Nilai-Nilai
Pancasila Pada Masa Kejayaan Nasional
Menurut sejarah, kira-kira pada abad VII-XII, bangsa
indonesia telah mendirikan kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan dan kemudian
pada abad XIII-XVI didirikan pula kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Kedua zaman
itu merupakan tonggak sejarah bangsa indonesia karena bangsa indonesia pada
masa itu telah memenuhi syarat-syarat sebagai suatu bangsa yang mempunyai
negara.
Menurut Mr. Muhammad Yamin, berdirinya negara kebangsaan
indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan
warisan nenek moyang bangsa indonesia. Negara kebangsaan Indonesia terbentuk
melalui tiga tahap. Pertama, zaman Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra
(600-1400). Kedua, Negara kebangsaan zaman majapahit (1293-1525). Kedua tahap
negara kebangsaan tersebut adalah negara kebangsaan lama. Ketiga, negara
kebangsaan modern, yaitu negara indonesia merdeka 17 Agustus 1945 (Sekertariat
Negara RI. 1995: 11).
Masa Kerajaan
Sriwijaya
Pada abad ke VII, berdirilah kerajaan sriwijaya di bawah
kekuasaan wangsa Syailendra di Sumatera. Kerajaan yang berbahasa Melayu Kuno
dan menggunakan huruf pallawa tersebut dikenal juga sebagai kerajaan maritime
yang mengandalkan jalur perhubungan laut. Kekuasaan Sriwijaya menguasai Selat
Sunda (686), kemudian Selat Malaka (775). Sistem perdagangan telah diatur
dengan baik, dimana pemerintah melalui pegawai raja membentuk suatu badan yang
dapat mengumpulkan hasil kerajiinan rakyat sehingga rakyat mengalami kemudahan
dalam pemasarannya.
Pada zaman Sriwijaya telah didirikan universitas agama Budha
yang sudah dikenal di Asia. Pelajar dari universitas ini dapat melanjutkan
studi ke India, banyak guru-guru tamu yang mengajar disini dari India, seperti
Dharmakitri. Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah tercermin
pada kerajaan Sriwijaya, sebagaimana tersebut dalam perkataan “marvuat vannua
Criwijaya Siddhayatra Subhiksa” (Suatu cita-cita negara yang adil dan makmur).
(Kaelan, 1999: 27).
Unsur-unsur yang terdapat di dalam pancasila, yaitu
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, tata pemerintahan atas dasar musyawarah dan
keadilan sosial telah terdapat sebagai asas-asas yang menjiwai bangsa
Indonesia, yang dihayati serta dilaksanakan pada waktu itu, hanya saja belum
dirumuskan secara konkret. Dokumen tertulis yang membuktikan terdapatnya
unsur-unsur tersebut ialah prasasti-prasasti di Talaga batu, Kedukan Bukit,
Karang Brahi, Talang Tuo, dan Kota Kapur (Dardji Darmodihardjo,1974:22-23).
Pada hakikatnya nilai-nilai budaya bangsa semasa kejayaan Sriwijaya telah
menunjukkan nilai-nilai Pancasila, yaitu sebagai berikut.
Nilai sila
pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan Hindu hidup berdampingan
secara damai. Pada kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan pembinaan dan pengembangan
agama Budha.
Nilai sila kedua,
terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti Harsha). Pengiriman
para pemuda untuk belajar di India. Telah tumbuh nilai-nilai politik luar
negeri yang bebas dan aktif.
Nilai sila ketiga,
sebagai negara maritim, Sriwijaya telah menerapkan konsep negara kepulauan
sesuai dengan konsepsi wawasan nusantara.
Nilai sila
keempat, Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas, meliputi
(Indonesia sekarang) Siam, dan Semenanjung Melayu.
Nilai sila kelima,
Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan, sehingga kehidupan rakyatnya
sangat makmur.
Masa kerajaan
Majapahit
Sebelum kerajaan Majapahit berdiri telah muncul
kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti, yaitu
Kerajaan Kalingga (abad ke-VII) dan Sanjaya (abad ke-VIII), sebagai refleksi
puncak budaya dari kerajaan tersebut adalah dibangunnya candi Borobudur (candi
agama Budha pada abad ke-IX) dan candi Prambanan (candi agama Hindu pada abad
ke-X). Pada abad ke-XIII, berdiri kerajaan Singasari di Kediri, Jawa Timur,
yang ada hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit (1293). Zaman
keemasan Majapahit terjadi pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih
Gajah Mada. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya membentang dari
Semenanjung Melayu sampai ke Irian Jaya.
Pengalaman sila Ketuhanan Yang Maha Esa telah terbukti pada
waktu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan secara damai. Empu Prapanca
menulis Negarakertagama (1365) yang di dalamnya telah terdapat istilah
Pancasila. Empu Tantular mengarang buku Sutasoma di mana dalam buku itu
terdapat seloka persatuan nasional yang berbunyi “Bhinneka Tunggal Ika Hana
Dharma Mangrua”, artinya walaupun berbeda-beda, namun satu jua dan tidak ada
agama yang memiliki tujuan yang berbeda. Sila kemanusiaan telah terwujud, yaitu
hubungan Raja Hayam Wuruk dengan baik dengan kerajaan Tiongkok, Ayoda, Champa,
dan Kamboja. Di samping itu, juga mengadakan persahabatan dengan negara-negara
tetangga atas dasar Mitreka Satata. Perwujudan nilai-nilai sila persatuan
Indonesia telah terwujud dengan keutuhan kerajaan, khususnya sumpah palapa yang
diucapkan oleh Gajah Mada yang diucapkannya pada sidang Ratu dan
menteri-menteri pada tahun 1331 yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh
nusantara raya yang berbunyi: “saya baru akan berhenti berpuasa makan palapa,
jika seluruh nusantara bertakluk di bawah kekuasaan negara, jika gurun, seram,
Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik telah
dikalahkan.” (Muh Yamin, 1960: 60).
Sila kerakyatan (keempat) sebagai nilai-nilai musyawarah dan
mufakat juga telah dilakukan oleh sistem pemerintahan kerajaan Majapahit.
Menurut prasasti Brumbung (1329), dalam tata pemerintahan kerajaan Majapahit
terdapat semacam penasihat kerajaan, seperti Rakryan I Hino, I Sirikan, dan I
Halu yang berarti memberikan nasihat kepada raja. Kerukunan dan gotong royong
dalam kehidupan masyarakat telah menumbuhkan adat bermusyawarah untuk mufakat
dalam memutuskan masalah bersama. Sedangkan perwujudan sila keadilan sosial
adalah sebagai wujud dari berdirinya kerajaan beberapa abad yang tentunya
ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Pembahasan pada sub bagian ini meliputi proses perumusan
pancasila dan UUD 1945, proklamasi kemerdekaan dan maknanya, dan proses
pengesahan pancasila dasar negara dan UUD 1945.
Proses perumusan
pancasila dan UUD 1945
Sebagai tindak lanjut dari janji jepang, maka tanggal 1
Maret 1945 jepang mengumumkan akan dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Badan Penyelidik), dalam Bahasa jepang disebut
Dokuritu Zyunbi Tyoosakai. Badan penyelidik ini kemudian dibentuk tanggal 29
April 1945 dengan susuan keanggotaanya, adalah sebagai berikut. Dengan adanya
Badan Penyelidik ini, bangsa indonesia dapat secara legal mempersiapkan
kemerdekaannya, untuk merumuskan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai
negara merdeka. Pada tanggal 29 mei 1945, badan penyelidik mengadakan sidangnya
yang pertama. Beberapa tokoh berbicara dalam sidang tersebut.
Muhammad Yamin (29
Mei 1945)
Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muh. Yamin mendapat kesempatan
pertama mengemukakan pidatonya di hadapan sidang lengkap Badan penyelidik yang
pertama. Pidatonya berisikan lima asas dasar untuk negara indonesia merdeka
yang diidam-idamkan, yaitu sebagai berikut.
Kesejahteraan
rakyat.
Setelah berpidato beliau menyampaikan usul tertulis mengenai
Racangan UUD Republik Indonesia. Di dalam pembukaan dari rancangan itu
tercantum perumusan lima asas dasar negara yang berbunyi sebagai berikut.
Ketuhanan Yang
Maha Esa.
Kebangsaan
persatuan Indonesia.
Rasa kemanusiaan
yang adil dan beradab.
Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat indonesia.
Perlu dicatat, bahwa usul lima asas dasar negara yang
dikemukakan oleh Mr. Muh. Yamin secara lisan dan yang dikemukakan secara
tertulis terdapat perbedaan, hal itu sebagai bukti sejarah.
Soekarno (1 Juni
1945)
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan
pidatonya di hadapan siding hari ketiga Badan penyelidik. Dalam pidatonya
diusulkan lima hal untuk menjadi dasar-dasar negara merdeka, dengan rumusannnya
sebagai berikut.
Kebangsaan
indonesia.
Intenasionalisme
(Perikemanusiaan).
Mufakat
(Demokrasi).
Kesejahteraan
sosial.
Ketuhanan yang
berkebudayaan.
Untuk lima dasar negara itu, beliau usulkan pula agar diberi
nama Pancasila, yang menurut beliau diusulkan oleh kawan beliau seorang ahli
bahasa. Lima prinsip sebagai dasar negara itu selanjutnya dapat diperas menjadi
Tri Sila yaitu, (1) sosionasionalisme (kebangsaan), (2) sosio demokrasi
(mufakat), dan (3) ketuhanan. Kemudian Tri Sila dapat diperas lagi menjadi Eka
Sila yang berinti gotong-royong.
Proklamasi
kemerdekaan dan maknanya
Pada tanggal 9 Agustus 1945, terbentuklah Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang disebut dalam bahasa jepang dokuritu zyunbi
linkai. Ir. Soekarno diangkat sebagai ketua dan wakilnya Drs. Moh. Hatta.
Tetapi kemudian mempunyai kedudukan dan fungsi yang penting, yaitu sebagai
berikut.
Mewakili seluruh
bangsa indonesia.
Sebagai pembentuk
negara.
Menurut teori
hokum, badan ini mempunyai wewenang meletakkan dasar negara (pokok kaidah
negara fundamental).
Pada tanggal 14 Agustus 1945, jepang menyerah kalah kepada
sekutu. Pada saat itu terjadilah kekosongan kekuasaan di indonesia. Inggris
diserahi oleh sekutu untuk memelihara keamanan di Asia Tenggara, termasuk
indonesia. Situasi kekosongan itu tidak disia-siakan oleh bangsa indonesia.
Pemimpin-pemimpin bangsa, terutama pada pemudanya, segera menanggapi situasi
ini dengan mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diselenggarakan
oleh PPKI sebagai wakil bangsa indonesia. Naskah proklamasi ditandatangani oleh
Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa indonesia, bertanggal 17
Agustus 1945. Berdasarkan kenyataan sejarah tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kemerdekaan indonesia bukanlah hadiah dari jepang, melainkan sebagai
suatu perjuangan dari kekuatan sendiri. Proklamasi kemerdekaan negara republik
indonesia tanggal 17 Agustus 1945 mempunyai makna yang sangat penting bagi
bangsa dan negara indonesia, yaitu sebagai berikut.
Proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai titik puncak perjuangan bangsa Indonesia.
Kemerdekaan indonesia merupakan buah perjuangan bangsa indonesia melawan penjajahan
secara bertahap-tahap. Pertama, perlawanan terhadap penjajahan barat sebelum
tahun 1908. Kedua, perjuangan dengan menggunakan organisasi. Ketiga, perlawanan
dengan melahirkan rasa nasionalisme. Keempat, perjuangan melalui taktik
kooperasi dan nonkooperasi. Kelima, perlawanan bangsa menentang penjajahan
sampai kepada puncak, yaitu Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai sumber lahirnya Republik Indonesia.
Proklamasi bermakna bahwa bangsa indonesia yang selama berabad-abad dijajah
telah berhasil melepaskan diri dari belenggu penjajahan dan sekaligus membentuk
perubahan baru, yaitu negara Republik Indonesia, dengan membawa dua akibat.
Pertama, lahirlah tata hukum indonesia sekaligus dihapusnya tata hukum
colonial. Kedua, merupakan sumber hukum bagi pembentukan negara kesatuan
Republik Indonesia.
Proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan norma pertama dari tata hukum Indonesia.
Dengan dinyatakan kemerdekaan bangsa indonesia dilihat dari segi hukum berarti
bangsa indonesia telah memutuskan ikatan dengan tata hukum sebelumnya. Dengan
demikian, bangsa indonesia saat ini telah mendirikan tata hukum yang baru,
yaitu tata hukum indonesia yang ditentukan dan dilaksanakan sendiri oleh bangsa
indonesia. Proklamasi kemerdekaan merupakan perwujudan formal dari salah satu
revolusi bangsa indonesia untuk menyatakan, baik kepada diri sendiri maupun
kepada dunia luar (internasional).
Perjuangan bangsa indo melewati sistem penjajah
Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda. Bangsa Eropa mulai
mencari barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti buah-buahan,
rempah-rempah, wol, porselin , dan lain-lain dari negara-negara di luar Eropa.
Indonesia, terkenal sebagai tempat penghasil rempah-rempah. Rempah- rempah yang
dihasilkan bangsa Indonesia digunakan sebagai bahan obat-obatan, penyedap
makanan, dan pengawet makanan. Maka, berlomba-lombalah Bangsa Eropa untuk
mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia.
Pada 22 Januari 1596 Belanda pertama kali mendarat di Banten
di bawah pimpinan Cornelis de Hautman. Pada awalnya, kedatangan Bangsa Belanda
disambut baik oleh Sultan Banten. Kegiatan perdagangan menjadi ramai. Namun,
hal itu tidak berlangsung lama. Bangsa Belanda berubah menjadi serakah dan
kasar akhirnya diusir oleh Raja Banten.
Pada tahun 1598 Belanda datang kembali dengan sikap yang
lebih baik. Belanda dapat diterima kembali di Indonesia. Banyak pedagang
Belanda datang ke Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan dagang
dan pertikaian di antara mereka. Akibatnya, harga rempah-rempah tidak
terkendali. Pada 20 Maret 1602 dibentuk Perkumpulan Dagang Hindia Timur atau
Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Tujuan didirikannya VOC adalah :
Menghilangkan
persaingan yang merugikan pedagang Belanda
Menyatukan tenaga
untuk menghadapi saingan dari bangsa portugis dan pedagang lain di Indonesia
Mencari keuntungan
sebesar-besarnya untuk membiayai perang
Akan tetapi, lama-kelamaan VOC berusaha menguasai
perdagangan (monopoli). Untuk mewujudkan maksud itu Pemerintah Belanda
memberikan hak-hak istimewa kepada VOC, yaitu :
Membuat perjanjian
dengan raja setempat
Menyatakan perang
dan membuat perdamaian
Membuat senjata
dan mendirikan benteng
Mencetak uang
Mengangkat dan
menghentikan pegawai
Di Maluku VOC melakukan Pelayaran Hongi (patroli laut) untuk
mengawasi rakyat Maluku agar tidak menjual rempah-rempah mereka kepada pedagang
lain. VOC berhasil merebut Maluku dari Portugis. Tahun 1605 Belanda merebut
Benteng Portugis di Ambon. Pusat perdagangan Ambon, Banda, dan Jayakarta
direbut Belanda pada masa Gubernur Jenderal J.P. Coen. Ia mengganti nama
Jayakarta menjadi Batavia.
VOC mampu berdiri dalam waktu yang sangat lama. Pada Tanggal
31 Desember 1799, VOC dibubarkan. VOC dibubarkan karena sebab-sebab berikut
ini.
Pejabat-pejabat
VOC melakukan korupsi dan hidup mewah.
VOC menanggung
biaya perang yang sangat besar.
Kalah bersaing
dengan pedagang Inggris dan Prancis.
Para pegawai VOC
melakukan perdagangan gelap.
Daendels
Pada tanggal 1 Januari 1800, kekuasaan VOC di Indonesia
digantikan langsung oleh pemerintah Kerajaan Belanda. Pada tahun 1806, Napoleon
Bonaparte berhasil menaklukkan Belanda. Napoleon mengubah bentuk negara Belanda
dari kerajaan menjadi republik. Napoleon ingin memberantas penyelewengan dan
korupsi serta mempertahankan Pulau Jawa dari Inggris. Ia mengangkat Herman
Willem Daendels menjadi Gubernur Jenderal di Batavia. Untuk menahan serangan
Inggris, Daendels (1808-1811) melakukan tiga hal, yaitu:
(1) menambah jumlah prajurit, (2) membangun pabrik senjata,
kapal-kapal baru, dan pos-pos pertahanan, (3) membangun jalan raya Jalan Raya
Anyer-Panarukan yang panjangnya sekitar 1.000 km. Daendels memberlakukan kerja
paksa tanpa upah untuk membangun jalan. Kerja paksa ini dikenal dengan nama
kerja rodi.
Pada tahun 1811, Daendels dipanggil ke Belanda. Ia
digantikan oleh Gubernur Jenderal Janssens. Saat itu pasukan Inggris berhasil
mengalahkan Belanda di daerah Tuntang, dekat Salatiga, Jawa Tengah. Pada 18
September 1811 Janssens dipaksa menandatangani perjanjian Tuntang yang berisi :
Seluruh wilayah
jajahan Belanda di Indonesia diserahkan kepada Inggris.
Adanya sistem
pajak/sewa tanah.
Sistem kerja rodi
dihapuskan.
Diberlakukan
sistem perbudakan
Inggris berkuasa di Indonesia selama lima tahun (1811-1816).
Pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jenderal
di Indonesia. Pemerintah memberlakukan sistem sewa tanah yang dikenal dengan
nama landrente.Pada tahun 1816, Inggris menyerahkan wilayah Indonesia kepada
Belanda. Pemerintah Belanda menunjuk Van Der Capellen sebagai gubernur
jenderal. Van Der Capellen mempertahankan monopoli perdagangan yang telah
dimulai oleh VOC dan tetap memberlakukan kerja paksa.
Pada tahun 1830, Van Der Capellen diganti Van Den Bosch.
Bosch memberlakukan tanam paksa atau cultuur stelsel untuk mengisi kas
pemerintah yang kosong. Van Den Bosch membuat aturan-aturan untuk tanam paksa
sebagai berikut:
Rakyat wajib
menyediakan 1/5 dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran
Eropa.
Tanah yang dipakai
untuk tanamam paksa bebas dari pajak.
Hasil tanaman
diserahkan kepada Belanda.
Pekerjaan untuk
tanam paksa tidak melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi.
Kerusakan-kerusakan
yang tidak dapat dicegah oleh petani menjadi tanggungan Belanda.
Rakyat Indonesia
yang bukan petani harus bekerja 66 hari tiap tahun bagi pemerintah Hindia
Belanda.
Ada orang Belanda yang peduli terhadap nasib rakyat
Indonesia. Dia adalah Douwes Dekker. Ia mengecam tanam paksa melalui bukunya
yang berjudul Max Havelaar, dengan nama samaran Multatuli. Max Havelaar
menceritakan penderitaan bangsa Indonesia sewaktu dilaksanakan tanam paksa. Max
Havelaar menggegerkan seluruh warga Belanda. Timbul perdebatan hebat tentang
tanam paksa di negeri Belanda. Akhirnya, Parlemen Belanda memutuskan untuk
menghapus tanam paksa secepatnya.
Perlawanan Menantang Penjajahan Belanda
1. Perlawanan Rakyat
Mataram
Pada tahun 1628 dan 1629, Mataram melancarkan serangan
besar-besaran terhadap VOC di Batavia. Sultan Agung mengirimkan ribuan prajurit
untuk menggempur Batavia dari darat dan laut. Tahun 1628 perlawanan mengalami
kegagalan karena kurangnya persediaan makanan,
1629 berhasil menghancurkan benteng Hollandia
2. Perlawanan Rakyat Makasar
Di Sulawesi Selatan VOC mendapat perlawanan dari rakyat
Indonesia di bawah pimpinan Sultan Hassanuddin. Namun Sultan Hassanudin dapat
dikalahkan VOC dengan politik adu dombanya antara Sultan Hassanudin dengan Aru
Palaka Perlawanan terhadap VOC di Pasuruan Jawa Timur dipimpin oleh Untung
Suropati.
3. Perlawanan Rakyat Banten
Sultan Ageng Tirtayasa mengobarkan perlawanan di daerah
Banten. Namun mengalami kegagalan karena VOC menerapkan politik adu domba
(devide et impera) antara Sultan Ageng Tirtayasa dan putranya Sultan Haji.
Sultan Haji yang dibantu VOC mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa
4. Perlawanan Rakyat Maluku
Tahun 1816 VOC datang dan menguasai Maluku. Dipimpin oleh
Thomas Matulessi (Kapten Pattimura), rakyat Maluku melakukan perlawanan pada
tahun 1817. Pattimura dibantu oleh Anthony Ribok, Philip Latumahina, Ulupaha,
Paulus Tiahahu, dan seorang pejuang wanita Christina Martha Tiahahu. Pada
tanggal 16 Desember 1817, Pattimura dihukum gantung di depan Benteng Victoria
di Ambon.
5. Perang Padri (1821-1837)
Perang Padri bermula dari pertentangan antara kaum adat dan
kaum agama (kaumPadri). Kaum Padri ingin memurnikan pelaksanaan agama Islam.
Gerakan Padri itu ditentang oleh kaum adat. Kaum adat minta bantuan kepada
Belanda dengan imbalan sebagian wilayah Minangkabau. Pasukan Padri dipimpin
oleh Datuk Bandaro. Setelah beliau wafat diganti oleh Tuanku Imam Bonjol.
Pasukan Padri dengan taktik perang gerilya, berhasil mengacaukan pasukan
Belanda. Pada tahun 1825 terjadi gencatan senjata. Belanda mengakui beberapa
wilayah sebagai daerah kaum Padri. Tahun 1830 kaum adat mulai banyak membantu
kaum Padri karena tidak menyukai kesewenangan Belanda. Tahun 1833 terjadi
pertempuran hebat di daerah Agam, Belanda mengepung pasukan Bonjol. Namun
pasukan Padri dapat bertahan sampai dengan tahun 1837. Pada tanggal 25 Oktober
1837, benteng Imam Bonjol dapat diterobos. Beliau tertangkap dan diasingkan di
Cianjur kemudian dipindahkan ke Minahasa hingga wafat
6. Perang Diponegoro (1825-1830)
Perang Diponegoro berawal dari kekecewaan Pangeran
Diponegoro atas campur tangan Belanda terhadap istana dan tanah tumpah
darahnya. Kekecewaan itu memuncak ketika Patih Danureja atas perintah Belanda
memasang tonggak-tonggak untuk membuat rel kereta api melewati makam
leluhurnya. Dipimpin Pangeran Diponegoro, rakyat Tegalrejo menyatakan perang
melawan Belanda tanggal 20 Juli 1825. Diponegoro dibantu oleh Pangeran
Mangkubumi sebagai penasehat, Pangeran Ngabehi Jayakusuma sebagai panglima, dan
Sentot Ali Basyah Prawiradirja sebagai panglima perang. Kyai Mojo dari
Surakarta mengobarkan Perang Sabil. Antara tahun 1825-1826 pasukan Diponegoro
mampu mendesak pasukan Belanda. Pada tahun 1827, Belanda mendatangkan bantuan
dari Sumatra dan Sulawesi. Jenderal De Kock menerapkan taktik perang benteng
stelsel. Taktik ini berhasil mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro. Dalam
perundingan yang diadakan tanggal 28 Maret 1830 di Magelang, Pangeran
Diponegoro ditangkap Belanda. Beliau diasingkan dan meninggal di Makassar.
7. Perang Banjarmasin
Penyebab perang Banjarmasin adalah Belanda melakukan
monopoli perdagangan dan mencampuri urusan kerajaan. Perang Banjarmasin
dipimpin oleh Pangeran Antasari. Beliau didukung oleh Pangeran Hidayatullah.
Pada tahun 1862 Hidayatullah ditahan Belanda dan dibuang ke Cianjur. Pangeran
Antasari diangkat rakyat menjadi Sultan. Pangeran Antasari berusaha
mempertahankan wilayah Banjar dengan cara membakar stiap kapal Belanda yang
masuk wilayah Banjar. Tahun 1863 Belanda melancarkan serangan ke seluruh
wilayah Banjar hingga akhirnya Pangeran Antasari gugur.
8. Perang Bali (1846-1868)
Penyebab Perang Bali adalah pihak Belanda menolak hak Tawan
Karang yang diterapkan Kerajaan Buleleng. Belanda melakukan tiga kali
penyerangan, yaitu pada tahun 1846, 1848, dan 1849. Setelah Buleleng dapat
ditaklukkan, rakyat Bali mengadakan perang puputan, yaitu berperang sampai
titik darah terakhir. Di antaranya : (1) Perang Puputan Badung (1906),(2)
Perang Puputan Kusumba (1908), (3) Perang Puputan Klungkung (1908). Salah satu
pemimpin perlawanan rakyat Bali yang terkenal adalah Raja Buleleng dibantu oleh
Gusti Ketut Jelantik.
9. Perang Rakyat
tapanuli
Tahun 1873 Belanda memasuki wilayah Tapanuli dengan alas an
memadamkan aktivitas pejuang Padri dan Aceh. Tahun 1878, Belanda menyerang
Tapanuli. Perang Tapanuli diawali dengan operasi militer yang dilakukan oleh
Jendral Van Daelen di pedalaman Aceh Tahun 1903-1904. Pada tahun 1904 Belanda
kembali menyerangtanah Gayo. Pada saat itu Belanda juga menyerang daerah Danau
Toba. Pada tahun 1907, pasukan Belanda menyerang kubu pertahanan pasukan
Sisingamangaraja XII di Pakpak. Sisingamangaraja gugur dalam penyerangan itu.
Jenazahnya dimakamkan di Tarutung, kemudian dipindahkan ke Balige.
10. Perang Aceh
Tahun 1873 Belanda melakukan serangan ke Aceh. Rakyat Aceh
mengadakan perlawanan di bawah pemimpin-pemimpin Aceh antara lain Panglima
Polim, Teuku Cik Ditiro, Teuku Ibrahim, Teuku Umar, dan Cut Nyak Dien. Tahun
1879 Belanda dapat menguasai Aceh. Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronje untuk
mempelajari sistem kemasyarakatan penduduk Aceh. Dari penelitian yang
dibuatnya, Hurgronje menyimpulkan bahwa kekuatan Aceh terletak pada peran para
ulama. Penemuannya dijadikan dasar untuk membuat siasat perang yang baru.
Belanda membentuk pasukan gerak cepat (Marchose) untuk mengejar dan menumpas
gerilyawan Aceh. Dengan pasukan marchose Belanda berhasil mematahkan serangan
gerilya rakyat Aceh. Tahun 1899, Teuku Umar gugur dalam pertempuran di
Meulaboh. Pasukan Cut Nyak Dien yang menyingkir ke hutan dan mengadakan
perlawanan juga dapat dilumpuhkan
Penjajahan Jepang
Dalam Perang Dunia II (1939-1945), Jepang bergabung dengan
Jerman dan Italia melawan Sekutu. Sekutu terdiri dari Amerika, Inggris,
Belanda, dan Perancis. Pada tanggal 8 Desember 1941 pasukan Jepang menyerang
pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour (Hawai). Terjadilah Perang
Pasifik atau Perang Asia Timur Raya. Dalam waktu singkat, pasukan Jepang
menyerbu dan menduduki Filipina, Myanmar, Malaya, Singapura, dan Indonesia.
Ada beberapa alasan Jepang menduduki Indonesia, antara lain
sebagai berikut.
Indonesia kaya
akan bahan-bahan mentah, seperti minyak bumi dan batu bara.
Wilayah Indonesia
menghasilkan banyak produksi pertanian yang dibutuhkan tentara Jepang dalam
peperangan.
Indonesia memiliki
tenaga manusia dalam jumlah besar yang diperlukan untuk membantu perang Jepang.
Pada Januari 1942 Jepang memasuki wilayah Indonesia. Tanggal
1 Maret 1942 pasukan Jepang berhasil mendarat di tiga tempat secara serempak di
Pulau Jawa, yaitu di Teluk Banten, Eretan Wetan (Pantura), dan Pasuruan (Jawa
Timur). Tanggal 5 Maret 1942 pasukan Jepang sudah berhasil menguasai Batavia.
Tanggal 8 Maret 1942 Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda Letjen Ter Poorten
atas nama Angkatan Perang Sekutu menyerah tanpa syarat kepada Angkatan Perang
Jepang yang dipimpin Letjen Hithoshi Imamura.
Upacara serah terima ditandatangani di Kalijati, Subang,
Jawa Barat. Setelah menduduki Indonesia, Jepang berusaha menarik simpati rakyat
Indonesia. Ada tiga hal yang dilakukan Jepang, yaitu:
mengijinkan
mengibarkan bendera Merah Putih;
mengijinkan rakyat
Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya;
larangan
menggunakan bahasa Belanda dalam pergaulan sehari-hari.
Bahasa pergaulan
sehari-hari diganti dengan bahasa Indonesia.
Untuk memikat hati rakyat, Jepang membuat propaganda tiga A.
Propaganda yang dilancarkan Jepang itu berisi: Jepang pemimpin Asia, Jepang
pelindung Asia, Jepang cahaya Asia.
Penderitaan rakyat pada masa pendudukan Jepang
Penderitaan rakyat Indonesia selama masa penjajahan Jepang
antara lain sebagai berikut:
1. Jepang merampas hasil pertanian rakyat, seperti padi dan
jagung untuk persediaan
makanan pasukan
Jepang.
2. Pemerintah Jepang sangat ketat melakukan pengawasan
terhadap pemberitaan. Media
masa disegel.
3. Jepang juga memanfaatkan rakyat Indonesia untuk diperas
tenaganya bagi keperluan
Jepang. Para
pekerja paksa pada zaman Jepang disebut romusha.
Selain romusha,
banyak barisan dibentuk untuk kepentingan Jepang, seperti:
(1) Seinendan
(barisan pemuda),
(2) Keibodan
(Barisan Pembantu Polisi)
(3) Fujinkai
(Barisan Wanita)
(4) Suishintai
(Barisan Pelopor)
(5) Jibakutai
(Barisan Berani Mati),
(6) Gakutotai
(Barisan Pelajar),
(7) Peta (Pembela
Tanah Air)
Banyak wanita Indonesia yang terpaksa melayani nafsu bejat
pasukan Jepang. Tanggal 16 April 1943 Jepang mendirikan Pusat tenaga Rakyat
(PUTERA) sebagai ganti Gerakan 3A yang dibubarkan pada November 1942. Jepang mengangkat
tokoh-tokoh bangsa Indonesia sebagai pimpinan PUTERA, yaitu : Ir. Soekarno,
Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mas Mansyur yang dikenal dengan
sebutan 4 serangkai. Tanggal 3 Oktober 1943 dibentuklah tentara Pembela Tanah
Air (PETA). Anggota Peta berasal dari putra-putri Indonesian yang mendapat
pelatihan militer dari Jepang. Tujuan pembentukan Peta adalah mempertahankan
tanah air Indonesia dari serangan sekutu. Tanggal April 1943 dibentuk Heiho
yang dibentuk dari pemuuda-pemudi Indonesia untuk membantu Jepang menghadapi
serangan tentara Sekutu
Perlawanan menentang Penjajahan Jepang
1. Perlawanan rakyat Aceh di Cot Plieng tahun 1942
Perlawanan ini
dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Perlawanan rakyat Aceh juga terjadi di
Mereudu pada tahun
1944.
2.Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat
Jepang memaksa
petani di Kaplongan untuk menyerahkan sebagian hasil buminya. Petani
marah. Terjadilah
perlawanan terhadap pasukan Jepang.
3.Perlawanan di Lohbener, Jawa Barat
Petani di Lohbener
menolak memberikan hasil panen padi kepada Jepang. Terjadilah
peperangan
terhadap pasukan Jepang yang dipimpin oleh H. Madriyas.
4.Perlawanan di Pontianak, Kalimantan Barat
Penduduk dipaksa
untuk membuat pelabuhan dan lapangan terbang. Para pemimpin
sepakat untuk
menyerang Jepang. Perlawanan terjadi pada tanggal 16 Oktober 1943.
Mereka ditangkap
dan dibunuh.
5. Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap
Perlawanan Peta
Gumilir, Cilacap terjadi pada bulan Juni 1945. Perlawanan ini dipimpin
oleh Kusaeri,
komandan regu Peta di Cilacap. Kusaeri menyerah tetapi tidak dijatuhi
hukuman. Sudirman
berhasil menolong dan membebaskannya.
6.Perlawanan di Singaparna, Jawa Barat
Perlawanan
Singaparna dipimpin oleh Kiai Haji Zainal Mustafa. Beliau menolak seikeirei
(membungkukkan
badan kepada Kai-sar Jepang Tenno Heika) dan menentang romusha.
Beliau memandang
hal itu bertentangan dengan ajaran Islam.
7. Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur
Tentara Peta di
Blitar memberontak di bawah pimpinan Shodanco F.X. Supriyadi. Namun
Jepang dapat
mematahkan perlawanan ini. Supriyadi dan teman-temanya ditangkap oleh
tentara Jepang
2.
Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Sistem Penjajahan
Desember 30, 2013 by agustiannnn in Pancasila
Kesuburan Indonesia dengan hasil buminya yang melimpah,
terutama rempah-rempah yang sangat dibutuhkan oleh negara-negara di luar
Indonesia, menyebabkan bangsa Asing masuk ke Indonesia. Bangsa Barat yang
membutuhkan rempah-rempah itu mulai memasuki Indonesia, yaitu Portugis,
Spanyol, Inggris dan Belanda. Kemasukan bangsa Barat seiring dengan keruntuhan
Majapahit sebagai akibat perselisihan dan perang saudara, yang berarti
nilai-nilai nasionalisme sudah ditinggalkan, walaupun abad ke XVI agama Islam berkembang dengan
pesat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam, seperti Samudra Pasai dan Demak, nampaknya tidak
mampu membendung tekanan Barat memasuki Indonesia. Bangsa-bangsa Barat
berlomba-lomba memperebutkan kemakmuran bumi Indonesia ini. Maka sejak itu
mulailah lembaran hitam sejarah Indonesia dengan penjajahan Barat, khususnya
Belanda. Masa pejajahan Belanda itu
dijadikan tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai
cita-citanya, sebab pada zaman penjajahan ini apa yang telah dicapai oleh
bangsa Indonesia pada zaman Sriwijaya dan Majapahit menjadi hilang. Kedaulatan
negara hilang, persatuan dihancurkan, kemakmuran lenyap, wilayah dinjak-injak
oleh penjajah.
Perjuangan Sebelum
Abad ke XX
Penjajahan Barat yang memusnahkan kemakmuran bangsa
Indonesia itu tidak dibiarkan begitu saja oleh segenab Bangsa Indonesia. Sejak
semula imprialis itu menjejakkan kakinya di Indonesia, di mana-mana bangsa
Indonesia melawannya dengan semangat patriotik melalui perlawanan secara fisik.
Kita mengenal nama-nama Pahlawan Bangsa yang berjuang dengan
gigih melawan penjajah. Pada abad ke XVII dan XVIII perlawanan terhadap
penjajah digerakkan oleh pahlawan Sultan Agung (Mataram 1645), Sultan Ageng
Tirta Yasa dan Ki Tapa (Banten 1650), Hasanuddin Makasar 1660), Iskandar Muda
Aceh 1635) Untung Surapati dan Trunojoyo (Jawa Timur 1670), Ibnu Iskandar
(Minangkabau 1680) dan lain-lain.
Pada permulaan abad ke XIX penjajah Belanda mengubah sistem
kolonialismenya yang semula berbentuk perseroan dagang partikelir yang bernama
VOC berganti dengan Badan Pemerintahan resmi yaitu Pemerintahan Hindia Belanda.
Semula pernah terjadi pergeseran Pemerintahan penjajahan dari Hindia Belanda
kepada Inggris, tetapi tidak berjalan lama dan segera kembali kepada Belanda
lagi. Dalam usaha memperkuat kolonialismenya Belanda menghadapi perlawanan
bangsa Indonesia yang dipimpin oleh Patimura (1817), Imam Bonjol di Minangkabau
(1822-1837), Diponogoro di Mataram
(1825-1830), Badaruddin di Palembang (1817), Pangeran Antasari di Kalimantan
(1860) Jelantik di Bali (1850), Anang Agung Made di Lombok (1895) Teuku Umar,
Teuku Cik Di Tiro, Cut Nya’Din di Aceh (1873-1904), Si Singamangaraja di Batak
(1900).
Pada Hakikatnya perlawanan terhadap Belanda itu terjadi hampir setiap daerah di Indonesia. Akan
tetapi perlawanan-perlawanan secara
fisik terjadi secara sendiri-sendiri di setiap daerah. Tidak adanya persatuan
serta koordinasi dalam melakukan
perlawanan sehingga tidak berhasilnya bangsa Indonesia mengusir kolonialis,
sebaliknya semakin memperkukuh kedudukan penjajah. Hal ini membuktikan betapa
pentingnya rasa persatuan (nasionalisme) dalam menghadapi penjajahan.
Perjuangan mempertahankan nkri
1. AKU PEJANTAN
TANGGUH JUGA PEJUANG TANGGUH. BETUL BETUL BETULPERJUANGAN MEMPERTAHANKANKEMERDEKAAN
INDONESIA/NKRI
2. Pengambil
alihan tentara Laksamana Jepang Lord Louis Mountbatten Allied Forces
Netherlands East Indies (AFNEI) dipimpin LetJend Sir Philip Christison1.
Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang.2. Membebaskan para tawanan
perang dan interniran Sekutu.3. Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk
dipulangkan ke Jepang.4. Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk
kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil.5. Menghimpun keterangan tentang
penjahat perang dan menuntut penjahat perang.
3. Mengapa terjadi
pertempuranSekutu ( AFNEI ) mendarat di Belanda memboncengi Indonesia tuk
lucuti tentara dan mempersenjatai KNIL Jepang dan membebaskan tahanan perang
Profokasi padahal Indonesia sudah merdeka Terjadi pertempuran diberbagai daerah
4. Pertempuran
mempertahankan Kemerdekaan Pertempuran 5 hari di Semarang Insiden Bendera di
Terjadi akibat tentara Jepang menolak Surabaya dipekerjakan utk mengubah pabrik
Terjadi karena gula menjadi pabrik senjata, mereka pengibaran menyeerang polisi
Indonesia 15 bendera Belanda Oktokber 45 di Simpang 5 ) reda setelah gub
wangsonegoro gdn pim TKR dan pihak Jepang berunding.tentara Jepang dilucuti
sekutu (Brigadir Jenderal Bethel) Pertempuran di SurabayaDiawali sejak
kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25 Oktober1945 yang dipimpin oleh Brigjen
A.W.S. Mallaby. 30 Oktober 1945terjadi pertempuran yang hebat di Gedung Bank
Internatio diJembatan Merah. Pertempuran itu menewaskan Brigjen Mallabypasukan
sekutu mengultimatum agar tentara Indonesiamenyerahkan diri . Gubernur Suryo
menolak ultimatum Inggris,terjadi pertempuran yg dipimpin Bung Tomo
5. Pertempuran
Ambarawa Terjadi akibat pelucutan internier Belanda di Magelang dan Ambarawa,
TKR di Pim Mayor Sumarto, dlm pertempuran ini letkol Isdiman meninggal dan di
ganti Letkol Soedirman. Dalam peristiwa ini Ambarawa berhasil dikuasai 4 hari 4
malam dan pasukan sekutu lari ke Semarang Pertempuran Medan AreaTeerjadi akibat
pembersihan terhadap unsur unsur RI dan memasangpamplet bertuliskan Fixed
Boundaries Medan Area (Batas Resmi wilayahMedan) di seluruh wil Medan, kejadian
ini membuat marah BangsaIndonesia. Pasukan Sekutu dipim Brigjen T.E.D. Kelly,
Pemuda Indonesiadipim Achmad Tahir ( 13 Okto 1945 ) Peristiwa Merah Putih di
Manado Terjadi akibat tentara NICA yg bertindak sewenang wenang thp rakyat, PPI
( Pasukan Pemuda Indonesia ) menyerang makas NICA di teling. Para pemuda
merobek bendera merah putih biru emnjadi merah putih dan dikibarkan di markas
Belanda di Teling. Pada tanggal 16 Februari 1946, pemerintah sipil terbentuk.
Pemerintahan sipil itu dipimpin oleh B. W. Lapian sebagai residen.
6. Bandung Lautan
Api Terjadi karena adanya ultimatum Belanda agar TRI mengosongkan wil Bandung
utara selambat lambatnya 21 November 1945, kemudian keluar ultimatum 2 tgl 23
Maret 1946, sebelum meninggalkan Bandung tentara TRI membumi hanguskan Kota
Bandung Puputan Margarana Terjadi karena keinginan Belanda utk membentu Negara
Indonesia timur namun I Gusti Ngurah Rai menolak bahkan mengadakan perlawanan
di Margarana ( 18 November 1946 ). Dalam pertempuran ini I Gusti Ngusti ngurah
Ray mengintruksikan utk mendakan perlawanan habis habisan ( Puputan ) di
Mrgarana. Serangan umum 1 Maret 1949Terjadi karena keinginan Belanda utk
menjajah Indonesia dgnmenangkap dan menunjukan pd Dunia bahwa pemerintah RI
telahdihancurkan dan TNI tdk memiliki kekuatan lagi. Pimpinan seranganumum i
Maret adalah letkol Soeharto. Dalam serangan ini, TNI memakaisistem wehrkreise.
7. Berikut ini
tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949.a. Ke dalam1) Mendukung perjuangan yang
dilakukan secara diplomasi.2) Meninggikan moral rakyat dan TNI yang sedang
bergerilya.b. Ke luar1) Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa
TNImempunyai kekuatan untuk mengadakan ofensif.2) Mematahkan moral pasukan
Belanda.
8. Perjuangan
Diplomatikbeberapa keputusan PerundinganLinggarjati.a. Belanda mengakui secara
de facto Republik Indonesia meliputi Jawa, Madura, dan Sumatra.b. Republik
Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat,
dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah
Republik Indonesia.c. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni
Indonesia Belanda dengan RatuBelanda sebagai ketuanya Belanda melanggar
perjanjian ini dgn melakukan Agresi Militer I ( 21 Juli 1947 )
9. tanggal 4
Agustus 1947, PBB mengeluarkan perintahpenghentian tembak menembak. Untuk
mengawasigencatan senjata,PBB membentuk Komisi Tiga Negara(KTN). Anggota KTN
ada tiga negara yaitu:a. Belgia (dipilih oleh Belanda) dipimpin oleh Paul van
Zeeland;b. Australia (dipilih oleh Indonesia) dipimpin oleh Richard Kirby;danc.
Amerika Serikat (dipilih oleh Indonesia dan Belanda) dipimpin Dr. Frank
Graham.Tugas utama KTN adalah mengawasi secara langsungpenghentian
tembak-menembak sesuai dengan ResolusiDewan Keamanan PBB. KTN berhasil
mempertemukanIndonesia dengan Belanda dalam Perjanjian Renville
10. Perundingan
Renville dilaksanakan di atas Geladak KapalRenville milik Amerika Serikat
tanggal 17 Januari 1948.Pemerintah Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri
AmirSyarifuddin. Sedangkan Belanda diwakili oleh Abdul
KadirWidjojoatmodjo.Hasil perundingan tersebutadalah:a. wilayah Indonesia
diakui berdasarkan garis demarkasi (garis van Mook),b. Belanda tetap berdaulat atas seluruh
wilayah Indonesia sampai Republik Indonesia Serikat terbentuk,c. kedudukan RIS
dan Belanda sejajar dalam Uni Indonesia-Belanda,d. RI merupakan bagian dari
RIS, dane. pasukan RI yang berada di daerah kantong harus ditarik ke daerah
RI.Belanda melanggar perjanjian Renville dgn melakukan Agresi Militer II 19
desember 1948
11. Dalam agresi
militer II Belanda berhasil menangkap paratokoh RI, mengusai Yogyakarta dan
mencerai beraikanTNI, tetapi Ir Soekarto Memerintahkan kepada memberikanmandat
melalui radiogram kepada Menteri KemakmuranMr. Syafruddin Prawiranegara untuk
membentukPemerintahan Darurat Republik Indonesia(PDRI) di Bukittinggi, Sumatra
Barat. PDRI mampumemberiinstruksi kepada delegasi Indonesia di forum PBB
untukmenerima penghentian tembak-menembak dan bersediaberunding dengan Belanda.
Hal ini dilakukan dalamrangka menarik simpati dunia internasional. Selain
ituuntukmenunjukkan kepada dunia internasional bahwapemerintahan RI masih terus
berjalan meskipun parapemimpin politik ditawan oleh Belanda.
12. Konferensi
Asia di New DelhiDi selenggarakan pada tanggal 20 - 25 Januari 1949.
Dalamkonferensi tersebut hadir 19 negara termasuk utusan dari Mesir,Italia, dan
New Zealand. Wakil-wakil dari Indonesia Mr. UtoyoRamelan, Sumitro
Djoyohadikusumo, H. Rosyidi, dan lain-lain.Hasil konferensi meliputi:a.
pengembalian Pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta,b. pembentukan
pemerintahan ad interim sebelum tanggal 15Maret 1949,c. penarikan tentara
Belanda dari seluruh wilayah Indonesia, dand. penyerahan kedaulatan kepada
Pemerintah Indonesia Serikat paling lambat tanggal 1 Januari 1950.Menanggapi
rekomendasi Konferensi New Delhi, DewanKeamanan PBB mengeluarkan sebuah
resolusi tanggal 28 Januari1949 yang isinya:a. penghentian operasi militer dan
gerilya,b. pembebasan tahanan politik Indonesia oleh Belanda,c. pemerintah RI
kembali ke Yogyakarta, dand. akan diadakan perundingan secepatnya.
13. Dampak
Konferensi Asia di New Delhi sangat jelas.Indonesia semakin mendapat dukungan
internasional dalamperjuangan mempertahankan kemerdekaan dari ancamanBelanda.
Komisi Tiga Negara diubah menjadi UNCI. UNCIkependekan dari United Nations
Commission for Indonesia.UNCI dipimpin oleh Merle Cochran (Amerika Serikat)
dibantuCritchley (Australia) dan Harremans (Belgia). Hasil kerja UNCIdi
antaranyamengadakan Perjanjian Roem-Royen antara IndonesiaBelanda. Perjanjian
Roem-Royen diadakan tanggal 14 April1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Sebagai
wakil dari PBBadalah Merle Cochran (Amerika Serikat), delegasiRepublik
Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh.Roem, sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh
vanRoyen.
14. Delegasi
Indonesia menyatakan kesediaan pemerintahRepublik Indonesia untuk:a.
menghentikan perang gerilya,b. bekerja sama dalam mengembalikan perdamaian dan
menjaga tetertiban dan keamanan, danc. ikut serta dalam Konferensi Meja Bundar
di Den Haag untuk mempercepat pengakuan kedaulatan kepada Negara Indonesia
Serikat dengan tanpa syarat.Pernyataan dari delegasi Belanda, yaitu:a.
menyetujui kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta,b. menjamin penghentian
gerakan militer dan pembebasan semua tahanan politik,c. tidak akan mendirikan
atau mengakui negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai oleh RI sebelum 19
Desember 1948d. menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari RIS,
dane. berusaha agar KMB segera diadakan sesudah RI kembali ke Yogyakarta.
15. Dari dua
usulan tersebut akhirnya diperoleh kesepakatan yangditandatangani tanggal 7 Mei
1949. Kesepakatan antara lain:a. Pemerintah RI dan Belanda sepakat untuk
menghentikan tembak-menembak dan bekerja sama untuk menciptakan keamanan.b.
Pemerintah Belanda akan segera mengembalikan pemerintah Indonesia ke
Yogyakarta, danc. kedua belah pihak sepakat untuk menyelenggarakan Konferensi
Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.Statement Indonesia dan Belanda dalam
Perundingan Roem-Royen.Sejarah diplomasi di Indonesia mengenal istilah
“pejuangdiplomat” atau “diplomat pejuang”.Julukan ini diberikan kepadaMohammad
Hatta, H. Agus Salim,Sutan Syahrir, MohammadRoem,Roeslan Abdul Gani, L.N.
Palar,Adam Malik, danSoedjatmoko.
16. Sebelum KMB
dilaksanakan, RI mengadakan pertemuandengan BFO (Badan Permusyawaratan
Federal). Pertemuanini dikenal dengan dengan Konferensi Inter-Indonesia
(KII)Tujuannya untuk menyamakan langkah dan sikap sesamabangsa Indonesia dalam
menghadapi KMBKMB merupakanlangkah nyata dalam diplomasi untuk mencari
penyelesaiansengketa Indonesia – Belanda. Kegiatan KMB dilaksanakan diDen Haag,
Belanda tanggal 23 Agustus sampai 2 November1949. Dalam KMB tersebut dihadiri
delegasiIndonesia, BFO, Belanda, dan perwakilan UNCI.Berikut ini para delegasi
yang hadir dalam KMB.a. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr.Moh. Roem,
Prof.Dr. Mr. Soepomo.b. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.c. Belanda
diwakili Mr. van Maarseveen.d. UNCI diwakili oleh Chritchley.
17. Setelah
melalui pembahasan yang cukup panjang,akhirnya KMB menghasilkan beberapa
keputusanberikut.a. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan
berdaulat.b. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30
Desember 1949.c. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu
1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS.d. Antara RIS dan Kerajaan Belanda
akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa
korvet akan diserahkan kepada RIS.f. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin
ditarik mundur, sedang Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan
dengan catatan bahwa para anggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam
kesatuan
18. Pada tanggal
27 Desember 1949 dilaksanakan penandatangananpengakuan kedaulatan secara
bersamaan di Belanda dan diIndonesia. Di negeri Belanda, Ratu Juliana, Perdana
Menteri Dr.Willem Dress,Menteri Seberang Lautan Mr. A.M.J. A. Sassen, danDrs.
Moh. Hatta, bersama menandatangani naskah pengakuankedaulatan. Sedangkan di
Jakarta Sri Sultan Hamengku Buwono IXdan Wakil Tinggi Mahkota Belanda A.H.J.
Lovink menandatanganinaskah pengakuan kedaulatan.Berikut ini dampak dan
pengaruh KMBbagi rakyat Indonesia.a. Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.b.
Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat dimulai.c.
Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.d. Bentuk negara
serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
19. KEBIJAKAN DAN PERISTIWA-PERISTIWAPOLITIK PASCA PENGAKUAN
KEDAULATANliKembalinya Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan Masa
Demokrasi Liberal Pemilu Dekrit Presiden