BAB II
IMPLEMENTASI SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
Sistem sosial budaya Indonesia sebagai totalitas
nilai, tata sosial, dan tata laku manusia Indonesia harus mampu mewujudkan
pandangan hidup dan falsafah negara Pancasila ke dalam segala segi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Asas yang melandasi pola pikir, pola tindak, fungsi, struktur,
dan proses sistem sosial budaya Indonesia yang diimplementasikan haruslah
merupakan perwujudan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
transformasi serta pembinaan sistem social budaya harus tetap berkepribadian Indonesia.
1. Asas Sistem Sosial Budaya Indonesia
Pada dasarnya, masyarakat Indonesia sebagai suatu
kesatuan telah lahir jauh sebelum lahirnya (secara formal) masyarakat
Indonesia. Peristiwa sumpah pemuda antara lain merupakan bukti yang jelas.
Peristiwa ini merupakan suatu konsensus nasional yang mampu membuat masyarakat
Indonesia terintegrasi di atas gagasan Bineka Tunggal Ika.
Konsensus adalah persetujuan atau kesepakatan yang
bersifat umum tentang nilai-nilai, aturan, dan norma dalam menentukan sejumlah
tujuan dan upaya mencapai peranan yang harus dilakukan serta imbalan tertentu
dalam suatu sistem sosial. Model konsensus atau model integrasi yang menekankan
akan unsur norma dan legitimasi memiliki landasan tentang masyarakat, yaitu
sbb:
a.
Setiap masyarakat
memiliki suatu struktur yang abadi dan mapan
b.
Setiap
unsur dalam masyarakat memiliki fungsinya masing-masing dalam kelangsungan
masyarakat tersebut sebagai suatu sistem keseluruhan
c.
Unsur dalam
masyarakat itu terintegrasi dan seimbang
d.
Kelanjutan
masyarakat itu berasaskan pada kerja sama dan mufakat akan nilai- nilai
e.
Kehidupan social
tergantung pada persatuan dan kesatuan
Apabila menelaah pernyataan tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa peristiwa Sumpah Pemuda merupakan konsensus nasional yang
mendapat perwujudannya di dalam sistem budaya Indonesia yang didasarkan pada
asas penting, yaitu sebagai berikut ini.
a.
Asas kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Kesempurnaan hanya dapat dicapai oleh manusia dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara melalui semangat dan takwa, sebab pada akhirnya apa
yang diperoleh manusia, masyarakat, bangsa, dan Negara, bahkan kemerdekaan itu
adalah rahmat Tuhan Ynag Maha Esa.
b.
Asas merdeka
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, karena itu kehidupan pribadi/
keluarga, masyarakat, dan bangsa yang bebas itu mempunyai tanggung jawab dan
kewajiban bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang menghargai, menghormati
dan menjunjung tinggi kemerdekaan itu.
c.
Asas persatuan
dan kesatuan
Bangsa Indonesia terdiri atas aneka ragam suku, budaya, bahasa, adat
istiadat daerah dan sebagainya telah membentuk Negara Republik Indonesia yang
meletakkan persatuan dan kesatuan sebagai asas social budayanya.
d.
Asas kedaulatan rakyat
Kehidupan pribadi atau keluarga dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara selalu mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam rangka
mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan golongan/pribadi.
e.
Asas adil dan makmur
Setiap pribadi/ keluarga dalam kehidupan harus mempunyai kehidupan yang
layak dan adil sehingga pekerjaan, pendidikan, profesi, kesehatan, pangan,
pakaian, perumahan, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa menjadi hak
yang dipertanggungjawabkan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Pola Pikir, Pola Tindak, dan Fungsi Sistem Sosial Budaya Indonesia
Masyarakat indonesia adalah masyarakat majemuk, yang hidup tersebar
diseluruh tanah air , yang memiliki berbagai macam ragam budaya. Sehingga
menimbulkan keanekaragaman institusi dalam masyarakat.
Institusi adalah suatu konsep sosiologi yang paling luas digunakan, walau
memiliki pengertian yang berlainan :
1.
Digunakan untuk
merujuk suatu badan, seperti universitas dan
perkumpulan
2.
Organisasi
yang khusus atau disebut pula institusi total, seperti penjara atau rumah sakit
3.
Suatu
pola tingkah laku yang telah menjadi biasa atau suatu pola relasi sosial yang
memiliki tujuan sosial tertentu
Bronislaw menganggap
institusi sosial merupakan konsep utama untuk memahami masyarakat, yang setiap
institusi saling berkaitan dan masing-masing memiliki fungsinya.
Koentjaraningrat
mengemukakan bahwa institusi itu mengenai kelakuan berpola dari manusia dalam
kebudayaan yang terdiri atas tiga wujud, yaitu :
1.
Wujud idiil
2.
Wujud kelakuan
3.
Wujud fisik dari kebudayaan
Koentjaraningrat
mengatakan, bahwa seluruh total dari kelakuan manusia yang berpola tertentu
bisa diperinci menurut fungsi-fungsi khasnya dalam memenuhi kebutuhan hidup
manusia dalam bermasyarakat.
Maka pola pikir, pola
tindak dan fungsi sistem sosial budaya Indonesia merupakan institusi sosial,
yaitu suatu sistem yang menunjukkan bahwa peranan sosial dan norma-norma saling
berkait, yang telah disusun guna memuaskan suatu kehendak atau fungsi sosial.
Komponen-komponen
dari pranata sosial
a.
Pola Pikir Sistem Sosial Budaya Indonesia
1)
Negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
Kehidupan Beragama atau kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus dapat mewujudkan kepribadian bangsa
Indonesia yang percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2) Negara Persatuan
Negara Republik Indonesia adalah
negara persatuan yang mendfasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hal
ini berarti bahwa penyelenggaraan kehidupan negara harus berdasarkan Pancasila
dan Undang- Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen. Maka, pembangunan
nasional adalah pengamalan Pancasila dan hakikatnya pembangunan nasional itu adalah
pembangunan seluruh
manusia Indonesia dalam kehidupan manusia yang serba cepat dan canggih.
3)
Demokrasi Pancasila
Dalam negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan, kehidupan pribadi atau keluarga dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara harus mampu memilih perwakilannya dan pemimpinnya yang dapat
bermusyawarah untuk mufakat dalam mengutamakan kepentingan umum diatas
kepentingan golongan dan perseorangan demi terselenggaranya kesejahteraan sosial
bagi seluruh rakyat. Karena itu, sistem menejemen sosial perlu ditegakkan, baik
melalui peraturan perundang-undangan maupun moral
4)
Keadilan Sosial
bagi Semua Rakyat
Letak geografis Indonesia, sumberdaya
alam, dan penduduk Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus
mempunyai politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan yang
berkeadilan bagi semua rakyat.
5) Budi Pekerti
Setiap pribadi atau keluarga dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus memelihara budi pekerti
kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
Berarti bahwa kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercyaannya itu harus dijamin,
dimana pendidikan dan pengajaran menjadi hak warga negara yang membutuhkan
suatu sistem pendidikan nasional. Kebudayaan Nasional adalah kebudayaan yang
timbul sebagai buah usaha budi daya rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk
kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan
didaerah-daerahseluruh Indonesia. Kebudayaan harus menuju kearah kemajuan serta
tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan
asing yang dapat memperkembangkan
atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa Indonesia.
b.
Pola Tindak Sistem Sosial Budaya Indonesia
1.
Gotong Royong
Persatuan dan
kesatuan hanya terwujud melalui gotong royong, suatu sikap kebersamaan dan
tenggang rasa, baik dalam duka maupun suka,kehidupan keluarga, bermasyarakat,
berbangsa dan berneara
2.
Prasaja
Keadilan sosial
bagi seluruh masyarakat tidak akan terwujud apabila kehidupan yang sederhana,
hemat, cermat, disiplin, professional, dan tertib tidak dilaksanakan.
3.
Musyarawah untuk Mufakat
Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan golongan atau
perorangan dapat menemui perbedaan yang tidak yang tidak diakhiri dengan
perpecahan atau perpisahan, maupun pertentangan.
4.
Kesatria
Persatuan dan
kesatuan, maupun keadilan sosial tidak dapat terwujud tanpa keberanian,
kejujuran, kesetiaan, pengabdian, dan perjuangan yang tidak mengenal menyerah
demi kehidupan bersama.
5.
Dinamis
Kehidupan
pribadi/keluarga, bangsa dan negara juga bersifat dinamis sesuai dengan jaman,
sehingga waktu sangat penting dalam rangka persatuan dan kesatuan, maupun
keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Fungsi Sistem Sosial Budaya
Indonesia
1.
Dalam Keluarga
Keluarga adalah
lahan pembibitan manusia seutuhnya. Keluarga adalah organisasi alami yang penuh
kasih sayang.
2.
Dalam Masyarakat
Organisassi
sosial kemasyrakatan ini adalah lahan pengkaderan, sebagai keluarga buatan,
gotong royong buatan, yang penuh perbedaan kepentingan.
3.
Dalam Berbangsa
dan Bernegara
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, penyelenggaraan negara dan
pemerintah harus mengutamakan kepentingan umum.
3. Struktur system social budaya Indonesia
Raymond
firth mengemukakan bahwa konsep struktur social merupakan analytical tool, yang
diwujudkan untuk membantu pemahaman tentang tingkah laku manusia dalam
kehidupan social.
Dasar yang penting dalam struktur sosial ialah
relasi-relasi sosial yang jelas penting dalam menentukan tingkah laku manusia,
yang apabila relasi sosial itu tidak dilakukan, maka masyarakat itu tak
terwujud lagi. Struktur sosial juga dapat ditinjau dari segi status, peranan,
nilai-nilai, norma, dan institusi sosial dlm suatu relasi.
Nilai
adalah pembentukan mentaliatas yang dirumuskan dari tingkah laku manusia
sehingga menjadi sejumlah anggapan yang hakiki, baik, dan perlu dihargai.
Dari
pendapat Raymond firth dan max weber, system nilai yang harus diwujudkan atau
diselenggarakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
ditemukan dalam proses pertumbuhan pancasila sebagai dasar falsafah atau
ideologi Negara.
Jadi,
struktur system sosial budaya indonesia dapat merujuk pada nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila yang terdiri atas :
a.
Tata nilai
Tata
nilai ini meliputi:
a)
Nilai agama
b)
Nilai kebenaran
c)
Nilai moral
d)
Nilai vital
e)
Nilai meterial
b.
Tata sosial
NKRI adalah Negara hukum, semua orang
adalah sama di mata hukum. Tata hukum di Indonesia adalah system pengayoman
yang mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
c.
Tata laku
Dalam mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat, maka tata laku harus berpedoman pada norma- norma yang berlaku,
yaitu : norma agama, norma kesusilaan/kesopanan, norma adat istiadat, norma
hukum setempat, norama hukum Negara.
4. Proses Sistem Sosial Budaya Indonesia
Masyarakat mempunyai bentuk – bentuk struktural, yang
dinamakan struktur sosial. Struktur sosial ini bersifat statis dan bentuk
dinamika masyarakat disebut proses sosial dan perubahan – perubahan sosial.
Masyarakat yang mempunyai bentuk – bentuk strukturalnya tentu mengalami pola –
pola perilaku yang berbeda – beda juga tergantung dengan situasi yang dihadapi
masyarakat tersebut. Perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengarah pada
suatu dinamika sosial bermula dari masyarakat tersebut melakukan suatu
komunikasi dengan masyarakat lain, mereka membina hubungan baik itu berupa
perorangan atau kelompok sosial. Tetapi sebelum suatu hubungan dapat terjadi
perlu adanya suatu proses berkaitan dengan nilai – nilai sosial dan budaya
dalam masyarakat. Dengan suatu masyarakat yang mengetahui nilai sosial dan
budaya masyarakat lain maka hubungan dapat terbentuk. Maka dapat diartikan
bahwa proses sosial adalah sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama.
Proses sistem sosial budaya Indonesia mempunyai suatu
dinamika tersendiri yang merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari
proses pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, yang pada hakikatnya
pembangunan seluruh rakyat Indonesia. Maka pada dasarnya proses sistem sosial
budaya Indonesia selalu berkaitan dengan pembangunan nasional di mana ia
berlangsung beriringan dengan pebangunan nasional, bahkan kadang bisa
mendahului pembangunan nasional agar masyarakat dapat menerima pembaharuan
sebagai hasil pembangunan nasional.
Setelah menyiapkan masyarakat agar mampu menerima
pembangunan, maka kemudian menyiapakan agar manusia dan masyarakat dapat
berperan serta dalam proses pembangunan nasional tersebut dengan memiliki
kualitas sebagai berikut :
a)
Beriman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
b)
Berbudi pekerti luhur
c)
Berkepribadian
d)
Bekerja keras
e)
Berdisiplin
f)
Tangguh
g)
Bertanggung jawab
h)
Mandiri
i)
Cerdas dan terampil
j)
Sehat jasmani dan rohani
k)
Cinta tanah air
l)
Memiliki sifat
kebangsaan dan kesetiakawanan sosial
m)
Percaya pada diri
sendiri dan memiliki harga diri
n)
Inovatif dan kreatif
o)
Produktif dan
berorientasi ke masa depan
Karena
pembangunan nasional yang selalu beriringan dengan proses sistem sosial budaya
Indonesia maka jika manusia atau masyarakat ikut serta dalam pembangunan
nasional mereka juga ikut berperan serta dalam proses sistem sosial budaya
Indonesia sehingga komunikasi akan terjadi di antara mereka yang kemudian suatu
hubungan dapat terjalin. Hal ini dapat menyababkan dinamika sosial terjadi yang
akan menuju pada perubahan dan perkembangan pada masyarakat tersebut yang ke
arah lebih baik.
5.
TRANSFORMASI
SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA Pembangunan nasional merupakan suatu upaya
melakukan transformasi atau perubahan dalam masyarakat, yaitu transformasi dari
budaya masyarakat agraris tradisional menuju budaya masyarakat industri modern
dan masyarakat informasi yang tetap
berkepribadian Indonesia.
Namun sistem
feodalisme yang masih bercokol dalam kehidupan masyarakat Indonesia membawa
dampak negatif yakni berupa kelemahan mentalitas. Kelemahan mentalitas ini dapat
menghambat pembangunan nasional.
Menurut
Koentjaraningrat terdapat 2 jenis mentalitas dalam masyarakat Indonesia, yaitu:
a.
Mentalitas yang
cocok dengan jiwa pembangunan
1.
Tidak
berspekulasi tentang hakikat kehidupan , karya, dan hasil karya manusia, tetapi manusia itu bekerja keras
untuk dapat makan.
2.
Menghargai
waktu, artinya selalu memperhitungkan tahapan-tahapan aktivitas dalam lingkaran waktu.
3.
Tidak
merasa tunduk pada alam, sebaliknya juga tidak merasa mampu menguasainya. Hidup harus selaras dengan alam sekelilingnya.
4.
Memiliki rasa
kahidupan bersama.
Pada hakikatnya manusia
tidak berdiri sendiri melainkan selalu membutuhkan bantuan dari sesamanya.
Hanya saja sisi negatifnya adalah jangan dengan sengaja berusaha menonjolkan
diri di atas orang lain.
b.
Mentalitas yang
tidak cocok dengan jiwa pembangunan
1.
Tidak
bersumber kepada suatu nilai yang berorientasi terhadap hasil karya manusia itu
sendiri, tetapi hanya terhadap amal dari karya (ibarat orang sekolah, tidak
mengejar pengetahuan dan ketrampilan, melainkan mengejar ijazahnya saja).
2.
Masih
terdapat rasa sentimen yang agak berlebihan terhadap benda-benda pusaka nenek
moyang, mitologi dan banyak hal mengenai masa lampau. Hal ini bukannya
melemahkan mentalitas, hanya saja suatu orientasi yang terlampau banyak terarah
ke zaman dulu akan melemahkan kemampuan seseorang untuk melihat masa depan.
3.
Berspekulasi
tentang masalah hubungan antarmanusia dengan alam, serta terlalu menggantungkan
diri pada nasib. Dalam menghadapi kesulitan hidup cenderung berlari ke alam
kebatinan (klenik).
4.
Mentalitas
yang orientasinya mengarah pada orang yang berpangkat tinggi, senior, dan
orang-orang tua, sehingga hasrat untuk berdiri sendiri dan berusaha sendiri
masih lemah. Seperti rendahnya disiplin pribadi yang murni, orang cenderung
taat jika ada pengawasan dari atas. Juga mentalitas yang selalu menunggu restu
dari atasan.
5.
Sifat
- sifat kelemahan yang bersumber pada kehidupan keragu-raguan dan hidup tanpa
orientasi yang tegas, antara lain:
1)
Sifat mentalitas
yang meremehkan mutu
2)
Sifat mentalitas
yang suka mengambil jalan pintas
3)
Sifat kurang
percaya diri
4)
Sifat tidak
berdisiplin murni
5)
Sifat mentalitas
yang suka mengabaikan tanggung jawab yang kokoh
Agar perubahan tata laku, tata sosial dan tata nilai dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara tetap mendukung keberhasilan pembangunan nasional,
perlu diciptakan pranata-pranata sosial yang dapat mendukung proses
transformasi system sosial budaya Indonesia.
a)
Mewajibkan
sebagai syarat suatu nilai budaya yang berorientasi ke masa depan.
b)
Sifat hemat dan
hasrat untuk bereksplorasi dan berinovasi.
c)
Pandangan hidup
yang menilai tinggi hasil karya.
d)
Sikap lebih
percaya kepada kemempuan sendiri.
e)
Berdisiplin murni
dan berani bertanggung jawab sendiri.
f)
Menghilangkan
rasa, kepekaan terhadap mutu dan mentalitas mencari jalan pintas.
g)
Mengatasi
penyakit-penyakit sosial budaya yang parah, seperti krisis otoritas, krisis ekonomi yang
berkepanjangan, kemacetan administrasi, dan korupsi secara menyeluruh yang sekarang
masih mengganas dalam masyarakat.
Cara merubah mentalitas yang lemah, antara lain :
a) Memberi contoh yang
baik.
Asumsinya ialah
karena banyak orang Indonesia mempunyai mentalitas beorientasi kea rah
pembesar-pembesar, maka asal saja orang-orang pembesar itu member contoh yang
benar dari atas, itu dapat dikembangkan, misalnya sifat hemat dll.
b)
Memberi
perangsang yang cocok sebagai motivasi
Motivasi dapat
untuk menggerakkan orang untuk bersikap. Contoh, yaitu perangsang yang bisa
mendorong orang menjadi lebih berhasrat untuk menabung uangnya di bank adalah
tentu tidak hanya bunganya yang menarik misalnya, namun perlu ada perangsang
lain, yaitu pelayanan yang baik.
c)
Melaksanakan
persuasi dan penerangan merupakan jalan lain yang sebenarnya harus di intensifkan
oleh para ahali penerangan dan ahli media masa, karena meraka mempunyai
imajinasia yang besar.
d)
Menanamkan suatu
mentalitas pembangunan yang baru.
Hal itu
tentunya hanya mungkin pada generasi yang baru,yaitu anak-anak yang harus
diasuh dan dibina dengan kesadaran yang tinggi agar 15 tahun lagi mereka akan
menjadi manusia Indonesia baru yang bangga akan usaha dan kemampuannya sendiri,
mempunyai hasil karya yang tinggi, mempunyai rasa disiplin, berani bertanggung
jawab sendiri dan mempunyai perasaan yang peka terhadap mutu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar