B. SUDUT PANDANG BIOLOGI
Sebagian besar ilmuwan abad ke 19 berpandangan bahwa
kebanyakan perilaku menyimpang disebabkan oleh faktor faktor biologis, seperti
tipe sel-sel tubuh. Sejumlah ilmuwan seperti LOMBROSO, KRETSCHMER, HOOTON, VON
HENTIG, dan SHELDON melakukan berbagai studi yang menyatakan bahwa orang yang
mempunyai tipe tubuh tertentu lebih cenderung melakukan perbuatan menyimpang.
SHELDON mengidentifikasikan tipe tubuh menjadi tiga tipe
dasar : endomorph (bundar, halus, gemuk), mesomorph (berotot, atletis), dan
ectomorph (tipis, kurus) yang mempunyai kecenderungan sifat sifat dan
kepribadian masing masing. Misalnya, para pecandu alcohol dan pejabat umumnya
mempunyai tipe tubuh mesomorph.
Kriminolog italia, CESARE LOMBROSO, berpendapat bahwa orang
jahat dicirikan dengan ukuran rahang dan tulang pipi panjang; kelainan pada
mata yang khas; tangan tangan, jari jari kaki serta tangan relative besar; dan
susunan gigi yang abnormal.
Para ahli ilmu sosial sangat meragukan kebenaran teori tipe
tubuh. Meskipun ditunjang oleh berbagai bukti empiris, para kritikus menemukan
sejumlah kesalahan metode penelitian sehingga ragu akan kebenarannya. Para
ilmuwan lainnya menganggap faktor biologis secara relative tidak penting
pengaruhnya terhadap penyimpangan perilaku.
C. SUDUT PANDANG PSIKOLOGI
Teori psikologi berpandangan bahwa penyakit mental dan
gangguan kepribadian berkaitan erat dengan beberapa bentuk perilaku menyimpang.
Perilaku menyimpang seringkali dianggap sebagai suatu gejala penyakit mental.
Ilmuwan yang terkenal di bidang ini adalah SIGMUND FREUD. Dia membagi diri
manusia menjadi tiga bagian penting sebagai berikut.
·
Id, bagian diri yang bersifat tidak sadar,
naluriah, dan impulsive (mudah terpengaruh oleh gerak hati)
·
Ego, bagian diri yang bersifat sadar dan
rasional (penjaga pintu kepribadian)
·
Superego, bagian diri yang telah menyerap nilai
nilai kultural dan berfungsi sebagai suara hati.
D. SUDUT PANDANG KRIMINOLOGI
1. teori konflik
Dalam teori ini terdapat dua macam konflik, yaitu sebagai
berikut.
a.
Konflik budaya, terjadi apabila dalam suatu
masyarakat terdapat sejumlah kebudayaan khusus yang masing masing cenderung
tertutup sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya kesepakatan nilai. Masing
masing kelompok menjadikan norma budayanya sebagai peraturan resmi. Akibatnya,
orang orang yang menganut budaya berbeda dianggap sebagai penyimpang. Berbagai
norma yang saling bertentangan yang bersumber dari kebudayaan khusus yang
berbeda itu akan menciptaka kondisi anomie. Pada masyarakat seperti ini,
kelompok minoritas harus bertentangan (berkonflik) dengan kelompok mayoritas
karena mereka dipaksa meninggalkan kebudayaan yang telah mereka anut
sebelumnya.
b.
Konflik kelas sosial, terjadi akibat suatu
kelompok menciptakan peraturan sendiri untuk melindungi kepentingannya. Pada
kondisi ini, terjadi eksploitasi kelas atas terhadap kelas bawah. Mereka yang
menentang hak hak istimewa kelas atas dianggap mempunyai perilaku menyimpang
sehingga dicap sebagai penjahat.
2. teori pengendalian
Kebanyakan orang menyesuaikan diri dengan nilaidominan
karena adanya pengendalian dari dalam maupun dari luar. Pengendalian dari dalam
berupa norma yang dihayati dan nilai yang dipelajari seseorang. Pengendalian
dari luar berupa imbalan sosial terhadap konformitas dan sanksi hukuman terhadap
tindakan penyimpangan. Dalam masyarakat konvensional, terdapat empat hal yang
mengikat individu terhadap norma masyarakatnya.
a.
Kepercayaan, mengacu pada norma yang dihayati.
b.
Ketanggapan, yakni sikap tanggap seseorang
terhadap pendapat terhadap kadar sejauh mana kepekaan seseorang terhadap kadar
penerimaan orang konformis.
c.
Keterikatan (komitmen). Berhubungan dengan
berapa banyak imbalan yang diterima seseorang atas perilakunya yang konformis.
d.
Keterlibatan, mengacu pada kegiatan seseorang
dalam berbagai lembaga masyarakat, seperti majelis ta’lim, sekolah dan
organisasi organisasi setempat.
Semakin tinggi tingkat kesadaran seseorang akan salah satu
pengikat tersebut, semakin kecil pada kemungkinan baginya untuk melakukan
penyimpangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar