasa sering dipandang sebelah mata. Perlakuan orang-orang terhadapku seperti meremehkan. Aku jadi malu, takut, sekaligus malas ketemu orang-orang karena tahu cara mereka melihatku tidak sama dengan cara mereka memperhatikan orang lain. Itu sebabnya aku lebih sering ngumpet di kamar,” curhat Ariny.

“Aku Pasti Bisa!”
Untungnya, Ariny memang anak yang tangguh sedari kecil. Di umurnya yang masih belia, Ariny sudah mempunyai tekad dan kegigihan. Sehingga walaupun banyak hal yang menghambat jalan yang akan ia lalui, Ariny enggak pernah menyerah.

“Walaupun aku sering disepelekan dan dianggap tidak mampu oleh orang lain, aku selalu berusaha keras untuk menunjukkan kalau anggapan mereka itu salah. Sejak kecil memang sifatku keras kepala. Apalagi mengenai sesuatu yang sifatnya prinsipal. Kalau aku sudah punya keinginan, aku harus bisa mendapatkannya. Makanya aku sekuat tenaga berjuang untuk mewujudkan cita-citaku itu,” tegas Ariny.

“Cita-citaku memang erat sekali dengan bidang komunikasi. Aku suka berbagi cerita dan informasi dengan orang-orang lain. Itu sebabnya aku pengin jadi penyiar radio. Tapi ternyata untuk bisa menjadi penyiar radio itu harus punya ijazah SMA, sedangkan aku hanya tamatan SMP.”
Ariny tidak melanjutkan sekolah bukan karena ia bodoh, bukan juga karena ia enggak suka belajar. Tapi ia punya pemikiran bahwa ia tidak mau merepotkan orang tuanya lebih lama lagi. Soalnya selama 9 tahun ia bersekolah, setiap hari orang tuanyalah yang sibuk mengantar jemput. Oleh karena itu, sejak 2010, Ariny memfokuskan diri pada cita-cita keduanya, yakni menulis.

Sebagai penulis, menurutnya, cukup memudahkan dirinya dalam berkarya. Ia bisa menulis kapan pun dan di mana pun. Lewat menulis juga ia bisa dengan bebas mengungkapkan perasaannya.

Namun, awalnya usaha dan semangat Ariny itu tidak didukung oleh orang tuanya. Mereka menganggap penulis dan penyiar radio adalah pekerjaan yang sia-sia. “Tapi itu dulu. Sekarang, setelah melihat kalau aku sungguh-sungguh ingin menggeluti bidang ini, mereka kini malah jadi bangga dan terus mendukungku," ujar Ariny.

Menulis Banyak Buku
Kini karya-karya Ariny bisa kita temui di berbagai toko buku. Buku-buku yang ditulisnya sudah berjumlah 12 buku, antara lain: Kuntilanak Gaul, Ketika Cinta Semerah Darah,  Kukembalikan Cintamu, dan Di Antara Dua Pilihan. 

Perjuangan Ariny untuk menjadi penulis tentu bukan hal yang mudah. Banyak rintangan yang harus ia lampaui, tapi Ariny menunjukkan pada kita kalau apapun mungkin asal kita terus berusaha, memacu diri untuk jadi lebih baik, dan bekerja keras. Seperti yang selalu ia pesankan kepada seluruh pembacanya,

"Keterbatasan bukanlah penghalang seseorang untuk meraih sukses. Yang menghalangi kesuksesan justru perasaan ingin meraih kesuksesan dengan cepat dan instan. Kalau kamu ingin menjadi penulis, kamu harus berjuang meskipun kamu sering ditolak penerbit," tutup Ariny.

Sumber : http://cewekbanget.grid.id/Embed/Love-Life-And-Sex-Education/Meski-Menyandang-Difabilitas-Duduk-Di-Kursi-Roda-Cewek-Ini-Sukses-Menerbitkan-Banyak-Buku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penting! Minum 7 Suplemen Ini di Usia 20-an supaya tetap sehat di usia tua.

Umumnya, usia 20-an adalah usia di mana kita sedang sehat-sehatnya. Nge-gym selama 2 jam? Bisa. Naik gunung hingga berhari-hari? Hayuk. Bega...