Kamis, 02 Juni 2016

Metode Ilmiah dalam Ilmu Antropologi



Metode Ilmiah dalam Ilmu Antropologi

a. metode ilmiah antropologi
metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala cara yang digunakan dalam ilmu tersebut, untuk mencapai suatu kesatuan pengetahuan. tanpa metode ilmiah, suatu ilmu pengetahuan bukanlah suatu ilmu melainkan suatu himpunan pengetahuan saja, tentang berbagai gejala alam atau masyarakat, tanpa ada kesadaran tentang hubungan antara gejala-gejala yang terjadi.

kesatuan pengetahuan itu dicapai oleh para sarjana ilmu yang bersangkutan melalui 3 tingkatan yaitu : pengumpulan data, penentuan ciri ciri umum dan sistem, dan verifikasi.

1. metode ilmiah dan pengumpulan fakta
untuk antropologi-budaya, tingkat ini adalah pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat dan kebudayaan untuk pengolahan secara ilmiah. dalam kenyataan, aktivitas pengumpulan fakta disini terdiri dari berbagai metode mengobservasi, mencatat, mengolah, dan mendeskripsikan fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat yang hidup.
pada umumnya, metode metode pengumpulan fakta dalam ilmu pengetahuan dapat digolongkan ke dalam tiga golongan dan masing masing mempunyai perbedaan pokok, yaitu :
a. penelitian di lapangan (field work)
peneliti harus menunggu terjadinya gejala yang menjadi objek observasinya itu. peneliti harus masuk ke dalam objeknya, harus memperhatikan hubungan antara objek dan dirinya sendiri.
b. penelitian di laboratorium
gejala yang akan menjadi objek observasi dapat dibuat dan sengaja diadakan oleh peneliti. peneliti berada tetap di luar objeknya, tidak ada hubungan dengan objek yang ditelitinya.
c penelitian dalam perpustakaan
gejala yang akan menjadi objek penelitian harus dicari dari beratus ratus ribu buku yang beraneka ragam. peneliti berada tetap di luar objeknya, tidak ada hubungan dengan objek yang ditelitinya.

untuk itu antropologi-budaya penelitian lapangan merupakan cara yang terpenting untuk mengumpulkan fakta-faktanya : selain itu penelitan diperpustakaan juga penting. sedangkan metode metode penelitian di laboratium (yang merupakan metode pengumpulan fakta yang utama dalam ilmu ilmu alam dan teknologi), hampir tidak berarti.

dalam penelitian di lapangan, peneliti datang sendiri dan bergabung dalam suatu masyarakat untuk mendapatkan keterangan tentang gejala kehidupan dalam masyarakat, dan menggunakan metode metode pengumpulan fakta yang bersifat kualitatif terutama metode wawancara dan catatan hasil (field note).
field note kemudian harus diolah menjadi suatu karangan deskripsi. hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat abstraksi dari bahan yang ada dalam bentuk pernyataan pernyataan.

seluruh metode yang digunakan, mulai dari metode pengumpulan bahan konkret tentang suatu masyarakat yang hidup, sampai pada metode untuk mengolah bahan jadi menjadi karangan yang dapat dibaca orang lain, merupakan bidang deskriptif dari ilmu antropologi yang disebut etnografi.

2. penentuan ciri ciri umum dan sistem
hal ini adalah tingkat dalam cara berpikir ilmiah yang bertujuan untuk menentukan ciri ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. proses berpikir di sini berjalan secara induktif ; dari pengetahuan tentang peristiwa dan fakta fakta khusus ke konkret, ke arah konsep konsep mengenai ciri ciri umum yang lebih abstrak.
ilmu antropologi yang bekerja dengan bahan berupa fakta berasal dari sebanyak mungkin macam masyarakat dan kebudayaan diseluruh dunia, untuk mencari ciri ciri umum diantara beragam fakta masyarakat tersebut digunakan berbagai metode perbandingan (komperatif). metode komperatif biasanya dimulai dengan metode klasifikasi. dalam menghadapi suatu objek penelitan yang beraneka ragam bentuknya, terlebih dahulu peneliti harus memperkecil jumlah keragaman tadi sehingga tersisa hanya beberapa perbedaan pokok.

3. verifikasi
metode untuk verifikasi atau pengujian terdiri dari cara menguji rumusan kaidah kaidah atau mempeerkuat pengertian yang telah dicapai, dilakukan dalam kenyataan kenyataan alam atau masyarakat yang masih hidup.

disini proses berfikir secara deduktif, yaitu dari perumusan perumusan umum kembali ke arah fakta fakta yang khusus. ilmu antropologi yang lebih banyak mempergunakan metode metode kualitatif. dengan menggunakan metode kualitatif, ilmu antrpologi mencoba memperkuat pengertian itu dalam kenyataan, yaitu pada beberapa bagian masyarakat yang khusus dan mendalam.
lawan dari meotde metode kualitatif adalah kuantitatif. pada metode kuantitiatif sering digunakan cara cara untuk mengolah fakta sosial dalam jumlah yang besar, dan metode itu disebut statistik. metode statistik dulu memang kurang dipergunakan dalam ilmu antropologi, sementara sekarang mulai menjadi suatu metode analisis yang sangat penting dalam ilmu ini.

ciri khas metode antrpologi
- pendekatan masalah secara holistik (mendekati kebudayaan sebagai satu kesatuan yang terintegrasi)
- pendekatan masalah secara mikro- cultural context (berfokus pada masalah kebudayaan)
- pendekatan masalah dengan metode komparatif (membandingkan keragaman kebudayaan untuk bisa menghasilkan hukum yang umum atau keteratuan keteraturan)

metode pendekatan antrpologi
cara pandang pendekatan EMIC dengan metode KUALILATIF , untuk:
- memahami kompleksitas, kedalam dan proses
- studi dalam situasi alamiah
- cara berpikir induktif
- perspektif holistik
- perspektif perkembangan, dinamis
- orientasi kasus yang unik
- cara memperoleh data ---> netral - emparatis
- ada fleksibilitas desain penelitian
- peneliti jadi instrumen kunci

Pendekatan EMIC
Pendekatan ETIC
Menggunakan cara pandang masyarakat atau objek yang diteliti.
Menggunakan cara pandang peneliti yang diterapkan terhadap objek.
Menggunakan metode kualitatif yang bertujuan mendapatkan pemahaman atas suatu gejala yang diteliti.
Menggunakan metode kuantitatif untuk membuktikan atau mengukur suatu gejala.

b. hubungan antara ilmu antropologi dengan ilmu administrasi negara
antropologi dengan ilmu ilmu bagiannya mempunyai hubungan yang sangat banyak dengan ilmu-ilmu sosial yang lain. hubungan ini pada umumnya bersifat timbal-balik. antropologi memerlukan bantuan ilmu ilmu itu, dan sebaliknya ilmu ilmu sosial yang lain juga memerlukan antrpologi dalam memecahkan masalah yang dikajinya.

administrasi negara adalah suatu bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga elemen penting kehidupan bernegara yang meliputi lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif serta hal hal yang berkaitan dengan publik yang meliputi kebijakan publik, manajemen publik, administrasi pembangunan, tujuan negara, dan etika yang mengatur penyelenggara negara.


ilmu antrpologi budaya adalah cabang antrpologi yang berpusat pada penelitian variasi kebudayaan di antara kelompok manusia. antrpoogi budaya mengumpulkan data mengenai proses ekonomi dan politik global atas budaya lokal.

hubungan antara ilmu administrasi negara dengan ilmu antrpologi budaya terletak pada sistem ekonomi dan politik yang atas dasar budaya dalam masyarakat, dari sini seorang yang ingin mengatur administrasi negara harus memahami betul bagaimana sistem ekonomi yang terjadi dalam masyarakat dan negara dan bagaimana politik itu bisa dijalankan dengan baik karena mengikuti sistem kebudayaan dalam masyarakat.

di dalam ilmu administrasi negara, dikenal suatu konsep yaitu sistem administrasi negara. setiap negara pasti memiliki sistem administrasi negara masing masing. sistem ini tidaklah berdiri sendiri, tapi dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, termasuk dari ilmu antrpologi. dengan kata lain, antrpologi mempengaruhi sistem administrasi negara di sebuah negara. ilmu antrpoogi itu sendiri mempelajari budaya yang ada di dalam suatu masyarakat. dengan demikian, budaya di dalam masyarakat tersebut akan mempengaruhi sistem administrasi negara.

di indonesia ilmu administrasi tentu akan menghadapi masalah masalah seperti ilmu ekonomi. lagipula, bahan keterangan mengenai masalah yang berhubungan dengan agraria yang kompleks dan sangat penting dalam ilmu administrasi dan hanya bisa didapatkan berdasarkan metode antropologi.
spesialisasi antrpologi
1. antrpologi ekonomi.
penelitian tentang evolusi sistem mata pencaharian hidup bersamaan dengan berkembangnya konsepsi evolusi kebudayaan pada pertengahan abad 19. ada tiga tingkatan evolusi sistem mata pencaharian hidup yaitu : masyarakat berburu dan meramu (manusia purba), kemudian manusia dapat menjinakkan binatang buruannya, maka manusia mulai beternak dari tingkat beternak, manusia berevolusi ke bercocok tanam. kemudia konsep evolusi sistem mata pencaharian tersebut berkembang pada tahun 1914.
pada tahun 1929 R. Firth menkaji tentang masyarakat miskin (masyakar non industri) merupakan masyakat yang tidak bisa diabaikan karena mereka adalah yang menyediakan bahan mentah bagi masyarakat industri.
dalam kalangan ilmu ilmu sosial kemudian dipesoalkan apakah konsep konsep, teori teori dan metodologi ekonomi dapat diterapkan pada ekonomi pada masyarakat non industri. menurut Firth bisa diterapkan karena asas asas mentalitas manusia pada hakikatnya sama dimana mana manusia dalam masyarakat sederhana, masyarakat pedesaan atau masyarakat industri, semua akan bereaksi dengan cara yang sama terhadap rangsangan rangsangan ekonomi, dan perbedaan hanya lahirnya saja dari perbedaan kuat lemahnya, atau perbedaan susuman dari unsur unsur mentalitas. Firth mengakui bahwa metodologi penelitian ekonomi tidak relevan untuk meneliti dan menganalisis ekonomi masyarakat non industri karena tidak tertulis. ada dua kajian ekonomi yang disebut kajian pemikiran sustantivis dan kajian pemikiran formalis. pemikiran substantivis dalam antrpologi ekonomi tidak berdiri sendiri. pada ekonomi substantivis sistem ekonomi terlebur ke dalam unsur organisasi sosial, sebagian ke dalam religi dan ilmu gabi, sebagian ke dalam sistem kekerabatan dsbnya.
contohnya ekonomi substantivis di indonesia adalah H.J.Boeke. menurut boeke, kemiskinan itu disebabkan karena mereka diekspolitasi dan diperas oleh penjajah dan oleh korupsi yang dilakukan para pegawai pemerintah, baik belanda maupun pribumi, dan karena rakyat tidak pernah memperoleh kesempatan untuk maju. boeke juga berpendapat bahwa yang pokok dari kemiskinan rakyat disebabkan karena secara umum mentalitas rakyat :
1. dihinggapi rasa puas akan kebutuhan yang terbatas.
2. lebih mementingkan kebutuhan gengsi dan pengakuan sosial daripada kebutuhan ekonomi
3. takut mengambil resiko
4. tidak adanya motivasi untuk mencari keuntungan materi,
5. tidak berdisiplin dan tidak ketat dalam hal tempat dan waktu
6. tidak mampu berorganisasi
7. enggan menimbun modal.
pemikiran ekonomi formalis didasarkan pada konsepsi fungsional-struktural ; menggunakan metodologi penelitian yang bersifat konparatif sinkronik terhadap tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, menurut dinamik keadaan dalam suatu kebudayaan tertentu.

2. antrpologi politik
pokok yang diteliti dalam antrpologi politik adalah organisasi politik terutama pada masyarakat sederhana. menurut E.E.Evans Pritchard dalam bukunya african political systems ; bahwa organisasi politik adalah organiasi untuk melaksanakan ; aktivitas sosial yang menyakut penjagaan keteraturan dan stabilitas masyarakat dalam suatu wilayah tertentu, dengan penggunaan kekuasaan, dan kalau perlu kekasaran, secara absah. berdasakan definisi tersebut topik topik yang termasuk antrpologi politik meliputi masalah masalah hukum adapt, organisasi kenegaraan, organisasi perang, organisasi kepemimpinan, pemerintah, dan kekuasaan.
misal ; evolusi terjadinya organiasi kenegaraan berakaitan dengan evolusi hukum
N.H.Fried pernah mengajukan suatu konspesi mengenai evolusi organisasi kenegaraan yang bersifat multiteral yang ditulis dalam bukunya the evolution of political soceity. menurut fried ; bentuk masyarakat kecil (egalitarian) meningkat dengan berkembangnya sistem pembagian kerja, maka timbul masyarakat bertingkat (rank societies) kemudian yang disebut masyarakat berdasarkan stratifikasi (masyarakat berlapis). dalam masyarakat berdasarkan stratifikasi maka batasan batasannya menjadi luas tiada lagi dapat diatur oleh sistem kekerabatan, maka perlu diatur oleh sistem tambahan yang lain. lapisan yang mula mla berdasarkan penilaian terhadap fungsi dan kemanfaatan yang berbeda beda menjadi mantap dan dikuatkan oleh berbagai macam adat isitiadat, sopan santun, upacara dan simbolik. dari masyarakat berlapis inilah muncul masyarakat berorganiasi negara yang melalui dua tahao yaitu masyarakat pristine states (negara pristin) dan masyarakat secondary states (negara sekunder)

3. antrpologi ekologi
dapat dipandang sebagai antrpologi yang dikaitkan dengan berbagai masalah ekologi dan konsep ekologi. berbagai studi mengenai fisik manusia dan perilaku kebudayaan manusia dilihat dalam hubungannya dengan lingkungan hidup manusia itu. antrpologi fisik dan antrpologi budaya tidak dapat berkembang sendiri sendiri, ternyata banyak unsur fisik mempengaruhi kebudayaan dan sebaliknya banyak unsur kebudayaan mempengaruhi fisik manusia. misalnya evolusi serta perkembangan fisik manusia sangat erat hubungannya dengan kemampuan manusia menguasai lingkungan hidupnya sesuai kebutuhan dan konsep konsep pemikirannya. kemampuan adalah pangkal tolak perwujudan suatu kebudayaan.

4. antropologi kesehatan.
etnomedisin, dalan antrpologi kesehatan mempelajari bagaimana seseorang berperilaku yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatannya dan juga pengaruhnya terhadap penangan penanganan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan.

5. antrpologi perkotaan.
konstribusi ialah ingin menguraikan dan meyakinkan tentang apa sesungguhnya yang terjadi dengan manusia manusia di dalam situasi hidup dalam kaitannya dengan waktu dan ruang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Zack Tabudlo - Give Me Your Forever Lyrics

  Do you remember When we were young you were always with your friends Wanted to grab your hand and run away from them I knew that it was ti...