Senin, 25 Juli 2016

D. MASALAH SOSIAL



D. MASALAH SOSIAL
Sosiologi mempelajari pola-pola hubungan dalam msyarakat serta mencari pengertian-pengertian umum secara rasional dan empiris. Oleh sebab itu, sosiologi umumnya mempelajari gejala-gejala (fenomena) masyrakat yang normal atau teratur. Akan tetapi, tidak selamanya gejala-gejala itu keadaanyya normal sebagaimana yang dikehendaki masyarakat bersangkutan. Gejala-gejala sosial yang tidak sesuai antara apa yang diinginkan dengan apa yang telah terjadi dinamakan masalah sosial. Sebagai kumpulan makhluk yang dinamis, kita senantiasa menemukan masalah-masalah didalam masyarakat.
Pada masyarakat indonesia banyak dijumpai masalah-masalah sosial yang disebabkan oleh perubahan-perubahan yang terus-menerus. Akibatnya, terjadi kerusakan atau keretakan organisasi sosial (disorganisasi) di masyarakat. Menghadapi hal ini diperlukan suatu perencanaan sosial untuk mengatasinya. Untuk itu, terlebih dahulu harus dipelajari secara mendalam realitas sosial yang sedang dihadapi masyarakat dengan melakukan perencanaan sosial.

1.       Klasifikasi masalah sosial
Sebuah masalah sosial sesungguhnya akibat dari interaksi sosial individu, antara individu dengan kelompok, atau antara suatu kelompok dengan kelompok lain. Dalam keadaan normal terdapat keterpaduan serta keadaan yang sesuai pada hubungan antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat. Apabila antara unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan-hubungan sosial akan terganggu sehingga memungkinkan terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok.
Ada banyak faktor yang menjadi sumber masalah sosial di dalam masyarakat, diantaranya adalah faktor ekonomis, biologis, psikologis, dan kebudayaan setempat. Semua faktor itu memunculkan kekurangan-kekurangan alam diri manusia atau kelompok sosial. Setiap kelompok masyarakat memiliki norma sendiri yang menjadi ukuran kesejahteraan, kesehatan, serta penyesuaian diri baik individu maupun kelompok. Soerjono soekanto, membedakan masalah sosial menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
a.       Masalah sosial dari faktor ekonomis, misalnya kemiskinan, pengangguran.
b.      Masalah sosial dari faktor biologis, misalnya penyakit menular.
c.       Masalah sosial dari faktor psikologis, misalnya penyakit saraf, bunuh diri, gila, dan lain-lain.
d.      Masalah sosial dari faktor kebudayaan, misalnya perceraian, pencurian, kenakalan remaja, konflik ras, dan lain-lain.
Pengelompokan masalah sosial lainnya adalah berdasarkan hal-hal berikut.
a.       Kepincangan warisan fisik yang diakibatkan oleh pengurangan atau pembatasan-pembatasan sumber daya alam.
b.      Warisan sosial, misalnya pertumbuhan dan berkurangnya penduduk, pembatasan kelahiran, migrasi, angka harapan hidup, kualitas hidup, pengangguran, depresi, pendidikan, politik, dan supremasi hukum.
c.       Kebijakan sosial, misalnya perencanaan ekonomi, perencanaan sosial, dan lain-lain.

2.       Kriteria masalah sosial
Para sosiolog telah menyusun ukuran atau kriteria untuk menentukan hal mana termasuk kedalam masalah sosial sebagai berikut.
a.       Kriteria utama
Unsur utama dari masalah sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata kehidupan. Artinya, adanya ketidakcocokan antara anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dengan telah terjadi dalam kenyataan pergaulan hidup. Tingkatan perbedaan tersebut berbeda-beda untuk setiap masyarakat tergantung pada nilai-nilai yang mereka anut bersama. Jadi, masalah sosial disuatu masyarakat belum tentu menjadi masalah sosial di masyarakat lain. Misalnya, disebuah sekolah yang tertib, apabila lima orang siswa dalam satu ruang ujian semester mencontek dianggap masalah. Namun, disekolah yang lain tidak dianggap masalah meskipun hampir setengah siswanya berbuat curang pada saat ulangan.
b.      Sumber masalah sosial
Masalah-masalah sosial tidak hanya berasal dari kondisi-kondisi atau proses-proses sosial, tetapi juga berasal dari bencana alam, misalnya gempa bumi, kemarau panjang, banjir, dan lain-lain. Contohnya kemarau panjang, menyebabkan kegagalan panen yang berbuntut pada kemiskinan dan kelaparan yang merupakan masalah sosial. Dalam hal ini sosiologi akan tertantang untuk menelah lebih jauh apa saja yang menyebabkan kemiskinan di suatu daerah.
c.       Penetapan masalah sosial
Penetapan tentang hal mana yang menjadi masalah sosial biasanya dilakukan oleh sekelompok kecil individu yang mempunyai kekuasaan dan wewenang. Ini sangat wajar, sebab tidak mungkin tiap anggota masyarakat menentukan sendiri nilai-nilai sosial lalu semua dilebur dalam satu pendapat.
d.      Masalah-masalah sosial nyata dan laten
Masalah-masalah sosial nyata adalah masalah sosial yang timbul sebagai akhir terjadinya kepincangan-kepincangan yang disebabkan tidak sesuainya tindakan dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat, dan masyarakat umumnya tidak menyukai kepincangan itu. Masalah sosial nyata keberadaannya diakui oleh masyarakat dan ada keyakinan dapat diatasi atau dihilangkan. Sedangkan masalah-masalah sosial laten adalah masalah-masalah sosial yang terjadi didalam masyarakat tetapi masyarakat tidak mengakui sebagai masalah di tengah-tengah mereka. Hal ini disebabkan oleh suatu ketidakberdayaan untuk mengatasinya. Misalnya, korupsi diyakini sebagai masalah sosial yang sangat merugikan dan dilakukan di setiap lapisan masyarakat, akan tetapi masyarakat tidak mampu mengatasinya.
e.      Perhatian masyarakat
Suatu kejadian yang merupakan masalah sosial belum tentu menjadi perhatian masyarakat, sebaliknya suatu yang menjadi pusat perhatian juga belum tentu merupakan masalah sosial. Misalnya, robohnya jembatan baja yang melintasi sebuah sungai sangat menarik perhatian meskipun bukan merupakan masalah sosial.

3.       Beberapa masalah sosial penting
a.       Kemiskinan
Dewasa ini, perbedaan masyarakat ekonomi para warga masyarakat ditentukan secara jelas karena berkembangnya nilai-nilai sosial baru di masyarakat tentang kedudukan berkenaan dengan pemilikan benda-benda bernilai ekonomi. Nilai-nilai baru ini berkembang sejak dimulainya perdagangan ke seluruh dunia. Nilai-nilai yang berkembang disuatu masyarakat cenderung diakui pula sebagai nilai oleh suatu masyarakat lainnya, terutama apabila berasal dari kelompok masyarakat yang tingkat peradabannya diyakini lebih tinggi daripada masyarakat setempat. Oleh sebab itu, tingkat kepemilikan harta menimbulkan masalah sosial baru yaitu kemiskinan.
Kemiskinan adalah suatu keadaan ketika seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Pada masyarakat yang bersahaja, kemiskinan identik dengan kesulitan memenuhi kebutuhan primer (sandang dan pangan). Tetapi, pada masyarakat kota yang lebih modern, kemiskinan berarti harta bendanya tidak cukup untuk memenuhi standar kehidupan kota. Inilah yang menyebabkan kemiskinan menjadi masalah sosial. Kemiskinan menyebabkan orang-orang tidak dapat memperoleh pendidikan yang layak, sehingga kualitas pendidikannya rendah. Selain itu, kemiskinan menyebabkan orang-orang melakukan tindakan yang melanggar norma dan nilai, misalnya mencuri, melacur, korupsi, dan sebagainya. Ini semua disebabkan karen kurang berfungsinya lembaga-lembaga ekonomi, sehingga taraf kehidupan ekonomi masyarakat tidak dapat diangkat ke kedudukan yang lebih baik.
b.      Kejahatan
Kondisi dan proses sosial menghasilkan berbagai perilaku sosial di masyarakat, termasuk perilaku kejahatan. Kejahatan dianggap sebagai masalah sosial sebab dapat merugikan anggota masyarakat lainnya. Kejahatan terbentuk melalui proses imitasi, pelaksanaan peran sosial, diferensiasi, kompensasi, identifikasi, dan kekecewaan yang agresif. Perilaku jahat itu dipelajari melalui pergaulan yang dekat dengan perilaku kejahatan sebelumnya, ditambah pengaruh media komunikasi seperti buku, koran, radio, dan film.
c.       Disorganisasi keluarga
Keluarga adalah unit kelompok terkecil didalam masyarakat sehingga segala permasalahan yang terjadi dalam keluarga akan memengaruhi masyarakat secara umum. Sebaliknya, keharmonisan hubungan dalam keluarga akan menjadi modal terbentuknya suatu masyarakat yang stabil. Namun, sulit dihindari terjadi disorganisasi (keretakan) keluarga sebagai unit terkecil di tengah-tengah masyarakat karena anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban-kewajiban yang sesuai dengan peranan sosialnya.
Bentuk-bentuk keretakan keluarga tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
1.       Keluarga yang tidak lengkap karena hubungan diluar nikah. Misalnya, anak tanpa ayah. Maka dalam hal ini, ayah kandung gagal dalam mengisi peran sosialnya, begitu pula keluarga pihak ayah dan ibu anak yang bersangkutan.
2.       Keluarga yang mengalami disorganisasi keluarga atau perceraian, yang sering disebut broken home.
3.       Buruknya komunikasi didalam keluarga.
4.       Hilangnya pimpinan rumah tangga atau orang yang berkedudukan sebagai pimpinan karena meninggal, dihukum, atau bertugas keluar kota dalam jangka waktu lama.
5.       Terganggunya keseimbangan jiwa (gila) salah satu anggota keluarga, terutama jika menimpa ayah atau ibu.

d.      Masalah remaja
Di dalam masyarakat modern sekalipun selalu dijumpai pertentangan antara pemuda dan orang tua. Pemuda umumnya merasa telah dewasa secara fisik (biologis), akan tetapi para orang tua selalu menganggap mereka belum dewasa sehingga tidak boleh memikul peran-peran orang dewasa. Hal ini dapat dimengerti sebab banyak peran yang tidak hanya memerlukan syarat kematangan fisik (usia), tetapi juga memerlukan syarat kematangan mental, pendidikan, dan keahlian tertentu.
Pada masa remaja, seseorang sedang mengalami peralihan meninggalkan tahap kehidupan anak-anak menuju tahap kedewasaan. Kepribadiannya sedang terbentuk dan pegangan yang pasti masih dicari. Masa peralihan ini merupakan masa yang kritis, seperti halnya musim pancaroba yang merupakan musim peralihan sehingga membuat orang-orang mudah terkena penyakit. Di masa peralihan ini, jika masuk unsur-unsur negatif, remaja akan mudah terpengaruh dan mengalami krisis. Pada masa pencarian pegangan yang pasti ini pula, remaja mencoba menguji  nilai dan norma masyarakat kemudian mencari yang cocok untuk dirinya. Akibatnya, dapat terjadi perilaku yang tidak disukai masyarakat. Pada saat itulah remaja memerlukan bimbingan, terutama dari orang tuanya.
e.      Peperangan
Peperangan dipandang sebagai bentuk pertentangan yang dahsyat sehingga merugikan dan menimbulkan disorganisasi, baik dinegara yang menang maupun dinegara yang kalah. Peperangan juga dapat dipandang sebagai lembaga kemasyarakatan, sebab peperangan biasanya diikuti dengan akomodasi yang melahirkan bentuk-bentuk kerja sama baru antarnegara atau antarmasyarakat yang terlibat konflik.
f.        Pelanggaran terhadap norma
1.       Pelacuran
Pelacuran adalah suatu pekerjaan informal yang menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan tujuan mendapatkan upah. Pelacuran merupakan warisan lama dari masyarakat, sebab kegiatan melanggar norma ini telah terjadi sejak ribuan tahun yang lalu.
2.       Kenakalan remaja
Kenakalan remaja diwujudkan melalui organisasi semi-formal (geng). Mereka umumnya cenderung melakukan hal-hal yang tidak disukai masyarakat, misalnya perkelahian antarpelajar, penggunaan narkoba, kebut-kebutan, mencoret-coret fasilitas umum, mengedarkan bahan-bahan pornografi (majalah dan vcd), pergaulan bebas, perampokan bus kota, atau pemalakan / meminta uang dan barang-barang secara paksa.

g.       Masalah kelainan seksual
Kelainan seksual disini termasuk homoseksual, baik yang dilakukan sesama lelaki maupun yang dilakukan sesama wanita (lesbian).
h.      Masalah kependudukan
Penduduk merupakan sumber daya. Negara yang penduduknya banyak berarti memiliki sumber daya yang besar untuk membangun. Akan tetapi, jika jumlah banyak tersebut tidak diimbangi dengan kualitas yang baik, tentu akan menjadi beban atau masalah dalam meningkatkan taraf ekonominya. Selain itu, pertumbuhan yang cepat dan persebaran yang tidak merata yang menimbulkan masalah sosial lebih lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penting! Minum 7 Suplemen Ini di Usia 20-an supaya tetap sehat di usia tua.

Umumnya, usia 20-an adalah usia di mana kita sedang sehat-sehatnya. Nge-gym selama 2 jam? Bisa. Naik gunung hingga berhari-hari? Hayuk. Bega...