c. status, peran, dan
kelas sosial
1. kedudukan sosial
(status sosial)
Kedudukan sosial adalah salah satu tempat atau posisi
seseorang dalam kelompok sosial atau masyarakat secara umum sehubungan dengan
keberadaan orang lain disekitarnya. Kedudukan sosial meliputi lingkungan
pergaulan, prestasi, hak, dan kewajiban. Perlu diketahui, seseorang dapat saja
mempunyai beberapa kedudukan sosial di dalam masyarakat, karena ikut serta
dalam berbagai pola kehidupan sekaligus.
Contoh:
Kedudukan seseorang pemuda yang bernama donni septian dari
desa berdikari merupakan kombinasi dari segenap kedudukannya sebagai ketua
katang taruna ‘’mekar lagi’’, mahasiswa teladan tingkat provinsi, calon sarjana
psoikologi, anak pak idham, calon suami gadis bernama ani dari desa
tetangganya, dan sahabat karib anton.
Dilihat dari proses terjadinya, kedudukan sosial (status)
seseorang dibedakan menjadi tiga.
a.
Ascribed status
Ascribed status adalah kedudukan sosial yang diperoleh
secara otomatis melalui kelahiran atau keturunan. Ascribed status diperoleh
tanpa usaha tertentu bagi yang mendudukinya.
Contoh:
Jenis kelamin, kasta pada masyarakat hindu, putra mahkota
bagi seorang anak raja, dan sebagainya.
b.
Achieved status
Achieved status adalah suatu kedudukan yang dicapai
seseorang melalui usaha-usaha yang disengaja. Status sosial ini terbuka bagi
setiap orang asalkan memenuhi syarat-syarat tertentu.
Contoh:
Guru, dokter, hakim, menteri, dan jenderal.
c.
Assigned status
Assigned status adalah status sosial yang diberikan kepada
seseorang yang berjasa telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dn
kepentingan masyarakat. Kedudukan tersebut diberikan karena seseorang telah
lama menduduki suatu kepangkatan yang diakui masyarakat.
Contoh:
Status ‘bapak koperasi’ diberikan kepada drs. Mohammad hatta
yang banyak berjasa dalam memajukan perkoperasian di indonesia.
2. peran (role)
sosial
Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai
dengan status sosialnya. Jadi, apabila seseorang individu telah melaksanakan
kewajiban dan meminta hak-haknya sesuai dengan status sosial yang disandangnya,
maka dia telah menjalankan suatu peran yang tepat.
Peran berasal dari pola pergaulan hidup. Oleh sebab itu,
peran menentukan apa yang akan diperbuat dan kesempatan apa yang diberikan oleh
masyarakat di sekitarnya. Peran dianggap sangat penting karena mengatur
perilaku seseorang dalam masyarakat, berdasarkan norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
Dalam masyarakat, terdapat banyak individu dengan peran yang
beranekaragam. Beragamnya peran sosial tersebut membaa akibat dinamis berupa
konflik, ketegangan, kegagalan, dan kesenjangan.
a. Konflik peran
Konflik peran terjadi apabila seseorang dengan kedudukan
tertentu harus melaksanakan peran yang sesungguhnya tidak dia harapkan. Hal ini
terjadi karena seseorang mempunyai banyak status sosial.
Contoh:
1.
Seorang polisi yang baik harus menangkap pelaku
kejahatan yang sebenarnya adalah keponakannya sendiri. Padahal, sebagai seorang
paman, dia wajib melindungi keponakannya itu.
2.
Seorang pelajar mengalami konflik peran antara
memberi contekan kepada teman dan menjadi pelajar yang baik.
b. Ketegangan
Ketegangan terjadi apabila seseorang mengalami kesulitan
untuk melakukan peran sosial yang dimilikinya karena adanya ketidaksesuaian
antara kewajiban-kewajiban yang harus dia jalankan dengan tujuan peran sosial
ituu sendiri.
Contoh:
Seorang pimpinan kantor yang harus menerapkan disiplin waktu
secara ketat kepada karyawannya yang sebagian besar adalah kerabat dekatnya.
c. Kegagalan peran
Kegagalan peran terjadi apabila seseorang tidak sanggup
menjalankan beberapa peran sekaligus karena terdapat tuntutan-tuntutan yang
saling bertentangan.
d. Kesenjangan peran (role distance)
Kesenjangan peran terjadi apabila seseorang harus
menjalankan peran yang tidak menjadi prioritas hidupnya sehingga merasa
tertekan atau merasa tidak cocok menjalankan peran tersebut.
3. Kelas sosial (social class)
Kelas sosial merujuk kepada pembedaan hierarki / tingkatan
antara individu-individu dalam sebuah masyarakat. Pengertian kelas sosial bisa
berbeda-beda dalam tiap zaman dan masyarakat. Namun, kelas sosial secara umum
sering ditentukan oleh tingkat pendapatan, pendidikan, dan kesejahteraan.
Contohnya:
Kelas menengah, golongan pengusaha, kaum bangsawan.
Menurut soerjono soekanto, pengertian kelas sosial hampir
sama dengan lapisan sosial tanpa membedakan apakah berdasarkan faktor uang,
tanah, atau kekuasaan. Ada juga yang menggunakan istilah kelas sosial hanya
untuk lapisan sosial berdasarkan ekonomi, sedangkan lapisan sosial berdasarkan
kehormatan dinamakan kelompok status (status group).
Kornblum mendefinisikan kelas sosial hampir sama dengan
kasta, hanya saja penentunya berdasarkan kriteria ekonomi seperti pekerjaan,
penghasilan, dan kemakmuran. Biasanya, kelas sosial bersifat terbuka dan tidak
homogen. Artinya, terjadi mobilitas baik ke aras maupun kebawah diantara
kelas-kelas itu.
Max weber mengadakan pembedaan antara dasar ekonomis dengan
dasar kedudukan sosial, tetapi tetap menggunakan istilah kelas sosial bagi
semua lapisan. Kelas sosial yang bersifat ekonomis ini dibagi lagi ke dalam
subkelas yang dipilih berdasarkan kecakapan di bidang ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar