Rabu, 31 Agustus 2016
Senin, 29 Agustus 2016
SOAL DAN JAWABAN SOSIOLOGI KELAS X
1.
Seseorang melempar batu ke sungai dan mengenai
kepala orang yang sedang menyelam di sungai itu. Tindakan melempar baru
termasuk :
a.
Proses sosial
b.
Kejadian sosial
c.
Tipe kelompok sosial
d.
Konsep sosial
e. Tindakan sosial
2.
Tindakan rasional berorientasi nilai selalu
mengutamakan :
a. Tujuan
b.
Manfaat
c.
Kebiasaan
d.
Perasaan
e.
Cara yang digunakan
3.
Rapat-rapat fraksi di DPR yang membahas suatu
RUU termasuk interaksi sosial yang berlangsung secara:
a. Kelompok dengan kelompok
b.
Individu dengan kelompok
c.
Individu dengan individu
d.
Kelompok dengan individu
e.
Anggota kelompok itu saja
4.
Kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi
semua dengan orang lain disebut:
a.
Simpati
b. Identifikasi
c.
Imitasi
d.
Sugesti
e.
Antipati
5.
Hadi mengirim surat kepada gadis pujaannya
melalui tono. Perilaku ini merupakan:
a.
Kontak primer
b.
Kontak primer langsung
c. Kontak sekunder
d.
Kontak langsung
e.
Komunikasi langsung
6.
Suatu interaksi terjadi didahului dengan kontak
dan diikuti dengan :
a.
Sugesti
b.
Orientasi
c.
Imitasi
d. Komunikasi
e.
Isolasi
7.
Proses ketika orang-perorangan atau sekelompok
manusia mula-mula saling bertentangan, lalu saling mengadakan penyesuaian diri
untuk mengatasi ketegangan-ketegangan, disebut:
a.
Kerja sama
b. Akomodasi
c.
Akulturasi
d.
Kompetisi
e.
Asimilasi
8.
Kerja sama antara karyawan suatu pabrik dengan
pengusaha dalam rangka memproduksi suatu barang dagangan termasuk bentuk kerja
sama :
a.
Spontan
b.
Langsung
c.
Tradisional
d.
Terpadu
e. Kontrak
9.
Suatu proses ketika unsur-unsur kebudayaan asing
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian yang sesuai dengan kebudayaan sendiri disebut:
a. Akulturasi
b.
Kooperasi
c.
Asimilasi
d.
Koordinasi
e.
Akomodasi
10. 1. Kedua belah pihak berusaha saling
menghancurkan
2.
berdasarkan nilai dan norma yang diakui bersama
3.
dilakukan dengan cara-cara yang dimiliki sendiri-sendiri
4.
tidak menggunakan segala cara kekerasan
5.
apapun hasilnya dapat diterima kedua belah pihak
Ciri ciri persaingan adalah nomor:
A.
1,2 dan 4
B.
1,3, dan 5
C.
2,3 dan 4
D. 2,4 dan 5
E.
1,2 dan 3
11.
Kedudukan sosial adalah suatu tempat atau posisi
seseorang dalam kelompok sosial atau masyarakat secara umum sehubungan dengan:
a.
Prestise orang lain
b.
Keberadaan orang lain di lingkungan
c.
Kemauan dirinya sendiri
d.
Usaha-usaha sendiri
e. Status sosial yang dimiliki
12.
Sosiolog indonesia, selo soemardjan lebih
menekankan pengertian perubahan sosial pada perubahan:
a.
Unsur-unsur kebudayaan
b.
Cara-cara variasi hidup
c.
Hubungan sosial
d. Lembaga kemasyarakatan
e.
Modifikasi-modifikasi pola kehidupan manusia
13.
Di bawah ini yang termasuk ke dalam faktor
eksternal penyebab perubahan dan dinamika sosial budaya adalah :
a.
Adanya penemuan baru
b.
Revolusi dan pemberontakan
c.
Konflik di masyarakat
d.
Bertambah dan berkurangnya penduduk
e. peperangan
Sabtu, 27 Agustus 2016
E. PERUBAHAN DAN DINAMIKA KEHIDUPAN SOSIAL
E. PERUBAHAN DAN
DINAMIKA KEHIDUPAN SOSIAL
1. pengertian
Setiap masyarakat dimana pun pasti akan mengalami perubahan
dan dinamika. Perubahan yang terjadi bisa berupa perubahan nilai, norma, pola
perilaku, lembaga, struktur sosial, dan masih banyak lagi. Perubahan dinamika
ini merupakan akibat dari adanya interkasi antar manusia dan antar kelompok. Dengan
interaksi, terjadi saling memengaruhi yang menyebabkan perubahan dan dinamika
sosial. Hal ini tak bisa dielakkan apalagi di zaman sekarang ketika interaksi
tak langsung juga mudah terjadi.
Anggota masyarakat juga sangat beragam. Tidak mungkin mereka
semua mengetahui dan menyetujui semua nilai, norma, pranata sosial, dan
peraturan masyarakat, lalu begitu saja berperilaku sesuai dengannya. Kenyataannya
ini menyebabkan ketidakselarasan dan mendorong terjadinya perubahan dan
dinamika sosial pula. Perubahan dan dinamika sosial ini tidak selalu berarti
kemajuan, tetapi dapat pula berarti kemuduran dalam bidang kehidupan tertentu.
William F. Ogburn mengemukakakn ruang lingkup perubahan
sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang
immaterial. Kingsley davis mengartikan perubahan sosial sebagai
perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Mac iver
mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan dalam hubungan sosial (social
relationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium)
hubungan sosial.
Berikut pengertian perubahan sosial yang lain menurut para
sosiolog.
Hans garth &
wright mills
Perubahan sosial adalah apa pun yang terjadi (kemunculan,
perkembangannya, dan kemunduran) dalam kurun waktu tertentu terhadap peran, lembaga,
atau tatanan yang meliputi struktur sosial.
Samuel koenig
Perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang
terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Jadi, perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi
dalam waktu tertentu terhadap organisasi sosial masyarakat yang meliputi nilai,
norma, kebudayaan, dan sistem sosial dengan cara memodifikasi pola-pola
kehidupan manusia untuk memperoleh keseimbangan hubungan sosial.
2. teori perubahan
sosial
Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli sosiologi
untuk menjelaskan terjadinya perubahan dan dinamika dalam masyarakat.
a. Teori evolusi (evolutionary theory)
Perubahan karena evolusi manusia (seperti
teori darwin) memengaruhi cara pengorganisasian masyarakat, terutama hubungan
kerjanya. Masyarakat sederhana yang mempunyai hubungan erat dan kooperatif
berubah menjadi masyarakat besar dengan hubungan yang terspesialisasi dan
impersonal. Perubahan yang terjadi juga tidak selamanya membawa kemajuan. Pemikir
utama ini adalah emile durkheim dan ferdinand tonnies.
b. Teori konflik (conflict theory)
Teori ini berpendapat bahwa konflik selalu
ada dalam masyarakat. Perubahan sosial disebabkan oleh konflik kelas antara
kelompok tertindas dan kelompok penguasa. Pemikiran karl marx dan ralf
dahrendorf paling berpengaruh dalam teori ini.
c. Teori fungsionalis (functionalist theory)
Teori ini membahas cara lembaga sosial
memenuhi kebutuhan sosial, terutama stabilitas sosial. Salah satunya
dikemukakan oeh william ogburn tentang kejutan budaya (culture shock).
d. Teori siklis (cyclical theory)
Dikemukakan oleh oswald spengler dan arnold
toynbee. Menurut teori ini, perubahan sosial merupakan suatu siklus. Jadi, ada
suatu masa ketika masyarakat masih muda (peradaban baru mulai), masyarakat yang
dewasa (masa jayanya), dan diakhiri dengan masa tua (kemunduran masyarakat
sampai hilangnya peradaban). Perubahan ini
diakibatkan oleh tantangan yang muncul, baik dari dalam maupun dari luar. Jika dapat
mengatasinya, suatu masyarakat akan bertahan dan berkembang menjadi maju. Jika tidak,
masyarakat akan mengalami kemunduran dan akhirnya punah.
3. faktor-faktor
penyebab perubahan sosial
Dengan melihat teori-teori tentang perubahan sosia yang
dikemukakan diatas, dapat diketahui hal-hal yang menyebabkan terjadinya
perubahan sosial. Soekanto mengelompokkan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan
sosial dalam dua golongan besar, yaitu faktor yang berasal dari dalam
masyarakat sendiri (faktor internal) dan faktor yang bersumber dari luar
masyarakat (faktor eksternal).
a. Faktor internal
1. Bertambahnya atau berkurangnya penduduk
Pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat dapat menyebabkan perubahan dalam
struktur masyarakat seperti munculnya kelas sosial yang baru dan profesi yang
baru.
Sementara itu, berkurangnya jumlah penduduk bisa jadi disebabkan
perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari satu daerah ke daerah lainnya
(transmigrasi, urbanisasi ). Perpindahan ini akan mengakibatkan kekosongan
dalam pembagian kerja dan jumlah angkatan kerja. Kondisi ini akan memengaruhi
lembaga-lembaga kemasyarakatan.
2. Adanya penemuan baru
Tuntutan zaman yang selalu berubah menjadi pemicu individu-individu yang
sadar akan kekurangan budaya masyarakatnya untuk menemukan cara memenuhi
berbagai kebutuhan melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses penemuan baru
ini dinamakan inovasi. Penemuan baru sebagai sebab terjadinya
perubahan-perubahan dibedakan menjadi dua, yaitu discovery dan invention.
Inovasi akan berpengaruh luas pada kehidupan masyarakat. Pengaruh itu
berdampak pada terciptanya perilaku sosial dan adat istiadat yang baru dalam
masyarakat tertentu. Selain itu, inovasi juga akan menggeser nilai-nilai dan
norma-norma sosial yang telah lama ada dalam masyarakat.
Contoh:
Penemuan telepon telah mengubah pola dan cara berkomunikasi masyarakat. Dulu,
masyarakat yang jaraknya berjauhan tidak dapat berkomunikasi secara langsung
dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, dengan adanya telepon masyarakat
bisa berkomunikasi pada saat itu juga, bahkan dengan yang jaraknya berjauhan
tanpa harus bertatap muka.
3. Pertentangan / konflik masyarakat
Dalam masyarakat yang heterogen dan dinamis, pertentangan mungkin saja
terjadi antara individu dengan kelompok atau antara kelompok-kelompok tertentu.
Apalagi, pada masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional ke
modern. Pertentangan ini misalnya antara golongan muda yang menganut
nilai-nilai baru karena menerima unsur-unsur baru dari kebudayaan lain
(contohnya kebudayaan barat) dengan golongan tua yang umumnya ingin
mempertahankan nilai-nilai, tradisi, dan kebudayaan tradisional. Konflik ini
akan menimbulkan perubahan nilai-nilai, pola perilaku, dan interaksi yang baru
di masyarakat tersebut.
Contoh:
Westernisasi di kalangan anak-anak muda cenderung menimbulkan konflik
dengan orang-orang tua. Kalangan tua memandang kebudayaan barat tidak cocok
dengan tradisi dan nilai-nilai bangsa indonesia, tapi lambat laun bisa diterima
walaupun terjadi konflik.
4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Perubahan yang terjadi secara cepat dan mendasar oleh individu atau
kelompok akan berpengaruh besar pada struktur masyarakat dan lembaga-lembaga
kemasyarakatan, mulai dari lembaga negara sampai keluarga.
Contoh:
Revolusi prancis yang merupakan pemberontakan masyarakat kelas bawah
prancis. Mereka merasa tertindas oleh kekuasaan raja yang pada saat ini
bertindak sewenang-wenang.
5. Ideologi
Ideologi
bisa diartikan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai, dan norma yang saling
berhubungan, yang dapat mengarahkan masyarakat pada tujuan tertentu. Ideologi memainkan
peran yang cukup besar dalam membentuk arah perubahan sosial. Biasanya,
ideologi ini dituangkan ke dalam kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah yang menganut salah satu dari ideologi tersebut.
b. Faktor eksternal
1. Lingkungan alam fisik yang ada di sekitar
manusia
Penyebab perubahan yang bersumber dari
lingkungan alam fisik, kadang kala disebabkan oleh masyarakat itu sendiri. Terjadinya
bencana alam seperti banjir, longsor, gempa bumi, dan lain-lain menyebabkan
masyarakat yang semula mendiami daerah bencana tersebut terpaksa harus pindah
dan mencari tempat tinggal baru. Perpindahan tersebut membuat mereka harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Hal tersebut akan mengakibatkan
terjadinya perubahan pada lembaga-lembaga masyarakat.
2. Peperangan
Peperangan bisa menyebabkan terjadinya
perubahan baik pada lembaga masyarakat maupun struktur masyarakatnya. Biasanya negara
yang menang akan memaksakan nilai, cara, dan lembaga masyarakat yang dianutnya
kepada negara yang kalah.
3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Di zaman yang semakin terbuka ini, ketika
teknologi informasi dan komunikasi semakin maju, tidak ada negara atau
masyarakat di dunia yang dapat menutup dirinya dari interaksi dengan bangsa
atau masyarakat lain. Interaksi yang dilakukan antara dua masyarakat atau
bangsa mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik,
memengaruhi dan menerima pengaruh. Dengan demikian, interaksi yang terjadi akan
menimbulkan nilai-nilai budaya yang baru sebagai hasil asimilasi atau
akulturasi kedua budaya.
D. PROSES PEMBENTUKAN KELOMPOK, LEMBAGA, DAN ORGANISASI SOSIAL
D. PROSES PEMBENTUKAN
KELOMPOK, LEMBAGA, DAN ORGANISASI SOSIAL
Kelompok, lembaga sosial, dan organisasi sosial terbentuk
setelah individu bertemu individu lain. Pertemuan antarindividu yang
menghasilkan kelompok dan lembaa sosial haruslah berupa proses interaksi untuk
mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian, dan konflik.
Interaksi merupakan syarat utama terbentuknya kelompok dan lembaga sosial.
1. Kelompok dan asosiasi
Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Menurut robert bierstedt,
kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya
organisasi, hubungan sosial antarkelompok, dan kesadaran jenis.
Menurut bierstedt, ada empat macam kelompok.
1.
Kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan
organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis diantaranya.
Contoh
:
Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di
sebuah kecamatan.
2.
Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang
memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di
antara anggotanya.
3.
Kelompok sosial yaitu kelompok yag anggotanya
memiliki kesadaran jenis, dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi
tidak terikat dalam ikatan organisasi.
Contoh:
Kelompok pertemuan, kerabat.
4.
Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang
anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi
maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan
sosial, kontak, dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal.
Contoh:
Negara, sekolah, OSIS, pramuka.
Bergabung dengan sebuah kelompok bisa merupakan sesuatu yang
kebetulan atau merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya
mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin
mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya,
kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang
memungkinkan terbentuknya kelompok sosial.
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada
kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan diantara anggota-anggotanya. Kesamaan
yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat
inteligensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan
faktor utama dalam memilih calon pasangan utuk membentuk kelompok sosial yang
disebut keluarga.
Perilaku kelompok, sebagaimana halnya semua perilaku sosial,
sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Setiap
kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas
untuk dijalankan para anggotanya. Norma-norma ini mengarahkan interaksi
kelompok.
Norma muncul melalui
proses interaksi yang perlahan-lahan diantara anggota kelompok. Pada saat
seseorang berperilaku tertentu, pihak lain menilai kepantasan atau
ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (secara
langsung atau tidak langsung). Kumpulan interaksi inilah yang membentuk norma
sebagai ‘kesepakatan’ bersama.
Selain itu, menurut robert bierstedt, berdasarkan
keteraturannya terdapat bermacam-macam jenis kelompok.
A. Kelompok sosial yang teratur
1.
In-group dan out-group
In-group adalah kelompok sosial dimana
individu mengindentifikasi dirinya dalam kelompok tersebut. Sifat in-group biasanya
didasarkan pada faktor simpati dan kedekatan dengan anggota kelompok. Misalnya,
putri adalah siswi kelas 1A SMA harapan pertiwi, maka yang menjadi in-group
putri adalah kelas 1A. Out-group adalah kelompok yang diartikan oleh individu
sebagai lawan in-groupnya. Dengan kata lain kelompok yang berada diluar
kelompok dirinya. Misalnya, out-group bagi putri adalah kelas selain kelas 1A,
yaitu 1B dan 1C.
2.
Kelompok primer dan sekunder
Menurut cooley, kelompok primer adalah
kelompok kecil yang anggota-anggotanya memiliki hubungan dekat, personal, dan
langgeng. Contoh paling jelas adalah keluarga.
Kelompok sekunder adalah kelompok yang
lebih besar, bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu, dan
hubungan-hubungan antaranggota bersifat impersonal sehingga biasanya tidak
langgeng. Misalnya, ksebelasan sepakbola.
3.
Paguyuban (gemeischaft) dan patembayan
(gesselschaft)
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama
yang anggota-anggotanya terikat oleh hubungan batin murni dan bersifat alamiah
serta kekal. Hubungannya didasari oleh rasa cinta dan rasa kekuatan batin yang
telah ditakdirkan. Bentuk paguyuban bisa ditemui dalam keluarga, kelompok,
kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya. Paguyuban mempunyai ciri-ciri
hubungan akrab, bersifat pribadi, dan eklusif (hanya orang tertentu).
Menurut ferdinand tonnies, di masyarakat selalu dijumpai
salah satu dari tiga tipe paguyuban, yaitu sebagai berikut.
a.
Paguyuban karena ikatan darah, seperti keluarga,
kekerabatan, kesukuan, dan lain-lain.
b.
Paguyuban karena tempat, seperti rukun tetangga,
rukun warga, dan lain-lain.
c.
Paguyuban karena pikiran, seperti pergerakan
mahasiswa, partai politik, dan lain-lain.
Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan
biasanya hanya untuk jangka waktu yang pendek. Hubungannya bersifat untuk semua
orang. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk yang ada dalam pikiran belaka.
Contoh patembayan adalah interaksi melalui internet.
4.
Formal group dan informal group
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas
dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara
sesamanya. Contohnya birokrasi, perusahaan, negara, dan sebagainya.
Informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur
yang pasti, terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang sehingga terjadi
pertemuan kepentingan dan pengalaman. Contohnya klik (ikatan kelompok teman
terdekat atau perkawanan).
5.
Membership group dan reference group
Membership group adalah suatu kelompok yang didalamnya
setiap orang secara fisik menjadi anggotanya.
Reference group adalah kelompok-kelompok sosial yang menjadi
acuan bagi seseorang untuk membentuk kepribadian dan perilakunya.
b. kelompok sosial
yang tidak teratur
1. kerumunan (crowd) adalah individu-individu yang berkumpul
secara kebetulan disuatu tempat dan pada waktu yang bersamaan.
2. publik adalah orang-orang yang berkumpul yang mempunyai
kesamaan kepentingan.
2. Lembaga
Dalam sosiologi, lembaga berarti suatu sistem norma untuk
mencapai tujuan tertentu oleh masyarakat dianggap penting. Sistem norma tersebut
mencakup gagasan, aturan, tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi (reward and
punishment system). Sistem norma itu merupakan hasil proses berangsur-angsur
menjadi suatu sistem yang terorganisasi, dianggap telah teruji kredibilitasnya
dan terpercaya. Misalnya, agama adalah lembaga karena merupakan suatu sistem
gagasan, kepercayaan, tata cara ibadah, dan pedoman perilaku yang dipercaya
penganutnya dapat membawa pada kebaikan dunia dan akhirat.
Contoh lainnya:
Keluarga, perkawinan, agama, pendidikan, dan ekonomi.
Lembaga sosial mempunyai tujuan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pokok manusia. Lembaga sosial mempunyai beberapa fungsi
sebagai berikut.
a.
Sebagai pedoman anggota masyarakat untuk
bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi masalah masyarakat, terutama
yang menyangkut kebutuhan manusia.
b.
Menjaga keutuhan masyarakat.
c.
Menjadi pegangan untuk mengadakan sistem
pengendalian sosial terhadap tingkah laku anggota masyarakat.
Lembaga sosial terbentuk dari nilai, norma, adat istiadat,
tata kelakuan, dan unsur-unsur budaya lainnya yang hidup di masyarakat. Nilai
dan norma yang baru setelah dikenal, diakui, dan dihargai oleh masyarakat akan
ditaati dalam kehidupan sehari-hari. Proses ini berlanjut hingga nilai dan
norma sosial tersebut diserap oleh masyarakat dan mendarah daging. Proses
penyerapan ini dinamakan internalisasi (internalization).
Setelah mengalami internalisasi, nilai dan norma itu
lama-kelamaan akan berkembang menjadi (bagian) suatu lembaga. Proses yang
dilewati nilai dan norma sosial baru untuk menjadi bagian dari salah satu
lembaga sosial dalam masyarakat disebut proses pelembagaan
(institutionalization).
Menurut gillin dan gillin, ciri-ciri umum lembaga sosial
antara lain sebagai berikut.
a.
Pada pemikiran dan perilaku yang terwujud dalam
aktivitas-aktivitas masyarakat beserta hasil-hasilnya.
b.
Mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu.
Maksudnya, suatu nilai atau norma akan menjadi lembaga setelah mengalami
proses-proses percobaan dalam waktu yang relatif lama.
c.
Mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
d.
Mempunyai alat-alat kelengkapan yang digunakan
untuk mencapai tujuan lembaga tersebut. Biasanya alat-alat ini antara satu
masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda.
e.
Memiliki lambang-lambang yang merupakan simbol
untuk menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga tersebut.
f.
Dalam merumuskan tujuan dan tata tertibnya,
lembaga memiliki tradisi yang tertulis dan tidak tertulis.
Kita akan melihat bahwa pendidikan memiliki ciri-ciri
sebagai lembaga. Pendidikan memiliki pola pemikiran dan perilaku yang diwujudkan
dalam kegiatan seperti belajar-mengajar di sekolah, membaca buku, berlatih,
atau mengerjakan tugas. Pendidikan sudah dibutuhkan manusia sejak zaman dahulu,
jadi telah memiliki tingkat kekekalan. Pendidikan tentu saja memiliki tujuan,
misalnya untuk mencerdaskan masyarakat. Alat kelengkapan pendidikan contohnya
adalah sekolah, guru, materi pelajaran, peralatan kerja murid, peraturan, dan
lain-lain. Pendidikan juga memiliki lambang yang menggambarkan tujuan dan
fungsi pendidikan itu, di indonesia misalnya pena, buku, dan toga. Pendidikan
juga memiliki tradisi tertulis seperti tata tertib sekolah atau tradisi tak
tertulis seperti menghormati guru.
3. Organisasi sosial
Masyarakat dibentuk oleh bermacam-macam organisasi. Konsep
organisasi disini berbeda dengan yang bisa kita temui sehari-hari. Organisasi
sosial dibentuk dari sejumllah individu dengan beragam kedudukan / status
sosial yang berinteraksi dan melakukan peran sosialnya. Dalam organisasi ada
tujuan bersama dengan tugas-tugas untuk mencapainya serta struktur dalam
menjalankan tugas itu. Jadi, organisasi sosial bisa diartikan sebagai
sekelompok orang yang memiliki kesamaan dan kesadaran berinteraksi dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Contoh yang terdekat
denganmu adalah organisasi kelas-kelas, ketua kelas, sektretaris, bendahara,
kelompok piket, dan lain-lain). Setiap orang harus menjalankan peran sesuai
kedudukannya untuk mencapai tujuan terciptanya kehidupan kelas yang tertib dan
nyaman.
Berdasarkan sifat resmi tidaknya, dikenal dua jenis
organisasi sebagai berikut.
A. Organisasi formal
Organisasi formal sifatnya lebih teratur, mempunyai struktur
organisasi yang resmi, serta terdapat perencanaan dan program yang akan
dilaksanakan secara jelas.
Contohnya:
OSIS ( organisasi siswa intra sekolah), PSSI ( peraturan
sepak bola seluruh indonesia), PWI ( persatuan wartawan indonesia), dan
lain-lain.
Organisasi formal terbentuk secara resmi melalui prosedur
dan tahap yang jelas. Langkah-langkah tersebut biasanya diatur melalui
peraturan. Begitu pula dengan perektrutan anggota-anggotanya.
B. Organisasi informal
Karena bersifat tidak resmi, struktur organisasi informal
tidak begitu jelas atau bahkan tidak ada. Begitu pula dengan perencanaan dan
program yang akan dilaksanakan tidak dirumuskan secara jelas dan tegas,
kadang-kadang terjadi begitu saja secara spontan.
Contohnya:
Karang taruna, organisasi informal tidak perlu melalui
proses panjang bahkan bisa terjadi secara spontan. Ketika sekelompok orang
berkumpul dan sepakat untuk bekerja sama dengan tujuan tertentu maka
terbentuklah organisasi tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)
Zack Tabudlo - Give Me Your Forever Lyrics
Do you remember When we were young you were always with your friends Wanted to grab your hand and run away from them I knew that it was ti...
-
text 2 Genetic research has produced both exciting and frightening possibilities. Scientists are now able to create new forms of life in ...
-
once there was a farmer from laos. every morning and evening, he ploughed his field with his buffalo. one day, a tiger, a mouse deer, and a...
-
1. I was late because I caught the wrong bus. It means I caught the wrong bus; .... I was late. = so that 2. we have to come early to the ...