Minggu, 24 Juli 2016

6. pendukung ilmu sosiologi



6. pendukung ilmu sosiologi
a. metode
sebagai suatu ilmu, sosiologi menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari gejala-gejala alamiah, khususnya gejala kemasyarakatan. Teknik dasar dalam metode ilmiah adalah observasi ilmiah atau disebut juga penalaran. Teknik riset dalam sosiologi menurut paul B. Horton diantaranya sebagai berikut.
1.       Studi cross-sectional dan longitudinal
Studi cross-sectional adalah suatu pengamatan yang meliputi suatu daerah yang luas dan dalam suatu jangka waktu tertentu. Sedangkan studi longitudinal adalah suatu studi yang berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan suatu kecenderungan atau serangkaian pengamatan sebelum dan sesudahnya.
2.       Eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan
Dalam penelitian eksperimen labroratorium, subjek orang dikumpulkan di dalam suatu tempat atau ‘laboratorium’ dan diberi pengalaman sesuai dengan yang diinginkan sang peneliti. Dari ekperimen tersebut kemudian dicatat dan ditarik kesimpulan-kesimpulan. Penelitian eksperimen lapangan adalah pengamatan yang dilakukan dilaur laboratorium dan peneliti memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada objek secara umum kemudian diamati hasilnya.
3.       Penelitian pengamatan
Hampir sama dengan eksperimen, tetapi dalam penelitian ini kita tidak memengaruhi terjadinya suatu kejadian.

Soerjono soekanto mengemukakan bahwa pada dasarnya terdapat dua jenis metode yang dipergunakan dalam sosiologi, yaitu sebagai berikut.
1.       Metode kualitatif
Mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka-angka atau ukuran-ukuran yang matematis, meskipun kejadian-kejadian itu nyata dalam masyarakat. Metode yang termasuk dalam metode kualitatif adalah :
a.       Metode historis, yaitu metode pengamatan yang menganalisis peristiwa-peristiwa masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
b.      Metode komparatif, yaitu metode pengamatan dengan membandingkan antara bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai petunjuk tentang perilaku suatu masyarakat. Misalnya, perbandingan pertanian indonesia pada masa lalu dan masa kini.
c.       Metode studi kasus, yaitu suatu metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga, maupun individu-individu. Alat-alat yang dipergunakan dalam studi kasus adalah:
-          Wawancara (interview)
-          Daftar pertanyaan (questionaire)
-          Participant observer technique (pengamat ikut serta dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang diamati).
2.       Metode kuantitatif
Dalam metode ini, peneliti mengutamakan bahan-bahan keterangan atau data penelitian dengan angka-angka sehingga gejala-gejala yang akan diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala, indeks, tabel, dan formula. Termasuk dalam metode ini adalah metode statistik yang menguantifikasi gejala-gejala masyarakat sebelum dianalisis.

Di samping metode-metode yang telah disebutkan di atas, masih adala beberapa metode lain, yaitu sebagai berikut.
1.       Metode deduktif, yaitu metide yang dimulai dari hal-hal yang berlaku umum untuk menarik kesimpulan yang khusus.
2.       Metode induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.
3.       Metode empiris, yaitu metode yang mengutamakan keadaan-keadaan nyata di dalam masyarakat.
4.       Metode nasional, yaitu suatu metode yang mengutamakan penalaran dan logika akal sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan.
5.       Metode fungsional, yaitu metode yang dipergunakan untuk menilai kegunaan lembaga-lembaga sosial masyarakat dan struktur sosial masyarakat.

b. perspektif sosiologi
untuk mempelajari sesuatu, sebaiknya dimulai dengan membuat asumsi tentang sifat-sifat objek yang akan kita pelajari. Asumsi-asumsi ini disebut perspektif atau paradigma, yaitu suatu cara memandang atau cara memahami gejala tertentu menurut keyakinan kita. Di dalam sosiologi terdapat beberapa perspektif sebagai berikut.
1.       Perspektif evolusionis
Paradigma utama dalam sosiologi yang memusatkan perhatian pada pola perubahan dan perkembangan dalam asyarakat yang berbeda untuk mengetahui urutan umum yang ada, perspektif ini didasarkan pada karya auguste comte dan herbert spencer.
2.       Perspektif interaksionis
Memusatkan perhatian terhadap interaksi antara individu dengan kelompok, terutama dengan menggunakan simbol-simbol, antara lain tanda, isyarat, dan kata-kata, baik lisan maupun tulisan.
3.       Perspektif fungsionalis
Melihat masyarakat sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerja sama secara terorganisir dan memiliki seperangkat aturan dan nilai yang dianut oleh sebagian sesuatu yang stabil dan cenderung ke arah keseimbangan untuk mempertahankan sistem kerja yang selaras dan seimbang. Kelompok atau lembaga melaksanakan tugas tertentu secara terus-menerus sesuai fungsinya.
4.       Perspektif konflik
Memandang adanya pertentangan antarkelas dan ekspoitasi kelas di dalam masyarakat sebagai pengerak utama kekuatan-kekuatan dalam sejarah. Masyarakat terikat karena ada kekuatan dari kelompok kelas yang dominan. Kelompok ini menciptakan suatu konsensus untuk melaksanakan nilai-nilai dan peraturan mereka terhadap semua orang.

C.Peran teori dalam sosiologi
Teori merupakan hubungan antarfakta atau pengaturan fakta menurut cara tertentu. Fakta adalah sesuatu yang dapat diamati dan pada umumnya dapat diuji secara nyata (empiris). Secara sederhana, teori adalah suatu pernyataan yang merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih, yang telah diuji kebenarannya. Teori mempunyai peran sebagai berikut.
1.       Rangkuman (ikhtisar) hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenarannya yang menyangkut objek yang dipelajari.
2.       Memberikan petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada seseorang yang memperdalam pengetahuannya dibidang sosiologi.
3.       Berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang dipelajari oleh sosiologi.
4.       Berguna dalam mengembangkan sistem klasifikasi fakta dan membina struktur konsep-konsep yang penting untuk penelitian.
5.       Pengetahuan teoritis memberikan kemungkinan untuk mengadakan proyeksi sosial, yaitu usaha untuk dapat mengetahui ke arah masyarakat akan berkembang atas dasar fakta yang diketahui pada masa lalu dan masa kini.

D.Peran sosiologi dalam fenomena sosial budaya

1.       Mengidentifikasi fenomena budaya di masyarakat
Jika dilihat dari perwujudannya, unsur budaya merupakan fenomena budaya di masyarakat yang dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu sebagai berikut :
·         Kebudayaan fisik (kebendaan) berupa benda-benda hasil karya manusia, misalnya perlengkapan dan alat-alat kerja
·         Sistem ilmu pengetahuan dan kesenian
·         Sistem nilai budaya atau adat istiadat sebagai kebudayaan abstrak.

Melalui penelaahan terhadap berbagai kebudayaan, diharapkan sosiologi mampu memberikan :
·         Pengertian mengenai keanekaragaman budaya manusia
·         Pandangan mengenai nilai-nilai sosial budaya yang berbeda dari yang dianut seseorang
·         Hal-hal yang berlaku umum bagi kebudayaan manusia
·         Gambaran mengenai hal-hal apa saja yang memengaruhi adanya sifat keanekaragaman diantara kebudayaan manusia.

Sosiologi tidak bertujuan untuk memberikan penilaian bahwa suatu kebudayaan lebih tinggi atau lebih rendah dari kebudayaan masyarakat lain.

2.       Menghadapi fenomena budaya dimasyarakat
Keragaman budaya harus menyadarkan kita bahwa sangat penting memahami latar belakang sosial budaya yang berasal dari masyarakat lain. Kajian tentang fenomena sosial budaya tidak bermaksud untuk memberikan penilaian suatu budaya baik atau buruk, cocok atau tidak cocok bagi suatu masyarakat. Namun, melalui ilmu sosiologi, kita diajak untuk memahami keragaman budaya sebagai suatu yang dapat memperkaya kebudayaan.

Dalam konteks kehidupan masyarakat indonesia yang multi etnis, sosiologi berperan untuk mewujudkan integrasi (persatuan) nasional. Pemanfaatan ilmu sosiologi yang lebih praktis sifatnya bisa dilihat pada penggunaan ilmu tersebut untuk memperlancar proyek pembangunan, penyuluhan terhadap masyarakat seperti program keluarga berencana dan bahaya narkoba, serta penegakan hukum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penting! Minum 7 Suplemen Ini di Usia 20-an supaya tetap sehat di usia tua.

Umumnya, usia 20-an adalah usia di mana kita sedang sehat-sehatnya. Nge-gym selama 2 jam? Bisa. Naik gunung hingga berhari-hari? Hayuk. Bega...