Jumat, 25 September 2015

Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Dalam Hubungannya Dengan Sejarah Perjuangan bangsa


  Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Kejayaan Nasional

Menurut sejarah, kira-kira pada abad VII-XII, bangsa indonesia telah mendirikan kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan dan kemudian pada abad XIII-XVI didirikan pula kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Kedua zaman itu merupakan tonggak sejarah bangsa indonesia karena bangsa indonesia pada masa itu telah memenuhi syarat-syarat sebagai suatu bangsa yang mempunyai negara.

Menurut Mr. Muhammad Yamin, berdirinya negara kebangsaan indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa indonesia. Negara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap. Pertama, zaman Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra (600-1400). Kedua, Negara kebangsaan zaman majapahit (1293-1525). Kedua tahap negara kebangsaan tersebut adalah negara kebangsaan lama. Ketiga, negara kebangsaan modern, yaitu negara indonesia merdeka 17 Agustus 1945 (Sekertariat Negara RI. 1995: 11).

    Masa Kerajaan Sriwijaya

Pada abad ke VII, berdirilah kerajaan sriwijaya di bawah kekuasaan wangsa Syailendra di Sumatera. Kerajaan yang berbahasa Melayu Kuno dan menggunakan huruf pallawa tersebut dikenal juga sebagai kerajaan maritime yang mengandalkan jalur perhubungan laut. Kekuasaan Sriwijaya menguasai Selat Sunda (686), kemudian Selat Malaka (775). Sistem perdagangan telah diatur dengan baik, dimana pemerintah melalui pegawai raja membentuk suatu badan yang dapat mengumpulkan hasil kerajiinan rakyat sehingga rakyat mengalami kemudahan dalam pemasarannya.

Pada zaman Sriwijaya telah didirikan universitas agama Budha yang sudah dikenal di Asia. Pelajar dari universitas ini dapat melanjutkan studi ke India, banyak guru-guru tamu yang mengajar disini dari India, seperti Dharmakitri. Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah tercermin pada kerajaan Sriwijaya, sebagaimana tersebut dalam perkataan “marvuat vannua Criwijaya Siddhayatra Subhiksa” (Suatu cita-cita negara yang adil dan makmur). (Kaelan, 1999: 27).

Unsur-unsur yang terdapat di dalam pancasila, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, tata pemerintahan atas dasar musyawarah dan keadilan sosial telah terdapat sebagai asas-asas yang menjiwai bangsa Indonesia, yang dihayati serta dilaksanakan pada waktu itu, hanya saja belum dirumuskan secara konkret. Dokumen tertulis yang membuktikan terdapatnya unsur-unsur tersebut ialah prasasti-prasasti di Talaga batu, Kedukan Bukit, Karang Brahi, Talang Tuo, dan Kota Kapur (Dardji Darmodihardjo,1974:22-23). Pada hakikatnya nilai-nilai budaya bangsa semasa kejayaan Sriwijaya telah menunjukkan nilai-nilai Pancasila, yaitu sebagai berikut.

    Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan Hindu hidup berdampingan secara damai. Pada kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha.
    Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti Harsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar di India. Telah tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas dan aktif.
    Nilai sila ketiga, sebagai negara maritim, Sriwijaya telah menerapkan konsep negara kepulauan sesuai dengan konsepsi wawasan nusantara.
    Nilai sila keempat, Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas, meliputi (Indonesia sekarang) Siam, dan Semenanjung Melayu.
    Nilai sila kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan, sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.

    Masa kerajaan Majapahit

Sebelum kerajaan Majapahit berdiri telah muncul kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti, yaitu Kerajaan Kalingga (abad ke-VII) dan Sanjaya (abad ke-VIII), sebagai refleksi puncak budaya dari kerajaan tersebut adalah dibangunnya candi Borobudur (candi agama Budha pada abad ke-IX) dan candi Prambanan (candi agama Hindu pada abad ke-X). Pada abad ke-XIII, berdiri kerajaan Singasari di Kediri, Jawa Timur, yang ada hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit (1293). Zaman keemasan Majapahit terjadi pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya membentang dari Semenanjung Melayu sampai ke Irian Jaya.

Pengalaman sila Ketuhanan Yang Maha Esa telah terbukti pada waktu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan secara damai. Empu Prapanca menulis Negarakertagama (1365) yang di dalamnya telah terdapat istilah Pancasila. Empu Tantular mengarang buku Sutasoma di mana dalam buku itu terdapat seloka persatuan nasional yang berbunyi “Bhinneka Tunggal Ika Hana Dharma Mangrua”, artinya walaupun berbeda-beda, namun satu jua dan tidak ada agama yang memiliki tujuan yang berbeda. Sila kemanusiaan telah terwujud, yaitu hubungan Raja Hayam Wuruk dengan baik dengan kerajaan Tiongkok, Ayoda, Champa, dan Kamboja. Di samping itu, juga mengadakan persahabatan dengan negara-negara tetangga atas dasar Mitreka Satata. Perwujudan nilai-nilai sila persatuan Indonesia telah terwujud dengan keutuhan kerajaan, khususnya sumpah palapa yang diucapkan oleh Gajah Mada yang diucapkannya pada sidang Ratu dan menteri-menteri pada tahun 1331 yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara raya yang berbunyi: “saya baru akan berhenti berpuasa makan palapa, jika seluruh nusantara bertakluk di bawah kekuasaan negara, jika gurun, seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik telah dikalahkan.” (Muh Yamin, 1960: 60).

Sila kerakyatan (keempat) sebagai nilai-nilai musyawarah dan mufakat juga telah dilakukan oleh sistem pemerintahan kerajaan Majapahit. Menurut prasasti Brumbung (1329), dalam tata pemerintahan kerajaan Majapahit terdapat semacam penasihat kerajaan, seperti Rakryan I Hino, I Sirikan, dan I Halu yang berarti memberikan nasihat kepada raja. Kerukunan dan gotong royong dalam kehidupan masyarakat telah menumbuhkan adat bermusyawarah untuk mufakat dalam memutuskan masalah bersama. Sedangkan perwujudan sila keadilan sosial adalah sebagai wujud dari berdirinya kerajaan beberapa abad yang tentunya ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.


    Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Pembahasan pada sub bagian ini meliputi proses perumusan pancasila dan UUD 1945, proklamasi kemerdekaan dan maknanya, dan proses pengesahan pancasila dasar negara dan UUD 1945.

    Proses perumusan pancasila dan UUD 1945

Sebagai tindak lanjut dari janji jepang, maka tanggal 1 Maret 1945 jepang mengumumkan akan dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Badan Penyelidik), dalam Bahasa jepang disebut Dokuritu Zyunbi Tyoosakai. Badan penyelidik ini kemudian dibentuk tanggal 29 April 1945 dengan susuan keanggotaanya, adalah sebagai berikut. Dengan adanya Badan Penyelidik ini, bangsa indonesia dapat secara legal mempersiapkan kemerdekaannya, untuk merumuskan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai negara merdeka. Pada tanggal 29 mei 1945, badan penyelidik mengadakan sidangnya yang pertama. Beberapa tokoh berbicara dalam sidang tersebut.

    Muhammad Yamin (29 Mei 1945)

Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muh. Yamin mendapat kesempatan pertama mengemukakan pidatonya di hadapan sidang lengkap Badan penyelidik yang pertama. Pidatonya berisikan lima asas dasar untuk negara indonesia merdeka yang diidam-idamkan, yaitu sebagai berikut.

    Kesejahteraan rakyat.

Setelah berpidato beliau menyampaikan usul tertulis mengenai Racangan UUD Republik Indonesia. Di dalam pembukaan dari rancangan itu tercantum perumusan lima asas dasar negara yang berbunyi sebagai berikut.

    Ketuhanan Yang Maha Esa.
    Kebangsaan persatuan Indonesia.
    Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
    Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
    Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Perlu dicatat, bahwa usul lima asas dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Muh. Yamin secara lisan dan yang dikemukakan secara tertulis terdapat perbedaan, hal itu sebagai bukti sejarah.

    Soekarno (1 Juni 1945)

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya di hadapan siding hari ketiga Badan penyelidik. Dalam pidatonya diusulkan lima hal untuk menjadi dasar-dasar negara merdeka, dengan rumusannnya sebagai berikut.

    Kebangsaan indonesia.
    Intenasionalisme (Perikemanusiaan).
    Mufakat (Demokrasi).
    Kesejahteraan sosial.
    Ketuhanan yang berkebudayaan.

Untuk lima dasar negara itu, beliau usulkan pula agar diberi nama Pancasila, yang menurut beliau diusulkan oleh kawan beliau seorang ahli bahasa. Lima prinsip sebagai dasar negara itu selanjutnya dapat diperas menjadi Tri Sila yaitu, (1) sosionasionalisme (kebangsaan), (2) sosio demokrasi (mufakat), dan (3) ketuhanan. Kemudian Tri Sila dapat diperas lagi menjadi Eka Sila yang berinti gotong-royong.

    Proklamasi kemerdekaan dan maknanya

Pada tanggal 9 Agustus 1945, terbentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang disebut dalam bahasa jepang dokuritu zyunbi linkai. Ir. Soekarno diangkat sebagai ketua dan wakilnya Drs. Moh. Hatta. Tetapi kemudian mempunyai kedudukan dan fungsi yang penting, yaitu sebagai berikut.

    Mewakili seluruh bangsa indonesia.
    Sebagai pembentuk negara.
    Menurut teori hokum, badan ini mempunyai wewenang meletakkan dasar negara (pokok kaidah negara fundamental).

Pada tanggal 14 Agustus 1945, jepang menyerah kalah kepada sekutu. Pada saat itu terjadilah kekosongan kekuasaan di indonesia. Inggris diserahi oleh sekutu untuk memelihara keamanan di Asia Tenggara, termasuk indonesia. Situasi kekosongan itu tidak disia-siakan oleh bangsa indonesia. Pemimpin-pemimpin bangsa, terutama pada pemudanya, segera menanggapi situasi ini dengan mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diselenggarakan oleh PPKI sebagai wakil bangsa indonesia. Naskah proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa indonesia, bertanggal 17 Agustus 1945. Berdasarkan kenyataan sejarah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemerdekaan indonesia bukanlah hadiah dari jepang, melainkan sebagai suatu perjuangan dari kekuatan sendiri. Proklamasi kemerdekaan negara republik indonesia tanggal 17 Agustus 1945 mempunyai makna yang sangat penting bagi bangsa dan negara indonesia, yaitu sebagai berikut.

    Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai titik puncak perjuangan bangsa Indonesia. Kemerdekaan indonesia merupakan buah perjuangan bangsa indonesia melawan penjajahan secara bertahap-tahap. Pertama, perlawanan terhadap penjajahan barat sebelum tahun 1908. Kedua, perjuangan dengan menggunakan organisasi. Ketiga, perlawanan dengan melahirkan rasa nasionalisme. Keempat, perjuangan melalui taktik kooperasi dan nonkooperasi. Kelima, perlawanan bangsa menentang penjajahan sampai kepada puncak, yaitu Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
    Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai sumber lahirnya Republik Indonesia. Proklamasi bermakna bahwa bangsa indonesia yang selama berabad-abad dijajah telah berhasil melepaskan diri dari belenggu penjajahan dan sekaligus membentuk perubahan baru, yaitu negara Republik Indonesia, dengan membawa dua akibat. Pertama, lahirlah tata hukum indonesia sekaligus dihapusnya tata hukum colonial. Kedua, merupakan sumber hukum bagi pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia.
    Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan norma pertama dari tata hukum Indonesia. Dengan dinyatakan kemerdekaan bangsa indonesia dilihat dari segi hukum berarti bangsa indonesia telah memutuskan ikatan dengan tata hukum sebelumnya. Dengan demikian, bangsa indonesia saat ini telah mendirikan tata hukum yang baru, yaitu tata hukum indonesia yang ditentukan dan dilaksanakan sendiri oleh bangsa indonesia. Proklamasi kemerdekaan merupakan perwujudan formal dari salah satu revolusi bangsa indonesia untuk menyatakan, baik kepada diri sendiri maupun kepada dunia luar (internasional).


Perjuangan bangsa indo melewati sistem penjajah
Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda. Bangsa Eropa mulai mencari barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti buah-buahan, rempah-rempah, wol, porselin , dan lain-lain dari negara-negara di luar Eropa. Indonesia, terkenal sebagai tempat penghasil rempah-rempah. Rempah- rempah yang dihasilkan bangsa Indonesia digunakan sebagai bahan obat-obatan, penyedap makanan, dan pengawet makanan. Maka, berlomba-lombalah Bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia.

Pada 22 Januari 1596 Belanda pertama kali mendarat di Banten di bawah pimpinan Cornelis de Hautman. Pada awalnya, kedatangan Bangsa Belanda disambut baik oleh Sultan Banten. Kegiatan perdagangan menjadi ramai. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Bangsa Belanda berubah menjadi serakah dan kasar akhirnya diusir oleh Raja Banten.

Pada tahun 1598 Belanda datang kembali dengan sikap yang lebih baik. Belanda dapat diterima kembali di Indonesia. Banyak pedagang Belanda datang ke Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan dagang dan pertikaian di antara mereka. Akibatnya, harga rempah-rempah tidak terkendali. Pada 20 Maret 1602 dibentuk Perkumpulan Dagang Hindia Timur atau Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Tujuan didirikannya VOC adalah :

    Menghilangkan persaingan yang merugikan pedagang Belanda
    Menyatukan tenaga untuk menghadapi saingan dari bangsa portugis dan pedagang lain di Indonesia
    Mencari keuntungan sebesar-besarnya untuk membiayai perang

Akan tetapi, lama-kelamaan VOC berusaha menguasai perdagangan (monopoli). Untuk mewujudkan maksud itu Pemerintah Belanda memberikan hak-hak istimewa kepada VOC, yaitu :

    Membuat perjanjian dengan raja setempat
    Menyatakan perang dan membuat perdamaian
    Membuat senjata dan mendirikan benteng
    Mencetak uang
    Mengangkat dan menghentikan pegawai

Di Maluku VOC melakukan Pelayaran Hongi (patroli laut) untuk mengawasi rakyat Maluku agar tidak menjual rempah-rempah mereka kepada pedagang lain. VOC berhasil merebut Maluku dari Portugis. Tahun 1605 Belanda merebut Benteng Portugis di Ambon. Pusat perdagangan Ambon, Banda, dan Jayakarta direbut Belanda pada masa Gubernur Jenderal J.P. Coen. Ia mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia.

VOC mampu berdiri dalam waktu yang sangat lama. Pada Tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan. VOC dibubarkan karena sebab-sebab berikut ini. 

    Pejabat-pejabat VOC melakukan korupsi dan hidup mewah.
    VOC menanggung biaya perang yang sangat besar.
    Kalah bersaing dengan pedagang Inggris dan Prancis.
    Para pegawai VOC melakukan perdagangan gelap.

Daendels
Pada tanggal 1 Januari 1800, kekuasaan VOC di Indonesia digantikan langsung oleh pemerintah Kerajaan Belanda. Pada tahun 1806, Napoleon Bonaparte berhasil menaklukkan Belanda. Napoleon mengubah bentuk negara Belanda dari kerajaan menjadi republik. Napoleon ingin memberantas penyelewengan dan korupsi serta mempertahankan Pulau Jawa dari Inggris. Ia mengangkat Herman Willem Daendels menjadi Gubernur Jenderal di Batavia. Untuk menahan serangan Inggris, Daendels (1808-1811) melakukan tiga hal, yaitu:
(1) menambah jumlah prajurit, (2) membangun pabrik senjata, kapal-kapal baru, dan pos-pos pertahanan, (3) membangun jalan raya Jalan Raya Anyer-Panarukan yang panjangnya sekitar 1.000 km. Daendels memberlakukan kerja paksa tanpa upah untuk membangun jalan. Kerja paksa ini dikenal dengan nama kerja rodi.

Pada tahun 1811, Daendels dipanggil ke Belanda. Ia digantikan oleh Gubernur Jenderal Janssens. Saat itu pasukan Inggris berhasil mengalahkan Belanda di daerah Tuntang, dekat Salatiga, Jawa Tengah. Pada 18 September 1811 Janssens dipaksa menandatangani perjanjian Tuntang yang berisi :

    Seluruh wilayah jajahan Belanda di Indonesia diserahkan kepada Inggris.
    Adanya sistem pajak/sewa tanah.
    Sistem kerja rodi dihapuskan.
    Diberlakukan sistem perbudakan

Inggris berkuasa di Indonesia selama lima tahun (1811-1816). Pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jenderal di Indonesia. Pemerintah memberlakukan sistem sewa tanah yang dikenal dengan nama landrente.Pada tahun 1816, Inggris menyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda. Pemerintah Belanda menunjuk Van Der Capellen sebagai gubernur jenderal. Van Der Capellen mempertahankan monopoli perdagangan yang telah dimulai oleh VOC dan tetap memberlakukan kerja paksa.

Pada tahun 1830, Van Der Capellen diganti Van Den Bosch. Bosch memberlakukan tanam paksa atau cultuur stelsel untuk mengisi kas pemerintah yang kosong. Van Den Bosch membuat aturan-aturan untuk tanam paksa sebagai berikut:

    Rakyat wajib menyediakan 1/5 dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran Eropa.
    Tanah yang dipakai untuk tanamam paksa bebas dari pajak.
    Hasil tanaman diserahkan kepada Belanda.
    Pekerjaan untuk tanam paksa tidak melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi.
    Kerusakan-kerusakan yang tidak dapat dicegah oleh petani menjadi tanggungan Belanda.
    Rakyat Indonesia yang bukan petani harus bekerja 66 hari tiap tahun bagi pemerintah Hindia Belanda.

Ada orang Belanda yang peduli terhadap nasib rakyat Indonesia. Dia adalah Douwes Dekker. Ia mengecam tanam paksa melalui bukunya yang berjudul Max Havelaar, dengan nama samaran Multatuli. Max Havelaar menceritakan penderitaan bangsa Indonesia sewaktu dilaksanakan tanam paksa. Max Havelaar menggegerkan seluruh warga Belanda. Timbul perdebatan hebat tentang tanam paksa di negeri Belanda. Akhirnya, Parlemen Belanda memutuskan untuk menghapus tanam paksa secepatnya.


Perlawanan Menantang Penjajahan Belanda
1.  Perlawanan Rakyat Mataram
Pada tahun 1628 dan 1629, Mataram melancarkan serangan besar-besaran terhadap VOC di Batavia. Sultan Agung mengirimkan ribuan prajurit untuk menggempur Batavia dari darat dan laut. Tahun 1628 perlawanan mengalami kegagalan karena kurangnya persediaan makanan,  1629 berhasil menghancurkan benteng Hollandia

2. Perlawanan Rakyat Makasar
Di Sulawesi Selatan VOC mendapat perlawanan dari rakyat Indonesia di bawah pimpinan Sultan Hassanuddin. Namun Sultan Hassanudin dapat dikalahkan VOC dengan politik adu dombanya antara Sultan Hassanudin dengan Aru Palaka Perlawanan terhadap VOC di Pasuruan Jawa Timur dipimpin oleh Untung Suropati.

3. Perlawanan Rakyat Banten
Sultan Ageng Tirtayasa mengobarkan perlawanan di daerah Banten. Namun mengalami kegagalan karena VOC menerapkan politik adu domba (devide et impera) antara Sultan Ageng Tirtayasa dan putranya Sultan Haji. Sultan Haji yang dibantu VOC mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa

4. Perlawanan Rakyat Maluku
Tahun 1816 VOC datang dan menguasai Maluku. Dipimpin oleh Thomas Matulessi (Kapten Pattimura), rakyat Maluku melakukan perlawanan pada tahun 1817. Pattimura dibantu oleh Anthony Ribok, Philip Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, dan seorang pejuang wanita Christina Martha Tiahahu. Pada tanggal 16 Desember 1817, Pattimura dihukum gantung di depan Benteng Victoria di Ambon.

5. Perang Padri (1821-1837)
Perang Padri bermula dari pertentangan antara kaum adat dan kaum agama (kaumPadri). Kaum Padri ingin memurnikan pelaksanaan agama Islam. Gerakan Padri itu ditentang oleh kaum adat. Kaum adat minta bantuan kepada Belanda dengan imbalan sebagian wilayah Minangkabau. Pasukan Padri dipimpin oleh Datuk Bandaro. Setelah beliau wafat diganti oleh Tuanku Imam Bonjol. Pasukan Padri dengan taktik perang gerilya, berhasil mengacaukan pasukan Belanda. Pada tahun 1825 terjadi gencatan senjata. Belanda mengakui beberapa wilayah sebagai daerah kaum Padri. Tahun 1830 kaum adat mulai banyak membantu kaum Padri karena tidak menyukai kesewenangan Belanda. Tahun 1833 terjadi pertempuran hebat di daerah Agam, Belanda mengepung pasukan Bonjol. Namun pasukan Padri dapat bertahan sampai dengan tahun 1837. Pada tanggal 25 Oktober 1837, benteng Imam Bonjol dapat diterobos. Beliau tertangkap dan diasingkan di Cianjur kemudian dipindahkan ke Minahasa hingga wafat

6. Perang Diponegoro (1825-1830)
Perang Diponegoro berawal dari kekecewaan Pangeran Diponegoro atas campur tangan Belanda terhadap istana dan tanah tumpah darahnya. Kekecewaan itu memuncak ketika Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya. Dipimpin Pangeran Diponegoro, rakyat Tegalrejo menyatakan perang melawan Belanda tanggal 20 Juli 1825. Diponegoro dibantu oleh Pangeran Mangkubumi sebagai penasehat, Pangeran Ngabehi Jayakusuma sebagai panglima, dan Sentot Ali Basyah Prawiradirja sebagai panglima perang. Kyai Mojo dari Surakarta mengobarkan Perang Sabil. Antara tahun 1825-1826 pasukan Diponegoro mampu mendesak pasukan Belanda. Pada tahun 1827, Belanda mendatangkan bantuan dari Sumatra dan Sulawesi. Jenderal De Kock menerapkan taktik perang benteng stelsel. Taktik ini berhasil mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro. Dalam perundingan yang diadakan tanggal 28 Maret 1830 di Magelang, Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda. Beliau diasingkan dan meninggal di Makassar.

7.  Perang Banjarmasin
Penyebab perang Banjarmasin adalah Belanda melakukan monopoli perdagangan dan mencampuri urusan kerajaan. Perang Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran Antasari. Beliau didukung oleh Pangeran Hidayatullah. Pada tahun 1862 Hidayatullah ditahan Belanda dan dibuang ke Cianjur. Pangeran Antasari diangkat rakyat menjadi Sultan. Pangeran Antasari berusaha mempertahankan wilayah Banjar dengan cara membakar stiap kapal Belanda yang masuk wilayah Banjar. Tahun 1863 Belanda melancarkan serangan ke seluruh wilayah Banjar hingga akhirnya Pangeran Antasari gugur.

8. Perang Bali (1846-1868)
Penyebab Perang Bali adalah pihak Belanda menolak hak Tawan Karang yang diterapkan Kerajaan Buleleng. Belanda melakukan tiga kali penyerangan, yaitu pada tahun 1846, 1848, dan 1849. Setelah Buleleng dapat ditaklukkan, rakyat Bali mengadakan perang puputan, yaitu berperang sampai titik darah terakhir. Di antaranya : (1) Perang Puputan Badung (1906),(2) Perang Puputan Kusumba (1908), (3) Perang Puputan Klungkung (1908). Salah satu pemimpin perlawanan rakyat Bali yang terkenal adalah Raja Buleleng dibantu oleh Gusti Ketut Jelantik.

9.  Perang Rakyat tapanuli
Tahun 1873 Belanda memasuki wilayah Tapanuli dengan alas an memadamkan aktivitas pejuang Padri dan Aceh. Tahun 1878, Belanda menyerang Tapanuli. Perang Tapanuli diawali dengan operasi militer yang dilakukan oleh Jendral Van Daelen di pedalaman Aceh Tahun 1903-1904. Pada tahun 1904 Belanda kembali menyerangtanah Gayo. Pada saat itu Belanda juga menyerang daerah Danau Toba. Pada tahun 1907, pasukan Belanda menyerang kubu pertahanan pasukan Sisingamangaraja XII di Pakpak. Sisingamangaraja gugur dalam penyerangan itu. Jenazahnya dimakamkan di Tarutung, kemudian dipindahkan ke Balige.

10.  Perang Aceh
Tahun 1873 Belanda melakukan serangan ke Aceh. Rakyat Aceh mengadakan perlawanan di bawah pemimpin-pemimpin Aceh antara lain Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro, Teuku Ibrahim, Teuku Umar, dan Cut Nyak Dien. Tahun 1879 Belanda dapat menguasai Aceh. Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronje untuk mempelajari sistem kemasyarakatan penduduk Aceh. Dari penelitian yang dibuatnya, Hurgronje menyimpulkan bahwa kekuatan Aceh terletak pada peran para ulama. Penemuannya dijadikan dasar untuk membuat siasat perang yang baru. Belanda membentuk pasukan gerak cepat (Marchose) untuk mengejar dan menumpas gerilyawan Aceh. Dengan pasukan marchose Belanda berhasil mematahkan serangan gerilya rakyat Aceh. Tahun 1899, Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh. Pasukan Cut Nyak Dien yang menyingkir ke hutan dan mengadakan perlawanan juga dapat dilumpuhkan


Penjajahan Jepang
Dalam Perang Dunia II (1939-1945), Jepang bergabung dengan Jerman dan Italia melawan Sekutu. Sekutu terdiri dari Amerika, Inggris, Belanda, dan Perancis. Pada tanggal 8 Desember 1941 pasukan Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour (Hawai). Terjadilah Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya. Dalam waktu singkat, pasukan Jepang menyerbu dan menduduki Filipina, Myanmar, Malaya, Singapura, dan Indonesia.

Ada beberapa alasan Jepang menduduki Indonesia, antara lain sebagai berikut.

    Indonesia kaya akan bahan-bahan mentah, seperti minyak bumi dan batu bara.
    Wilayah Indonesia menghasilkan banyak produksi pertanian yang dibutuhkan tentara Jepang dalam peperangan.
    Indonesia memiliki tenaga manusia dalam jumlah besar yang diperlukan untuk membantu perang Jepang.

Pada Januari 1942 Jepang memasuki wilayah Indonesia. Tanggal 1 Maret 1942 pasukan Jepang berhasil mendarat di tiga tempat secara serempak di Pulau Jawa, yaitu di Teluk Banten, Eretan Wetan (Pantura), dan Pasuruan (Jawa Timur). Tanggal 5 Maret 1942 pasukan Jepang sudah berhasil menguasai Batavia. Tanggal 8 Maret 1942 Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda Letjen Ter Poorten atas nama Angkatan Perang Sekutu menyerah tanpa syarat kepada Angkatan Perang Jepang yang dipimpin Letjen Hithoshi Imamura.

Upacara serah terima ditandatangani di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Setelah menduduki Indonesia, Jepang berusaha menarik simpati rakyat Indonesia. Ada tiga hal yang dilakukan Jepang, yaitu:

    mengijinkan mengibarkan bendera Merah Putih;
    mengijinkan rakyat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya;
    larangan menggunakan bahasa Belanda dalam pergaulan sehari-hari.
    Bahasa pergaulan sehari-hari diganti dengan bahasa Indonesia.

Untuk memikat hati rakyat, Jepang membuat propaganda tiga A. Propaganda yang dilancarkan Jepang itu berisi: Jepang pemimpin Asia, Jepang pelindung Asia, Jepang cahaya Asia.

Penderitaan rakyat pada masa pendudukan Jepang
Penderitaan rakyat Indonesia selama masa penjajahan Jepang antara lain sebagai berikut:
1. Jepang merampas hasil pertanian rakyat, seperti padi dan jagung untuk persediaan
    makanan pasukan Jepang.
2. Pemerintah Jepang sangat ketat melakukan pengawasan terhadap pemberitaan. Media
    masa disegel.
3. Jepang juga memanfaatkan rakyat Indonesia untuk diperas tenaganya bagi keperluan
    Jepang. Para pekerja paksa pada zaman Jepang disebut romusha.
    Selain romusha, banyak barisan dibentuk untuk kepentingan Jepang, seperti:
    (1) Seinendan (barisan pemuda),
    (2) Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
    (3) Fujinkai (Barisan Wanita)
    (4) Suishintai (Barisan Pelopor)
    (5) Jibakutai (Barisan Berani Mati),
    (6) Gakutotai (Barisan Pelajar),
    (7) Peta (Pembela Tanah Air)

Banyak wanita Indonesia yang terpaksa melayani nafsu bejat pasukan Jepang. Tanggal 16 April 1943 Jepang mendirikan Pusat tenaga Rakyat (PUTERA) sebagai ganti Gerakan 3A yang dibubarkan pada November 1942. Jepang mengangkat tokoh-tokoh bangsa Indonesia sebagai pimpinan PUTERA, yaitu : Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mas Mansyur yang dikenal dengan sebutan 4 serangkai. Tanggal 3 Oktober 1943 dibentuklah tentara Pembela Tanah Air (PETA). Anggota Peta berasal dari putra-putri Indonesian yang mendapat pelatihan militer dari Jepang. Tujuan pembentukan Peta adalah mempertahankan tanah air Indonesia dari serangan sekutu. Tanggal April 1943 dibentuk Heiho yang dibentuk dari pemuuda-pemudi Indonesia untuk membantu Jepang menghadapi serangan tentara Sekutu

Perlawanan menentang Penjajahan Jepang
1. Perlawanan rakyat Aceh di Cot Plieng tahun 1942
    Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Perlawanan rakyat Aceh juga terjadi di
    Mereudu pada tahun 1944.
2.Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat
    Jepang memaksa petani di Kaplongan untuk menyerahkan sebagian hasil buminya. Petani
    marah. Terjadilah perlawanan terhadap pasukan Jepang.
3.Perlawanan di Lohbener, Jawa Barat
    Petani di Lohbener menolak memberikan hasil panen padi kepada Jepang. Terjadilah
    peperangan terhadap pasukan Jepang yang dipimpin oleh H. Madriyas.
4.Perlawanan di Pontianak, Kalimantan Barat
    Penduduk dipaksa untuk membuat pelabuhan dan lapangan terbang. Para pemimpin
    sepakat untuk menyerang Jepang. Perlawanan terjadi pada tanggal 16 Oktober 1943.
    Mereka ditangkap dan dibunuh.
5. Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap
    Perlawanan Peta Gumilir, Cilacap terjadi pada bulan Juni 1945. Perlawanan ini dipimpin
    oleh Kusaeri, komandan regu Peta di Cilacap. Kusaeri menyerah tetapi tidak dijatuhi
    hukuman. Sudirman berhasil menolong dan membebaskannya.
6.Perlawanan di Singaparna, Jawa Barat
    Perlawanan Singaparna dipimpin oleh Kiai Haji Zainal Mustafa. Beliau menolak seikeirei
    (membungkukkan badan kepada Kai-sar Jepang Tenno Heika) dan menentang romusha.
    Beliau memandang hal itu bertentangan dengan ajaran Islam.
7. Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur
    Tentara Peta di Blitar memberontak di bawah pimpinan Shodanco F.X. Supriyadi. Namun
    Jepang dapat mematahkan perlawanan ini. Supriyadi dan teman-temanya ditangkap oleh 
    tentara Jepang


2.
Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Sistem Penjajahan
Desember 30, 2013 by agustiannnn         in Pancasila        

Kesuburan Indonesia dengan hasil buminya yang melimpah, terutama rempah-rempah yang sangat dibutuhkan oleh negara-negara di luar Indonesia, menyebabkan bangsa Asing masuk ke Indonesia. Bangsa Barat yang membutuhkan rempah-rempah itu mulai memasuki Indonesia, yaitu Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda. Kemasukan bangsa Barat seiring dengan keruntuhan Majapahit sebagai akibat perselisihan dan perang saudara, yang berarti nilai-nilai nasionalisme sudah ditinggalkan, walaupun  abad ke XVI agama Islam berkembang dengan pesat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam, seperti  Samudra Pasai dan Demak, nampaknya tidak mampu membendung tekanan Barat memasuki Indonesia. Bangsa-bangsa Barat berlomba-lomba memperebutkan kemakmuran bumi Indonesia ini. Maka sejak itu mulailah lembaran hitam sejarah Indonesia dengan penjajahan Barat, khususnya Belanda. Masa pejajahan  Belanda itu dijadikan tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-citanya, sebab pada zaman penjajahan ini apa yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia pada zaman Sriwijaya dan Majapahit menjadi hilang. Kedaulatan negara hilang, persatuan dihancurkan, kemakmuran lenyap, wilayah dinjak-injak oleh penjajah.

 Perjuangan Sebelum Abad ke XX

Penjajahan Barat yang memusnahkan kemakmuran bangsa Indonesia itu tidak dibiarkan begitu saja oleh segenab Bangsa Indonesia. Sejak semula imprialis itu menjejakkan kakinya di Indonesia, di mana-mana bangsa Indonesia melawannya dengan semangat patriotik melalui perlawanan secara fisik.

Kita mengenal nama-nama Pahlawan Bangsa yang berjuang dengan gigih melawan penjajah. Pada abad ke XVII dan XVIII perlawanan terhadap penjajah digerakkan oleh pahlawan Sultan Agung (Mataram 1645), Sultan Ageng Tirta Yasa dan Ki Tapa (Banten 1650), Hasanuddin Makasar 1660), Iskandar Muda Aceh 1635) Untung Surapati dan Trunojoyo (Jawa Timur 1670), Ibnu Iskandar (Minangkabau 1680) dan lain-lain.

Pada permulaan abad ke XIX penjajah Belanda mengubah sistem kolonialismenya yang semula berbentuk perseroan dagang partikelir yang bernama VOC berganti dengan Badan Pemerintahan resmi yaitu Pemerintahan Hindia Belanda. Semula pernah terjadi pergeseran Pemerintahan penjajahan dari Hindia Belanda kepada Inggris, tetapi tidak berjalan lama dan segera kembali kepada Belanda lagi. Dalam usaha memperkuat kolonialismenya Belanda menghadapi perlawanan bangsa Indonesia yang dipimpin oleh Patimura (1817), Imam Bonjol di Minangkabau (1822-1837), Diponogoro  di Mataram (1825-1830), Badaruddin di Palembang (1817), Pangeran Antasari di Kalimantan (1860) Jelantik di Bali (1850), Anang Agung Made di Lombok (1895) Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, Cut Nya’Din di Aceh (1873-1904), Si Singamangaraja di Batak (1900).

Pada Hakikatnya perlawanan terhadap Belanda itu terjadi  hampir setiap daerah di Indonesia. Akan tetapi  perlawanan-perlawanan secara fisik terjadi secara sendiri-sendiri di setiap daerah. Tidak adanya persatuan serta koordinasi  dalam melakukan perlawanan sehingga tidak berhasilnya bangsa Indonesia mengusir kolonialis, sebaliknya semakin memperkukuh kedudukan penjajah. Hal ini membuktikan betapa pentingnya rasa persatuan (nasionalisme) dalam menghadapi penjajahan.


Perjuangan mempertahankan nkri

    1. AKU PEJANTAN TANGGUH JUGA PEJUANG TANGGUH. BETUL BETUL BETULPERJUANGAN MEMPERTAHANKANKEMERDEKAAN INDONESIA/NKRI
    2. Pengambil alihan tentara Laksamana Jepang Lord Louis Mountbatten Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) dipimpin LetJend Sir Philip Christison1. Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang.2. Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu.3. Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk dipulangkan ke Jepang.4. Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil.5. Menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntut penjahat perang.
    3. Mengapa terjadi pertempuranSekutu ( AFNEI ) mendarat di Belanda memboncengi Indonesia tuk lucuti tentara dan mempersenjatai KNIL Jepang dan membebaskan tahanan perang Profokasi padahal Indonesia sudah merdeka Terjadi pertempuran diberbagai daerah
    4. Pertempuran mempertahankan Kemerdekaan Pertempuran 5 hari di Semarang Insiden Bendera di Terjadi akibat tentara Jepang menolak Surabaya dipekerjakan utk mengubah pabrik Terjadi karena gula menjadi pabrik senjata, mereka pengibaran menyeerang polisi Indonesia 15 bendera Belanda Oktokber 45 di Simpang 5 ) reda setelah gub wangsonegoro gdn pim TKR dan pihak Jepang berunding.tentara Jepang dilucuti sekutu (Brigadir Jenderal Bethel) Pertempuran di SurabayaDiawali sejak kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25 Oktober1945 yang dipimpin oleh Brigjen A.W.S. Mallaby. 30 Oktober 1945terjadi pertempuran yang hebat di Gedung Bank Internatio diJembatan Merah. Pertempuran itu menewaskan Brigjen Mallabypasukan sekutu mengultimatum agar tentara Indonesiamenyerahkan diri . Gubernur Suryo menolak ultimatum Inggris,terjadi pertempuran yg dipimpin Bung Tomo
    5. Pertempuran Ambarawa Terjadi akibat pelucutan internier Belanda di Magelang dan Ambarawa, TKR di Pim Mayor Sumarto, dlm pertempuran ini letkol Isdiman meninggal dan di ganti Letkol Soedirman. Dalam peristiwa ini Ambarawa berhasil dikuasai 4 hari 4 malam dan pasukan sekutu lari ke Semarang Pertempuran Medan AreaTeerjadi akibat pembersihan terhadap unsur unsur RI dan memasangpamplet bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area (Batas Resmi wilayahMedan) di seluruh wil Medan, kejadian ini membuat marah BangsaIndonesia. Pasukan Sekutu dipim Brigjen T.E.D. Kelly, Pemuda Indonesiadipim Achmad Tahir ( 13 Okto 1945 ) Peristiwa Merah Putih di Manado Terjadi akibat tentara NICA yg bertindak sewenang wenang thp rakyat, PPI ( Pasukan Pemuda Indonesia ) menyerang makas NICA di teling. Para pemuda merobek bendera merah putih biru emnjadi merah putih dan dikibarkan di markas Belanda di Teling. Pada tanggal 16 Februari 1946, pemerintah sipil terbentuk. Pemerintahan sipil itu dipimpin oleh B. W. Lapian sebagai residen.
    6. Bandung Lautan Api Terjadi karena adanya ultimatum Belanda agar TRI mengosongkan wil Bandung utara selambat lambatnya 21 November 1945, kemudian keluar ultimatum 2 tgl 23 Maret 1946, sebelum meninggalkan Bandung tentara TRI membumi hanguskan Kota Bandung Puputan Margarana Terjadi karena keinginan Belanda utk membentu Negara Indonesia timur namun I Gusti Ngurah Rai menolak bahkan mengadakan perlawanan di Margarana ( 18 November 1946 ). Dalam pertempuran ini I Gusti Ngusti ngurah Ray mengintruksikan utk mendakan perlawanan habis habisan ( Puputan ) di Mrgarana. Serangan umum 1 Maret 1949Terjadi karena keinginan Belanda utk menjajah Indonesia dgnmenangkap dan menunjukan pd Dunia bahwa pemerintah RI telahdihancurkan dan TNI tdk memiliki kekuatan lagi. Pimpinan seranganumum i Maret adalah letkol Soeharto. Dalam serangan ini, TNI memakaisistem wehrkreise.
    7. Berikut ini tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949.a. Ke dalam1) Mendukung perjuangan yang dilakukan secara diplomasi.2) Meninggikan moral rakyat dan TNI yang sedang bergerilya.b. Ke luar1) Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNImempunyai kekuatan untuk mengadakan ofensif.2) Mematahkan moral pasukan Belanda.
    8. Perjuangan Diplomatikbeberapa keputusan PerundinganLinggarjati.a. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia meliputi Jawa, Madura, dan Sumatra.b. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia.c. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan RatuBelanda sebagai ketuanya Belanda melanggar perjanjian ini dgn melakukan Agresi Militer I ( 21 Juli 1947 )
    9. tanggal 4 Agustus 1947, PBB mengeluarkan perintahpenghentian tembak menembak. Untuk mengawasigencatan senjata,PBB membentuk Komisi Tiga Negara(KTN). Anggota KTN ada tiga negara yaitu:a. Belgia (dipilih oleh Belanda) dipimpin oleh Paul van Zeeland;b. Australia (dipilih oleh Indonesia) dipimpin oleh Richard Kirby;danc. Amerika Serikat (dipilih oleh Indonesia dan Belanda) dipimpin Dr. Frank Graham.Tugas utama KTN adalah mengawasi secara langsungpenghentian tembak-menembak sesuai dengan ResolusiDewan Keamanan PBB. KTN berhasil mempertemukanIndonesia dengan Belanda dalam Perjanjian Renville
    10. Perundingan Renville dilaksanakan di atas Geladak KapalRenville milik Amerika Serikat tanggal 17 Januari 1948.Pemerintah Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri AmirSyarifuddin. Sedangkan Belanda diwakili oleh Abdul KadirWidjojoatmodjo.Hasil perundingan tersebutadalah:a. wilayah Indonesia diakui berdasarkan garis demarkasi (garis van Mook),b. Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai Republik Indonesia Serikat terbentuk,c. kedudukan RIS dan Belanda sejajar dalam Uni Indonesia-Belanda,d. RI merupakan bagian dari RIS, dane. pasukan RI yang berada di daerah kantong harus ditarik ke daerah RI.Belanda melanggar perjanjian Renville dgn melakukan Agresi Militer II 19 desember 1948
    11. Dalam agresi militer II Belanda berhasil menangkap paratokoh RI, mengusai Yogyakarta dan mencerai beraikanTNI, tetapi Ir Soekarto Memerintahkan kepada memberikanmandat melalui radiogram kepada Menteri KemakmuranMr. Syafruddin Prawiranegara untuk membentukPemerintahan Darurat Republik Indonesia(PDRI) di Bukittinggi, Sumatra Barat. PDRI mampumemberiinstruksi kepada delegasi Indonesia di forum PBB untukmenerima penghentian tembak-menembak dan bersediaberunding dengan Belanda. Hal ini dilakukan dalamrangka menarik simpati dunia internasional. Selain ituuntukmenunjukkan kepada dunia internasional bahwapemerintahan RI masih terus berjalan meskipun parapemimpin politik ditawan oleh Belanda.
    12. Konferensi Asia di New DelhiDi selenggarakan pada tanggal 20 - 25 Januari 1949. Dalamkonferensi tersebut hadir 19 negara termasuk utusan dari Mesir,Italia, dan New Zealand. Wakil-wakil dari Indonesia Mr. UtoyoRamelan, Sumitro Djoyohadikusumo, H. Rosyidi, dan lain-lain.Hasil konferensi meliputi:a. pengembalian Pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta,b. pembentukan pemerintahan ad interim sebelum tanggal 15Maret 1949,c. penarikan tentara Belanda dari seluruh wilayah Indonesia, dand. penyerahan kedaulatan kepada Pemerintah Indonesia Serikat paling lambat tanggal 1 Januari 1950.Menanggapi rekomendasi Konferensi New Delhi, DewanKeamanan PBB mengeluarkan sebuah resolusi tanggal 28 Januari1949 yang isinya:a. penghentian operasi militer dan gerilya,b. pembebasan tahanan politik Indonesia oleh Belanda,c. pemerintah RI kembali ke Yogyakarta, dand. akan diadakan perundingan secepatnya.
    13. Dampak Konferensi Asia di New Delhi sangat jelas.Indonesia semakin mendapat dukungan internasional dalamperjuangan mempertahankan kemerdekaan dari ancamanBelanda. Komisi Tiga Negara diubah menjadi UNCI. UNCIkependekan dari United Nations Commission for Indonesia.UNCI dipimpin oleh Merle Cochran (Amerika Serikat) dibantuCritchley (Australia) dan Harremans (Belgia). Hasil kerja UNCIdi antaranyamengadakan Perjanjian Roem-Royen antara IndonesiaBelanda. Perjanjian Roem-Royen diadakan tanggal 14 April1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Sebagai wakil dari PBBadalah Merle Cochran (Amerika Serikat), delegasiRepublik Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh.Roem, sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh vanRoyen.
    14. Delegasi Indonesia menyatakan kesediaan pemerintahRepublik Indonesia untuk:a. menghentikan perang gerilya,b. bekerja sama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga tetertiban dan keamanan, danc. ikut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag untuk mempercepat pengakuan kedaulatan kepada Negara Indonesia Serikat dengan tanpa syarat.Pernyataan dari delegasi Belanda, yaitu:a. menyetujui kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta,b. menjamin penghentian gerakan militer dan pembebasan semua tahanan politik,c. tidak akan mendirikan atau mengakui negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai oleh RI sebelum 19 Desember 1948d. menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari RIS, dane. berusaha agar KMB segera diadakan sesudah RI kembali ke Yogyakarta.
    15. Dari dua usulan tersebut akhirnya diperoleh kesepakatan yangditandatangani tanggal 7 Mei 1949. Kesepakatan antara lain:a. Pemerintah RI dan Belanda sepakat untuk menghentikan tembak-menembak dan bekerja sama untuk menciptakan keamanan.b. Pemerintah Belanda akan segera mengembalikan pemerintah Indonesia ke Yogyakarta, danc. kedua belah pihak sepakat untuk menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.Statement Indonesia dan Belanda dalam Perundingan Roem-Royen.Sejarah diplomasi di Indonesia mengenal istilah “pejuangdiplomat” atau “diplomat pejuang”.Julukan ini diberikan kepadaMohammad Hatta, H. Agus Salim,Sutan Syahrir, MohammadRoem,Roeslan Abdul Gani, L.N. Palar,Adam Malik, danSoedjatmoko.
    16. Sebelum KMB dilaksanakan, RI mengadakan pertemuandengan BFO (Badan Permusyawaratan Federal). Pertemuanini dikenal dengan dengan Konferensi Inter-Indonesia (KII)Tujuannya untuk menyamakan langkah dan sikap sesamabangsa Indonesia dalam menghadapi KMBKMB merupakanlangkah nyata dalam diplomasi untuk mencari penyelesaiansengketa Indonesia – Belanda. Kegiatan KMB dilaksanakan diDen Haag, Belanda tanggal 23 Agustus sampai 2 November1949. Dalam KMB tersebut dihadiri delegasiIndonesia, BFO, Belanda, dan perwakilan UNCI.Berikut ini para delegasi yang hadir dalam KMB.a. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr.Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo.b. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.c. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.d. UNCI diwakili oleh Chritchley.
    17. Setelah melalui pembahasan yang cukup panjang,akhirnya KMB menghasilkan beberapa keputusanberikut.a. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.b. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.c. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS.d. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS.f. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa para anggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan
    18. Pada tanggal 27 Desember 1949 dilaksanakan penandatangananpengakuan kedaulatan secara bersamaan di Belanda dan diIndonesia. Di negeri Belanda, Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr.Willem Dress,Menteri Seberang Lautan Mr. A.M.J. A. Sassen, danDrs. Moh. Hatta, bersama menandatangani naskah pengakuankedaulatan. Sedangkan di Jakarta Sri Sultan Hamengku Buwono IXdan Wakil Tinggi Mahkota Belanda A.H.J. Lovink menandatanganinaskah pengakuan kedaulatan.Berikut ini dampak dan pengaruh KMBbagi rakyat Indonesia.a. Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.b. Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat dimulai.c. Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.d. Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
19. KEBIJAKAN DAN PERISTIWA-PERISTIWAPOLITIK PASCA PENGAKUAN KEDAULATANliKembalinya Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan Masa Demokrasi Liberal Pemilu Dekrit Presiden

1 komentar:

Penting! Minum 7 Suplemen Ini di Usia 20-an supaya tetap sehat di usia tua.

Umumnya, usia 20-an adalah usia di mana kita sedang sehat-sehatnya. Nge-gym selama 2 jam? Bisa. Naik gunung hingga berhari-hari? Hayuk. Bega...