Sabtu, 07 November 2015

Pemasaran Pariwisata


1.       Pemasaran pariwisata

Pemasaran pariwisata (tourism marketing) sangat kompleks sifatnya, dibandingkan dengan pemasaran barang barang yang dihasilkan perusahaan manufaktur yang biasa kita kenal. Produk yang ingin dipasarkan sangat terikat dengan suplier yang menghasilkannya, instansi, organisasi atau lembaga pariwisata yang mengelolanya.

Untuk memasarkan produk industri pariwisata bukan saja diperlukan koordniasi, tetapi diperlukan kerjasama yang baik antara organisasi yang bertanggungjawab dalam pengembangan pariwisata dengan semua pihak yang terlibat dan berkaitan dengan kegiatan pariwisata.

Dapat dikatakan, keberhasilan suatu program pemasaran dalam bidang kepariwisataan sangat ditentukan oleh faktor kesamaan pandangan terhadap peranan pariwisata bagi pembangunan daerah, karena itu sebelum program pemasaran dilaksanakan harus ada komitmen dari semua unsur terkait bahwa pariwisata merupakan sektor ekonomi yang bersifat quick yielding dan merupakan agent of development bagi daerah itu.

J . krippendorf, dalam bukunya marketing et. Tourisme merumuskan pemasaran pariwisata sebagai berikut:
‘’ marketing in tourism to be understood as the systematic and coordinated execution of business policy by tourist undertaking whether private or state owned at local, regional, national or international level to achieve the optimal of satisfaction of the needs of identifiable consumers group and in doing so to achieve an approriate return.’’

Menurut J. Krippendorf, yang dimaksudkan dengan :’’ pemasaran pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan perusahaan kelompok industri pariwisata, baik milik swasta atau pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional atau internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar.’’

Prof. Dr. Salah Wahab, L.J. Crampton, MA dan L.M. Rothfield dalam buku mereka berjudul Tourism Marketing merumuskan pengertian pemasaran pariwisata sebagai berikut.
‘’The management process through which the National Tourist Organizations (NTO) or tourist enterprises identify their selected tourists, actual and potential, communicate with them to ascertain and influence their wishes, needs, motivations, like or dislikes, on local, regional, national, and international levels, and formulate and adapt their tourist products accordingly in view of achieving optimal tourist satisfaction thereby fulfilling their objectives.’’

Tidak banyak berbeda dengan J. Krippendorf, Salah Wahab dan kawan kawan mengatakan yang dimaksudkan dengan:

‘’ pemasaran pariwisata adalah suatu proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi pariwisata nasional atau perusahaan perusahaan termasuk dalam kelompok industri pariwisata untuk melakukan identifikasi terhadap wisatawan yang sudah punya keinginan untuk melakukan perjalanan wisata dan wisatawan yang sudah potensi akan melakukan perjalanan wisata dengan jalan melakukan komunikasi dengan mereka, mempengaruhi keinginan, kebutuhan, memotivasinya, terhadap apa yang disukai dan yang tidak disukainya, pada tingkat daaerah-daerah lokal, regional, nasional atau internasional dengan menyediakan obyek dan atraksi wisata agar wisatawan memperoleh kepuasan optimal.’’

Bila kita perhatikan batasan yang diberikan Salah Wahab dan kawan kawan ini dapat kita simpulkan bahwa pemasaran pariwisata mencakup:

Pertama: pemasaran pariwisata itu merupakan suatu proses manajemen yang dilakukan   
                   oleh Organisasi Pariwisata Nasional (OPN), dengan bekerjasama dengan organisasi
                   pariwisata swasta, PHRI, dan ASITA, yang mewakili perusahaan perusahaan
                   kelompok industri pariwisata.
Kedua : melakukan identifikasi, terhadap kelompok wisatawan yang sudah memiliki
                keinginan untuk melakukan perjalanan wisata (actual demand) dan kelompok
                wisatawan yang memiliki potensi akan melakukan perjalanan wisata di waktu
                waktu yang akan datang (potential demand).
Ketiga : melakukan komunikasi dan mempengaruhi keinginan, kebutuhan, dan
                memotivasinya terhadap yang disukai atau tidak disukai mereka, baik pada tingkat
                lokal, regional, nasional ataupun internasional.
Keempat: menyediakan objek dan atraksi wisata sesuai dengan persepsi wisatawan sehingga
                    Mereka merasa puas.

Pada dasarnya, pemasaran pariwisata adalah usaha yang dilakukan suatu OPN atau organisasi pariwisata daerah (OPD) untuk menarik wisatawan (wisman dan wisnus) lebih banyak datang, lebih lama tinggal, dan lebih banyak membelanjakan dolar atau rupiahnya pada DTW yang dikunjungi.

Usaha pemasaran itu harus berkelanjutan dan karena itu ia hendaknya merupakan proses manajemen yang tiada henti-hentinya. Pengertian proses manajemen hendaknya diartikan sebagai berikut:
1.       Filosofi manajemen mengarahkan bahwa suatu proses harus berkelanjutan dengan kondisi yang terjadi saat ini dengan memperhatikan waktu yang akan datang (future time), yang akan membawa OPN atau OPD supaya dapat menjalankan fungsi fungsi pemasaran dengan baik.
2.       OPN atau OPD hendaknya dapat menerapkan teknik dan strategi pemasaran modern, terutama dalam hal perencanaan penelitian (research planning), peramalan (forecasting), seleksi pasar (market selection) atau saluran distribusi (distribution channel) dengan memperhatikan media iklan yang sesuai dengan target pasar yang dijadikan sasaran.
3.       Menjaga kualitas produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) serta sesuai dengan harapan wisatawan (tourist expectation), baik kualitas, harga, pelayanan, atau penyajian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penting! Minum 7 Suplemen Ini di Usia 20-an supaya tetap sehat di usia tua.

Umumnya, usia 20-an adalah usia di mana kita sedang sehat-sehatnya. Nge-gym selama 2 jam? Bisa. Naik gunung hingga berhari-hari? Hayuk. Bega...