BAB III PENGERTIAN INTEGRASI NASIONAL
® Menurut
KBBI, Istilah integrasi nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dan
nasional.
·
Istilah integrasi mempunyai arti
pembauran/penyatuan sehingga menjadi kesatuan yang utuh / bulat.
·
Istilah nasional mempunyai pengertian
kebangsaan, bersifat bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa seperti cita-cita
nasional, tarian nasional, perusahaan nasional hal-hal yang menyangkut bangsa
dapat berupa adat istiadat, suku, warna kulit, keturunan, agama, budaya,
wilayah/daerah dan sebagainya.
Sehubungan dengan penjelasan
kedua istilah di atas maka integritas nasional mempunyai pengertian:
· suatu
proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan
wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa yang harus dapat
menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan kesimbangan dalam mencapai
tujuan bersama sebagai suatu bangsa.
® Menurut Menurut Claude Ake, integrasi nasional pada dasarnya mencakup dua
masalah pokok Yaitu :
· Bagaimana
membuat rakyat tunduk dan patuh kepada tuntutan-tuntutan negara, yang mencakup
perkara pengakuan rakyat terhadap hak-hak yang dimiliki negara.
· Bagaimana
meningkatkan konsensus normatif yang mengatur prilaku politik setiap anggota masyarakat,
consensus ini tumbuh dan berkembang diatas nilai-nilai dasar yang dimiliki
bangsa secara keseluruhan.
STRUKTUR MASYARAKAT
Struktur
masyarakat yang bersifat majemuk memang menemui persoalan integrasi. Masyarakat
pada dasarnya merupakan suatu kesatuan sehingga Integrasi umumnya menjadi
permasalahan yang lebih utama dibandingkan dengan masalah pembangunan ekonomi.
Yang
menjadi permasalahan sekarang adalah bagaimana membuat unsur-unsur yang ada
menjadi suatu sistem yaitu adanya jalinan kesatuan antara satu unsur dengan
unsur yang lain, atau bagaimana dapat membuat terintegrasi secara nasional.
Menurut pemaparan Van Den Berghe tersebut, ia menyatakan
bahwa masyarakat majemuk tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu dari dua
jenis masyarakat menurut model analisis Emile Durkheim, yaitu sebagai berikut:
1. Suatu masyarakat majemuk tidak disamakan dengan
masyarakat yang memiliki unit-unit kekerabatan yang bersifat segmenter, yaitu
suatu masyarakat yang terbagi ke dalam berbagai kelompok yang biasanya
merupakan kelompok-kelompok berdasarkan garis keturunan tunggal, tetapi
memiliki struktur kelembagaan yang bersifat homogeneous.
2. Suatu
masyarakat majemuk merupakan suatu masyarakat dengan tingkat diferensial yang
tinggi dengan banyak lembaga-lembaga kemasyarakatan, tetapi bersifat
komplementer dan salingt bergantung satu sama
lain
Dengan demikian, ketika menggunakan terminologi dari
Emile Durkheim, menyatakan bahwa
solidaritas mekanik yang diikat oleh kenyataan
maupun
solidaritas organis yang diikat oleh saling ketergantungan diantara bagian-
bagian dari suatu sistem sosial tidak mudah ditumbuhkan di dalam masyarakat yang
bersifat majemuk.
LANDASAN
INTEGRASI NASIONAL
Menurut kaum fungsionalisme suatu sistem sosial
senantiasa terintegrasi diatas landasan 2 hal, hal ini juga mendasari
terjadinya suatu integrasi nasional di dalam masyarakat majemuk, yaitu:
·
Suatu Masyarakat senantiasa terintegrasi di atas
tumbuhnya konsensus diantara sebagian besar anggota masyarakat akan nilai-nilai
kemasyarakatan yang bersifat fundamental.
·
Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi karena
berbagai anggota masyarakat sekaligus juga anggota dari berbagai kesatuan
sosial.
Sedangkan menurut Penganut konflik, mereka berpendapat
bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling
ketergantungan di antara berbagai kelompok. Melihat begitu banyaknya konflik
yang terjadi akibat perbedaan Suku, Agama, dan Ras. Mengikuti pandangan para
penganut fungsionalisme struktural mereka berpendapat bahwa faktor yang
mengintegrasikan masyarakat adalah berupa kesepakatan warga masyarakat akan
nilai-nilai umum tertentu. Menurut Parsons, kelangsungan hidup masyarakat tidak
saja menuntut tumbuhnya nilai-nilai umum tertentu yang disepakati bersama oleh
sebagian besar orang-orang Indonesia , tetapi juga soialisasi dari nilai-nilai
umum itu sendiri
Proses Integrasi berjalan melalui
beberapa fase, antara lain :
1.
Fase Akomodasi
Proses
meredakan pertentangan/konflik dengan adanya usaha penyesuaian anggota
masyarakat guna mencapai kestabilan.
2.
Fase Kerja Sama
Fase kedua setelah terjadinya akomodasi adalah fase kerja sama dimana
kerja sama merupakan suatu bentuk interaksi social yang pokok dan menjadi
proses utama suatu integrasi.
Dalam
bukunya yang berjudul “Sosiologi Suatu Pengantar” Soerjono Soekanto menjelaskan ada 5 bentuk kerja sama,
yaitu :
a) Kerukunan yang mencakup gotong
royong dan tolong menolong
b)
Bergaining (pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran
barang atau jasa antara 2 organisasi atau lebih
c)
Kooptasi (proses penerimaan unsure-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah
satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi
yang bersangkutan
d)
Koalisi (Kombinasi antara 2 organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan-tujuan yang sama)
e)
Joint Venture (kerja sama dalam pengusahaan
proyek-proyek tertentu atau usaha patungan)
3.
Fase Koordinasi
Merupakan tahap ke-3 ini diperlukan untuk menyempurnakan bentuk kerja
sama yang telah terjalin
4.
Fase Asimilasi
Proses yang ditandai adanya usaha mengurangi perbedaan yang terdapat
diantara beberapa orang atau kelompok serta usaha menyamakan sikap, mental, dan
tindakan demi tercapai tujuan bersama.
Suatu asimilasi akan mudah terjadi apabila didorong oleh beberapa factor
sebagai berikut :
·
Adanya toleransi diantara kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan sendiri melalui proses akomodasi
·
Adanya kesempatan yang sama dalam bidang tertentu.
Contoh : Ekonomi (pemenuhan kebutuhan barang dan jasa) pada tiap-tiap individu
dan kelompok
·
Adanya sikap saling mengahrgai terhadap kebudayaan
yang dimilki oleh masyarakat lain
·
Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa di masyarakat
·
Adanya pengetahuan tentang persamaan unsure kebudayaan
yang berlainan sehingga mendekatkan masyarakat pendukung kebudayaan yang satu
dengan yang lainnnya.
HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL
Proses integrasi nasional pada masyarakat Indonesia yang
bersifat majemuk memiliki permasalahan yang cukup berat. Ada banyak hal yang
nampak menghambat proses pengintegrasian masyarakat Indonesia, antara lain
seperti yang dijelaskan oleh Alfian secara rinci, yaitu:
·
Soal pertentangan ideologi
·
Soal multipartai
·
Soal perbedaan suku dan aliran
·
Soal kesenjangan sosial ekonomi
·
Soal hubungan pusat dan daerah
·
Soal minoritas dan mayoritas
·
Soal pribumi dan non pribumi
·
Soal pertikaian politik
·
Soal hubungan kaum elite dan rakyat jelata, dll
R.
William Liddle melihat permasalahan yang mnghambat
integrasi nasional di dalam suatu masyarakat majemuk mencakup dalam dua
dimensi, yaitu:
1. Dimensi Horizontal
Yaitu berupa masalah oleh karena adanya perbedaan suku, ras, agama, dll.
Dimensi ini sering disebut juga sebagai masalah yang disebabkan oleh pengaruh
ikatan-ikatan primordial yang ada dan hidup dalam suatu masyarakat yang bisa
membahayakan kelangsungan proses integrasi nasional apabila perasaan loyalitas
masyarakat lebih tinggi terhadap kelompoknya dibandingkan loyalitasnya kepada
kesatuan bangsa.
2.
Dimensi Vertikal
Yaitu berupa masalah yang muncul karena ada dan berkembangnya suatu
jurang pemisah antara golongan elite nasional yang jumlahnya sangat kecil dengan
rakyat biasa yang jumlahnya jauh lebih banyak.
KONSEP SOLUSI INTEGRASI NASIONAL
Meskipun memiliki berbagai hambatan dan masalah dalam
proses integrasi nasional, R.William Liddle menampilkan suatu konsep untuk
mengatasi hal tersebut. Integrasi yang tangguh dan bisa berkembang adalah
integrasi yang sebagai berikut, yaitu:
1.
Sebagian besar anggota masyarakat sepakat dengan
batas-batas teritorial dari negara sebagai suatu kehidupan politik di negara
tempat mereka tinggal. Hal ini merupakan kesadaran dari sejumlah orang bahwa
mereka hidup bersama-sama sebagai warga dari suatu negara, suatu kesadaran
nasional yang membedakan apakah seseorang termasuk sebagai warga suatu negara
atau bukan.
2.
Apabila sebagian besar warga masyarakat bersepakat
mengenai struktur dan peraturan yang ada dalam masyarakat dari pada proses
politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat di kelurahan tersebut.
Hal ini merupakan kesepakatan nasional mengenai
bagaimana mewujudkan kehidupan bersama sebagai
bangsa
Menurut
Howard Wriggins, suatu integrasi nasional yang tangguh dapat berkembang dengan
mengajukan 5 cara, kelima cara itu adalah sebagai berikut:
1. Penciptaan musuh dari luar
Ancaman dari pihak luar merupakan cara yang paling ampuh untuk
menyatukan kekuatan mmasyarakat didalam suatu negara. Hal ini mampu mendorong
terbentuknya suatu integrasi nasional. Adanya tantangan ini dapat menumbuhkan
rasa persahabatan dan kebersamaan untuk sama-sama menghadapi dan melawan pihak
yang dianggap sebagai musuh.
2. Gaya politik para pemimpin
Gaya atau perilaku politik para pemimpin dapat membantu menciptakan
atau bahkan menghancurkan integrasi nasional. Ada pemimpin yang berusaha
menangani keanekaragaman dengan berperilaku menghormati tradisi lama dan
mengkombinasikannya dengan pandangan masa depan. Tetapi ada juga gaya pemimpin
yang mempertajam kekhawatiran dari kelompok-kelompok minoritas sehingga
menimbulkan situasi yang tidak menunjang terwujudnya integrasi nasional.
3. Ciri lembaga politik
Birokrasi memgang peranan penentu dakam usaha mencapai integrasi
nasional. Birokrasi nasional selalu berusaha untuk sejauh mungkinmeluaskan
jaringan praktik dan administrasi yang seragam. Birokrasi nasional juga membuka
kesempatan kerja bagi orang-orang muda diseluruh nusantara. Kenaikan pangkat
dilakukan menurut jasanya, jadi bukan karena asal daerah, agama, atau kriteria
pewarisan lainnya. Dengan demikian, mereka memandang bahwa tugasnya itu
terpisah dari tradisi sehingga merupakan penyempurnaan untuk menyatukan bangsa.
4. Ideologi nasional
Ideologi adalah aspek kenyataan politik dan sosial yang dapat mendorong
integrasi nasional. Ideologi merupakan serangkaian ide yang saling berhubungan
untuk menetapkan tujuan masyarakat dan memberikan beberapa petunjuk bagaimana
cara mencapai tujuan
tersebut.
Ideologi harus bisa diterima oleh warga masyarakat pada umumnya, hal ini untuk
mempengaruhi dan menyentuh pikiran dan hati masyarakat luas.
5. Kesempatan dan perluasan ekonomi
Kesempatan juga dimungkinkan untuk memberikan kontribusi mendorong
terjadinya integrasi nasional. Adanya perluasan ekonomi juga dapat memperluas
kesempatan dan memasukkan orang-orang ke dalam kesatuan bangsa yang lebih luas.
Koentjaraningrat juga menampilkan konsep yang menyangkut aspek-aspek yang
berkaitan dengan antar berbagai bagian masyarakat. Koentjaraningrat mengatakan
bahwa aspek-aspek ini harus diperhatikan dalam analisis hubungan antara suku bangsa, aspek yang perlu
diperhatikan antara lain:
1.
Sumber-sumber konflik
Konflik merupakan hal yang paling menghambat proses integrasi nasional.
Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal yang berpotensi menjadi penyebab suatu
konflik. Hal ini diperlukan guna meminimalisir terjadinya konflik di tengah
masyarakat.
2.
Potensi untuk toleransi
Sikap toleransi atau menghargai keberadaan suku budaya lain merupakan
suatu sikap yang dapat mendorong tumbuhnya suatu itegrasi nasional. Dengan
sikap menghargai dan menerima setiap perbedaan yang ada mampu menciptakn iklim
yang harmonis di tengah masyarakat. Dengan adanya iklim yang harmonis ini
dirasakan bisa mendorong terjadinya kesatuan di tengah masyarakat.
3.
Sikap dan pandangan antar suku bangsa dan golongan
Menggilankan pandangan curiga dan prasangka buruk terhadap bangsa lain dapat
meminimalkan konflik. Memandang setiap perbedaan adat dan budaya sebagai suatu
anugrah dan keindahan yang Tuhan rahmatkan bagi umat manusia. Dengan begitu
tidak ada lagi sikap-sikap yang menganggap diri lebih baik dan menganggap orang
lain adalah buruk, karena pada dasarnya adalah semua baik, semua benar, dan
semua indah.
4.
Tingkat masyarakat dimana hubungan dan pergaulan suku
bangsa dapat berlangsung
Adanya interaksi yang baik antar suku dan golongan dapat menciptakan
kerukunan yang dapat menimbulkan terjadinya persatuan dan kesatuan. Perlu
diadakan dialog lintas budaya agar banyak orang dapat mengenal dan mempelajari
setiap adat budaya yang berbeda. Sehingga dengan begitu rasa saling menghormati
dan saling memiliki bisa dirasakan oleh semua
orang.
LEMBAGA-LEMBAGA PEMERSATU
1. Sistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasional menjadi alat integrasi
nasional. Pendidikan nasional mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi, menjadi
alat pemersatu baik melalui kurikulum nasional, bahasa pengantar maupun sistem
rekrutmen siswa, mahasiswa maupun tenaga pengajar yang bersifat nasional. Sifat
integratif lainnya adalah pemakaian bahasa pengantar yakni bahasa Indonesia
sebaga bahasa nasional disamping penggunaan bahasa lokal/daerah yang
diberlakukan untuk pendidikan tingkat SD/SLTP. Cara ini akan memudahkan
integrasi ke dalam sistem nasional dan sosialisasi yang sama untuk seluruh
warga negara.
2. Kemajuan komunikasi dan transportasi
Peranan media masa nasional seperti koran, majalah,
TVRI, RRI cukup penting di Indonesia sebagai alat integrasi nasional. Banyak
koran maupun media masa lainnya yang terbit di Jakarta tetapi penyebarannya
menjangkau sampai ke seluruh kabupaten- kabupaten, begitu juga koran lokal yang
mampu menembus pasar
ke
daerah lainnya. Alat komunikasi lainnya adalah telepon, yang mengalami
perkembangan pesat juga memilki sifat integratif Perkembangan yang cepat dalam
bidang transportasi mengakibatkan terjadinya mobilitas geografis penduduk dapat lebih cepat, aman, nyaman, dan murah. Bentuk
mobilitas penduduk dapat transmigrasi, migrasi maupun turisme baik antar
daerah, nasional, regional bahkan global. Meningkatnya kegiatan mobilitas
penduduk dan turisme nasional maupun lokal membawa dampak memperkuat rasa
kesatuan dan kebangsaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar