Minggu, 24 Juli 2016

C. KONSEP REALITAS SOSIAL



C. KONSEP REALITAS SOSIAL
Sosiologi mempelajari masyarakat yang kompleks dengan berbagai realitas sosial budaya, sehingga ada banyak konsep sosial yang dicermati. Untuk itu, kita akan mulai mempelajari beberapa konsep realitas sosial yang mendasar.

1.       Masyarakat sebagai sistem sosial
a.       Pengertian dan ciri-ciri masyarakat
Istilah masyarakat berasal dari bahasa arab, yaitu syaraka yang artinya ikut serta atau berpartisipasi. Sedangkan dalam bahasa inggris masyarakat adalah society yang pengertiannya mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. Dalam literatur lainnya, masyarakat disebut pula sistem sosial. Untuk pemahaman lebih luas tentang pengertian masyarakat, kita akan melihat pendapat beberapa ahli sosiologi.
Emile durkheim
Menurut sosiologi ini, masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
Karl marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang mengalami ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-belah secara ekonomis.
M.J. Herskovits
Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.
J.L. Gillin dan J.P.Gillin
Masyarakat adalah kelompok yang tersebar dengan perasaan persatuan yang sama.
Max weber
Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
Selo soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Paul b. Horton
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang relatif manusia, yang hidup bersama-sama dalam jangka waktu yang cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu. Pada bagian lain, horton mengemukakan bahwa masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
Soerjono soekanto
Masyarakat pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1.       Manusia yang hidup bersama,, sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
2.       Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru. Sebagai akibat dari hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antar manusia.
3.       Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4.       Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.
Marion levy
Empat kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu kelompok dapat disebut masyarakat, yaitu:
1.       Kemampuan bertahan yang melebihi masa hidup seorang anggotanya.
2.       Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui reproduksi atau kelahiran.
3.       Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada.
4.       Kesetiaan pada suatu sistem tindakan utama secara bersama-sama.
Talcott parsons menambahkan lagi syarat yang kelima dari kriteria yang telah dikemukakan oleh marion levy diatas, yaitu melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya.

b.      Terbentuknya masyarakat
Kelompok sosial atau masyarakat terbentuk karena manusia-manusia menggunakan pikiran, perasaan, dan keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya. Hal ini terjadi karena manusia itu mempunyai dua keinginan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lainnya dan keinginan untuk menyatu dengan lingkungan alamnya.

Manusia mempunyai naluri untuk selalu berhubungan dengan sesamanya. Hubungan yang berkesinambungan ini menghasilkan pola pergaulan yang disebut pola interaksi sosial. Pergaulan tersebut menghasilkan pandangan mengenai kebaikan dan keburukan. Pandangan tersebut merupakan nilai-nilai manusia yanng kemudian sangat berpengaruh terhadap cara dan pola perilakunya.

Untuk terbentuknya suatu masyarakat, paling sedikit harus terpenuhi tiga unsur berikut.
1.       Terdapat sekumpulan orang.
2.       Berdiam atau bermukim disuatu wilayah dalam waktu yang relatif lama.
3.       Akibat dari hdup bersama dalam jangka waktu yang lama itu menghasilkan kebudayaan berupa sistem niai, sistem ilmu pengetahuan, dan kebudayaan kebendaan.

c.       Sistem sosial
Sehari-hari sering kita dengar kata sistem. Sebagian dari kalian mungkin sudah mengetahui apa arti sistem itu. Sistem adalah bagian-bagian yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya sehingga dapat berfungsi melakukan suatu kerja untuk tujuan tertentu. Elemen-elemen suatu terdiri atas tiga kelompok utama, yaitu sub-sistem masukan, sub-sistem proses, dan sub-sistem keluaran.

Bagian dari sistem sosial itu adalah elemen-elemen sosial. Elemen sosial terdiri dari tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu-individu yang berinteraksi dan bersosialisasi, sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan hubungan sosial tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut.


d.      Struktur sosial
Struktur sosial mencakup susunan status dan peran yang terdapat didalam satuan sosial, ditambah nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur interaksi antarstatus dan peran sosial. Didalam struktur sosial terdapat unsur-unsur sosial yang pokok seperti kaidah sosial, lembaga sosial, kelompok sosial, dan lapisan sosial.
Unsur-unsur sosial itu terbentuk, berkembang, dan dipelajari oleh individu dalam masyarakat melalui proses sosial. Proses sosial itu sendiri adalah hubungan timbal-balik antara bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat, sesuai dengan norma-norma yang berlaku.


e.      Subsistem sosial
Menurut talcott parsons, unsur-unsur dalam suatu sistem sosial itu paling sedikit terdiri atas empat subsistem, yaitu:
1.       Subsistem kebudayaan
Subsistem ini menghasilkan kebudayaan kebendaan (fisik), sistem ilmu pengetahuan, dan sistem nilai budaya atau adat istiadat.
2.       Subsistem sosial
Subsistem ini menghasilkan nilai-nilai, norma-norma, dan kaidah-kaidah sosial yang melekat dalam perilaku masyarakatnya.
3.       Subsistem kepribadian
Subsistem kepribadian menghasilkan corak perilaku masyarakat sebagai akibat interaksi sosial dan sosialisasi yang terus-menerus.
4.       Subsistem kelompok biologis
Subsistem biologis ini berkenaan dengan perlakuan manusia terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.


2.       ORGANISASI SOSIAL
Pokok perhatian utama sosiologi dewasa ini adalah organisasi sosial. Secara sederhana, masyarakat merupakan suatu organisasi sosial. Dalam organisasi sosial terdapat kelompok-kelompok dan tata cara yang mereka ciptakan. Organisasi sosial adalah cara-cara perilaku masyarakat yang terorganisasi secara sosial. Dengan kata lain, organisasi sosial merupakan jaringan hubungan antarwarga masyarakat yang bersangkutan didalam suatu tempat dan dalam waktu yang relatif lama. Didalam organisasi sosial terdapat unsur-unsur seperti kelompok dan perkumpulan, lembaga-lembaga sosial, peranan-peranan, serta kelas-kelas sosial.
a.       Kelompok dan perkumpulan
Secara sederhana kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Goodman mendefinisikan kelompok sebagai dua orang atau lebih yang memiliki kesamaan identitas dan berinteraksi secara terstruktur untuk mencapai tujuan bersama.

b.      Lembaga
Di dalam sosiologi, yang dimaksud dengan lembaga adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dianggap penting. Disini perlu dibedakan bahwa arti lembaga ini bukanlah lembaga, yayasan, atau organisasi formal lain seperti yang dikenal masyarakat umum. Misalnya, agama bukan sekedar kepercayaan tetapi suatu sistem gagasan, aturan, praktek, dan hubungan. Contoh lembaga yang lain adalah pernikahan, keluarga, negara, dan pendidikan.

c.       Peran (role)
Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya. Peran sosial dilakukan dalam suatu organisasi sosial. Peran menentukan apa yang harus diperbuat seseorang bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya.
Peran mengatur perilaku seseorang. Peran menyebabkan seseorang dengan batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya. Penjelasan lebih jauh tentang peran akan dibahas pada bab selanjutnya.

3.       Dinamika sosial
Dinamika sosial adalah penelaahan tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam fakta-fakta sosial yang saling berhubungan dalam masyarakat. Dinamika sosial meliputi pembahasan tentang hal-hal berikut.
a.       Pengendalian sosial
Pengendalian sosial disebut pula ‘’pengawasan sosial’’, yaitu segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat itu.
b.      Penyimpangan sosial
Penyimpangan sosial merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dalam suatu masyarakat dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi. Salah satu ciri dari penyimpangan sosial adalah dapat didefinisikan. Ada penyimpangan yang ditolak dan ada yang justru diterima. Juga ada penyimpangan yang relatif dan penyimpangan yang mutlak.
c.       Mobilitas sosial
Lingkup mobilitas sosial meliputi peristiwa sosial ketika individu atau kelompok bergerak atau berpindah dari suatu lapisan sosial ke lapisan sosial lainnya, baik ke lapisan yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah dalam suatu hierarki sosial. Perpindahan ini memiliki dua arah, yaitu ke arah atas (upward mobility) dan kearah bawah (downhard mobility),
d.      Perubahan sosial
setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Perubahan itu menyangkut nilai-nilai, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan sebagainya.

Konsep-konsep lain yang diperlukan apabila kita ingin diperlukan apabila kita ingin menganalisis proses-proses dinamika dan perubahan masyarakat dan kebudayaan antara lain sebagai berikut.
a.       Internalisasi, yaitu proses panjang sejak seorang individu dilahirkan, sampai ia hampir meninggal. Dalam proses ini ia belajar menanamkan segala perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi yang diperlukannya sepanjang hidup dalam kepribadiannya.
b.      Sosialisasi, yaitu proses seorang individu dari masa kanak-kanak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan berinteraksi dengan segala macam individu di sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
c.       Enkulturasi (pembudayaan), yaitu proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Proses enkulturasi sejak kecil sudah dimulai dalam alam pikiran individu. Mula-mula dari orang-orang di dalam lingkungan keluarganya, kemudian dari teman-teman bermain. Seringkali ia belajar dengan meniru saja berbagai tindakan. Kemudian tindakan meniru itu diinteraksikan dalam kepribadiannya. Dengan berkali-kali meniru, tindakannya menjadi suatu pola yang mantap dan norma yang mengatur tindakannya dibudayakan.
d.      Difusi, yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dan sejarah ke seluruh dunia bersamaan dengan terjadinya proses penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia dimuka bumi.
e.      Akulturasi, yaitu proses sosial yang timbul bila suatu kebudayaan bertemu dengan unsur kebudayaan asing sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilanya kepribadian budaya awal.
f.        Asimilasi, yaitu proses perpaduan dua kebudayaan. Proses sosial ini timbul bila ada : (i) golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, (ii) saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga (iii) sifat khas kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah dan unsur-unsurnya kebudayaan campuran.
Biasanya yang terlibat dalam proses asimilasi adalah suatu golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Sifat khas unsur-unsur kebudayaan golongan minoritas berubah dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan dari golongan mayoritas sehingga lambat laun golongan minoritas tersebut kehilangan kepribadian kebudayaannya dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas.
g.       Inovasi atau penemuan, yaitu suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal, pengaturn baru dari tenaga kerja, dan penggunaan teknologi baru yang kesemuanya akan menyebabkan adanya sistem produksi dan dibuatnya produk—produk yang baru.
Inovasi biasanya berkaitan dengan pembaharuan kebudayaan yang khusus mengenai unsur-unsur teknologi dan ekonomi. Suatu penemuan baru biasanya melalui dua tahap khusus, yaitu discovery dan invention. Discovery adalah suatu penemuan unsur kebudayaan baru yang sebelumnya tidak ada dalam masyarakat. Discovery akan berubah menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menetapkan penemuan baru (discovery) itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penting! Minum 7 Suplemen Ini di Usia 20-an supaya tetap sehat di usia tua.

Umumnya, usia 20-an adalah usia di mana kita sedang sehat-sehatnya. Nge-gym selama 2 jam? Bisa. Naik gunung hingga berhari-hari? Hayuk. Bega...