Sabtu, 27 Agustus 2016

D. PROSES PEMBENTUKAN KELOMPOK, LEMBAGA, DAN ORGANISASI SOSIAL



D. PROSES PEMBENTUKAN KELOMPOK, LEMBAGA, DAN ORGANISASI SOSIAL
Kelompok, lembaga sosial, dan organisasi sosial terbentuk setelah individu bertemu individu lain. Pertemuan antarindividu yang menghasilkan kelompok dan lembaa sosial haruslah berupa proses interaksi untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian, dan konflik. Interaksi merupakan syarat utama terbentuknya kelompok dan lembaga sosial.

1.       Kelompok dan asosiasi
Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Menurut robert bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antarkelompok, dan kesadaran jenis.
Menurut bierstedt, ada empat macam kelompok.
1.       Kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis diantaranya.
Contoh :
Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
2.       Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
3.       Kelompok sosial yaitu kelompok yag anggotanya memiliki kesadaran jenis, dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.
Contoh:
Kelompok pertemuan, kerabat.
4.       Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak, dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal.
Contoh:
Negara, sekolah, OSIS, pramuka.
Bergabung dengan sebuah kelompok bisa merupakan sesuatu yang kebetulan atau merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial.
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan diantara anggota-anggotanya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat inteligensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan utuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.
Perilaku kelompok, sebagaimana halnya semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya. Norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok.
Norma muncul  melalui proses interaksi yang perlahan-lahan diantara anggota kelompok. Pada saat seseorang berperilaku tertentu, pihak lain menilai kepantasan atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (secara langsung atau tidak langsung). Kumpulan interaksi inilah yang membentuk norma sebagai ‘kesepakatan’ bersama.

Selain itu, menurut robert bierstedt, berdasarkan keteraturannya terdapat bermacam-macam jenis kelompok.
A.      Kelompok sosial yang teratur
1.       In-group dan out-group
In-group adalah kelompok sosial dimana individu mengindentifikasi dirinya dalam kelompok tersebut. Sifat in-group biasanya didasarkan pada faktor simpati dan kedekatan dengan anggota kelompok. Misalnya, putri adalah siswi kelas 1A SMA harapan pertiwi, maka yang menjadi in-group putri adalah kelas 1A. Out-group adalah kelompok yang diartikan oleh individu sebagai lawan in-groupnya. Dengan kata lain kelompok yang berada diluar kelompok dirinya. Misalnya, out-group bagi putri adalah kelas selain kelas 1A, yaitu 1B dan 1C.
2.       Kelompok primer dan sekunder
Menurut cooley, kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggota-anggotanya memiliki hubungan dekat, personal, dan langgeng. Contoh paling jelas adalah keluarga.
Kelompok sekunder adalah kelompok yang lebih besar, bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu, dan hubungan-hubungan antaranggota bersifat impersonal sehingga biasanya tidak langgeng. Misalnya, ksebelasan sepakbola.
3.       Paguyuban (gemeischaft) dan patembayan (gesselschaft)
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya terikat oleh hubungan batin murni dan bersifat alamiah serta kekal. Hubungannya didasari oleh rasa cinta dan rasa kekuatan batin yang telah ditakdirkan. Bentuk paguyuban bisa ditemui dalam keluarga, kelompok, kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya. Paguyuban mempunyai ciri-ciri hubungan akrab, bersifat pribadi, dan eklusif (hanya orang tertentu).

Menurut ferdinand tonnies, di masyarakat selalu dijumpai salah satu dari tiga tipe paguyuban, yaitu sebagai berikut.
a.       Paguyuban karena ikatan darah, seperti keluarga, kekerabatan, kesukuan, dan lain-lain.
b.      Paguyuban karena tempat, seperti rukun tetangga, rukun warga, dan lain-lain.
c.       Paguyuban karena pikiran, seperti pergerakan mahasiswa, partai politik, dan lain-lain.
Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya hanya untuk jangka waktu yang pendek. Hubungannya bersifat untuk semua orang. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk yang ada dalam pikiran belaka. Contoh patembayan adalah interaksi melalui internet.
4.       Formal group dan informal group
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya. Contohnya birokrasi, perusahaan, negara, dan sebagainya.
Informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur yang pasti, terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang sehingga terjadi pertemuan kepentingan dan pengalaman. Contohnya klik (ikatan kelompok teman terdekat atau perkawanan).
5.       Membership group dan reference group
Membership group adalah suatu kelompok yang didalamnya setiap orang secara fisik menjadi anggotanya.
Reference group adalah kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang untuk membentuk kepribadian dan perilakunya.

b. kelompok sosial yang tidak teratur
1. kerumunan (crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan disuatu tempat dan pada waktu yang bersamaan.
2. publik adalah orang-orang yang berkumpul yang mempunyai kesamaan kepentingan.

2.       Lembaga
Dalam sosiologi, lembaga berarti suatu sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu oleh masyarakat dianggap penting. Sistem norma tersebut mencakup gagasan, aturan, tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi (reward and punishment system). Sistem norma itu merupakan hasil proses berangsur-angsur menjadi suatu sistem yang terorganisasi, dianggap telah teruji kredibilitasnya dan terpercaya. Misalnya, agama adalah lembaga karena merupakan suatu sistem gagasan, kepercayaan, tata cara ibadah, dan pedoman perilaku yang dipercaya penganutnya dapat membawa pada kebaikan dunia dan akhirat.
Contoh lainnya:
Keluarga, perkawinan, agama, pendidikan, dan ekonomi.
Lembaga sosial mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia. Lembaga sosial mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
a.       Sebagai pedoman anggota masyarakat untuk bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi masalah masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan manusia.
b.      Menjaga keutuhan masyarakat.
c.       Menjadi pegangan untuk mengadakan sistem pengendalian sosial terhadap tingkah laku anggota masyarakat.
Lembaga sosial terbentuk dari nilai, norma, adat istiadat, tata kelakuan, dan unsur-unsur budaya lainnya yang hidup di masyarakat. Nilai dan norma yang baru setelah dikenal, diakui, dan dihargai oleh masyarakat akan ditaati dalam kehidupan sehari-hari. Proses ini berlanjut hingga nilai dan norma sosial tersebut diserap oleh masyarakat dan mendarah daging. Proses penyerapan ini dinamakan internalisasi (internalization).
Setelah mengalami internalisasi, nilai dan norma itu lama-kelamaan akan berkembang menjadi (bagian) suatu lembaga. Proses yang dilewati nilai dan norma sosial baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga sosial dalam masyarakat disebut proses pelembagaan (institutionalization).
Menurut gillin dan gillin, ciri-ciri umum lembaga sosial antara lain sebagai berikut.
a.       Pada pemikiran dan perilaku yang terwujud dalam aktivitas-aktivitas masyarakat beserta hasil-hasilnya.
b.      Mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu. Maksudnya, suatu nilai atau norma akan menjadi lembaga setelah mengalami proses-proses percobaan dalam waktu yang relatif lama.
c.       Mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
d.      Mempunyai alat-alat kelengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga tersebut. Biasanya alat-alat ini antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda.
e.      Memiliki lambang-lambang yang merupakan simbol untuk menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga tersebut.
f.        Dalam merumuskan tujuan dan tata tertibnya, lembaga memiliki tradisi yang tertulis dan tidak tertulis.
Kita akan melihat bahwa pendidikan memiliki ciri-ciri sebagai lembaga. Pendidikan memiliki pola pemikiran dan perilaku yang diwujudkan dalam kegiatan seperti belajar-mengajar di sekolah, membaca buku, berlatih, atau mengerjakan tugas. Pendidikan sudah dibutuhkan manusia sejak zaman dahulu, jadi telah memiliki tingkat kekekalan. Pendidikan tentu saja memiliki tujuan, misalnya untuk mencerdaskan masyarakat. Alat kelengkapan pendidikan contohnya adalah sekolah, guru, materi pelajaran, peralatan kerja murid, peraturan, dan lain-lain. Pendidikan juga memiliki lambang yang menggambarkan tujuan dan fungsi pendidikan itu, di indonesia misalnya pena, buku, dan toga. Pendidikan juga memiliki tradisi tertulis seperti tata tertib sekolah atau tradisi tak tertulis seperti menghormati guru.

3.       Organisasi sosial
Masyarakat dibentuk oleh bermacam-macam organisasi. Konsep organisasi disini berbeda dengan yang bisa kita temui sehari-hari. Organisasi sosial dibentuk dari sejumllah individu dengan beragam kedudukan / status sosial yang berinteraksi dan melakukan peran sosialnya. Dalam organisasi ada tujuan bersama dengan tugas-tugas untuk mencapainya serta struktur dalam menjalankan tugas itu. Jadi, organisasi sosial bisa diartikan sebagai sekelompok orang yang memiliki kesamaan dan kesadaran berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Contoh yang terdekat denganmu adalah organisasi kelas-kelas, ketua kelas, sektretaris, bendahara, kelompok piket, dan lain-lain). Setiap orang harus menjalankan peran sesuai kedudukannya untuk mencapai tujuan terciptanya kehidupan kelas yang tertib dan nyaman.
Berdasarkan sifat resmi tidaknya, dikenal dua jenis organisasi sebagai berikut.
A.      Organisasi formal
Organisasi formal sifatnya lebih teratur, mempunyai struktur organisasi yang resmi, serta terdapat perencanaan dan program yang akan dilaksanakan secara jelas.
Contohnya:
OSIS ( organisasi siswa intra sekolah), PSSI ( peraturan sepak bola seluruh indonesia), PWI ( persatuan wartawan indonesia), dan lain-lain.
Organisasi formal terbentuk secara resmi melalui prosedur dan tahap yang jelas. Langkah-langkah tersebut biasanya diatur melalui peraturan. Begitu pula dengan perektrutan anggota-anggotanya.
B.      Organisasi informal
Karena bersifat tidak resmi, struktur organisasi informal tidak begitu jelas atau bahkan tidak ada. Begitu pula dengan perencanaan dan program yang akan dilaksanakan tidak dirumuskan secara jelas dan tegas, kadang-kadang terjadi begitu saja secara spontan.
Contohnya:
Karang taruna, organisasi informal tidak perlu melalui proses panjang bahkan bisa terjadi secara spontan. Ketika sekelompok orang berkumpul dan sepakat untuk bekerja sama dengan tujuan tertentu maka terbentuklah organisasi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Zack Tabudlo - Give Me Your Forever Lyrics

  Do you remember When we were young you were always with your friends Wanted to grab your hand and run away from them I knew that it was ti...