Nilai nilai yang berpengaruh dalam pembuatan keputusan
Apakah proses pembuatan keputusan yang dipilih oleh para
pembuat keputusan (decision-makers) menganut model model rasional komprehensif,
inkremental, kepuasan, kualitati optimal, sistem, atau mixed scanning, mereka
harus mempunyai landasan untuk melakukan pilihan pilihan itu. Artinya, para
pembuat keputusan harus mempunyai kriteria kriteria tertentu untuk menetapkan
pendekatan yang dipakai. Beberapa ‘’keputusan’’ yang diambil mungkin merupakan
hasil kesempatan yang memang ada, kurang hati hati, pilihan pilihan serampangan,
atau tidak melakukan tindakan yang membuat tindakan tindakan lain berlaku,
tetapi kebanyakan tindakan yang diambil melibatkan pilihan pilihan sadar dari
para pembuat keputusan.
Persoalannya kemudian adalah kriteria (nilai nilai atau
ukuran ukuran) seperti apakah yang memengaruhi para pembuat keputusan politik?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita akan dihadapkan para banyak faktor yang
berpengaruh terhadap para pembuat keputusan, seperti misalnya tekanan tekanan
politik dan sosial, kondisi kondisi ekonomi, persyaratan persyaratan
prosedural, komitmen komitmen sebelumnya, waktu yang sempit dan sebagainya.
Selain itu, kita juga harus melihat nilai nilai pribadi para pembuat keputusan.
James anderson, meringkas nilai nilai yang dapat membantu
dalam mengarahkan perilaku para pembuat keputusan ke dalam empat kategori,
yaitu:
Nilai nilai politik
Pembuat keputusan (decision maker) mungkin menilai
alternatif alternatif kebijakan berdasarkan pada kepentingan partai politiknya
beserta kelompoknya (clientele group). Keputusan yang dibuat didasarkan pada
keuntungan politik dengan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan tujuan
partai atau tujuan tujuan kelompok kepentingan. Para ilmuwan politik sering
menggunakan perspektif ini dalam mempelajari dan menilai pembentukan kebijakan.
Perspektif lain mungkin berangkat dari keputusan keputusan khusus yang dibuat
dalam rangka memenuhi kepentingan kepentingan seperti misalnya, kelompok buruh
yang terorganisir, petani petani di pedesaan, atau mungkin juga kelompok kelompok
lain dalam masyarakat.
Nilai nilai organisasi
Para pembuat keputusan, khususnya para birokrat mungkin
dipengaruhi pula oleh nilai nilai organisasi. Organsasi organisasi, seperti
badan badan administratif menggunakan banyak imbalan (reward) dan sanksi dalam
usahanya untuk memengaruhi anggota anggotanya menerima dan bertindak atas dasar
nilai nilai organisasi yang telah ditentukan. Seberapa jauh hal ini terjadi,
keputusan keputusan inidividu mungkin diarahkan oleh pertimbangan pertimbangan
semacam keinginan keinginan untuk melihat organisasi bisa hidup terus, untuk
memperbesar atau memperluas program program dan kegiatan kegiatannya atau
mempertahankan kekuasaannya dan hak hak istimewanya.
Nilai nilai pribadi
Usaha untuk melindungi dan mengembangkan kepentingan
ekonomi, reputasi atau kedudukan sejarah seseorang mungkin pula merupakan
kriteria keputusan. Seorang politisi yang menerima suap untuk membuat suatu
keputusan tertentu, seperti pemberian lisensi atau kontrak menjadi contoh
konkret bagaimana nilai nilai pribadi berpengaruh dalam pembuatan keputusan. Di
lain pihak, presiden yang mengatakan bahwa ia tidak akan menjadi presiden
pertama yang menyatakan kalah perang dan yang bertindak demikian ini, mungkin
juga dipengaruhi oleh pertimbangan pertimbangan pribadi seperti keinginan untuk
dicatat dalam sejarah.
Nilai nilai kebijakan
Para pembuat keputusan politik tidak hanya dipengaruhi oleh
perhitungan perhitungan keuntungan, organisasi organisasi atau pribadi, namun
para pembuat keputusan mungkin bertindak dengan baik atas dasar persepsi mereka
tentang kepentingan masyarakat atau kepercayaan kepercayaan mengenai apa yang
merupakan kebijakan publik secara moral benar atau pantas. Seorang anggota
lembaga legislatif memberikan suara mendukung undang undang hak hak sipil
karena ia berpendapat bahwa tindakannya secara moral benar dan bahwa kesetaraan
(equality) merupakan tujuan yang diinginkan dari kebijakan publik, sekalipun ia
menyadari bahwa dukungannya itu mungkin mempunyai risiko politik.
Nilai nilai ideologi
Ideologi merupakan seperangkat nilai nilai dan kepercayaan
kepercayaan yang berhubungan secara logis yang memberikan gambaran dunia yang
disederhanakan dan merupakan pedoman bagi rakyat untuk melakukan tindakan. Di bekas
negara uni soviet, ideologi marxis dan lennis dipakai paling tidak sebagai
landasan bagi perubahan sosial dan ekonomi. Walaupun di bekas negara uni soviet
kadang kadang meninggalkan ideologi marxis-lennis, seperti penggunaan insentif
ekonomi untuk meningkatkan produksi, namun ideologi tersebut masih merupakan
sarana untuk merasionalkan dan melegitimasikan tindakan tindakan kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintah di masa yang lalu. Di banyak negara berkembang
seperti misalnya di asia, afrika dan timur tengah, nasionalisme – yakni suatu
keinginan dari rakyat atau bangsa untuk memeroleh otonomi dan perhatian yang
mendalam dengan karakteristik yang mereka miliki, kebutuhan kebutuhan dan
masalah merupakan faktor yang penting dalam membentuk kebijakan kebijakan luar
negeri dan dalam negeri. Nasionalisme menggerakkan keinginan dari bangsa bangsa
yang baru untuk memeroleh kemerdekaan dari bangsa bangsa bekas penjajah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar