ASAS ASAS MANAJEMEN
PERENCANAAN STRATEGIS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
ANGGOTA :
SY. SHARFINA ADANI
AIDIL SARAH
DESTYA LIZIANA
GUSTI
BAYU RAMA
PUJIANTO
NURUL HAIFA
MUSTIKA
HETY KUSENDANG
PROGRAM STUDI:
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
RAJA HAJI TANJUNGPINANG
T.A 2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
selalu kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas kasih dan sayangnya
memberikan pengetahuan,kemampuan dan kesempatan kepada penyusun sehingga mampu
meyelesaikan penyusunan makalah ini.makalah ini ditulis sebagai tugas mata
kuliah azaz-azaz manajemen.
Penyusun
meyadari,dalam penulisan makalah ini masih ada kemukinan kekurangan-kekurangan
karena keterbatasan kemampuan penyusun,untuk itu,masukan yang bersifat
membangun akan sangat membantu penyusun untuk semakin membebenih kekuragannya
Ucapkan terima
kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah ini untuk
teman teman dan semua pihak yang telah membantu, kami ucapkan terimakasih,
semoga makalah ini dapat berguna, sebagai karya dari kita dan untuk semua
amiin.
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ............................................................................................ 2
Daftar isi ............................................................................................ 3
Bab 1 Pendahuluan ............................................................................................ 4
A. Latar Belakang ..................................................................................... 4
B. Rumusan
Masalah
............................................................................... 6
Bab 2 Pembahasan ................................................................................................. 7
A. Pengertian ............................................................................................ 7
Bab 3 Penutup ......................................................................................................... 18
1. Kesimpulan
Dan Saran .......................................................................... 18
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………. 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Studi Kasus Perencanaan Strategis Sistem Informasi
Pada Koperasi Warung Jk
1. Latar
Belakang
Industri
ritel merupakan industri yang strategis dalam kontribusinya terhadap
perekonomian Indonesia. Dalam konteks global, potensi pasar ritel Indonesia
tergolong cukup besar. Industri ritel dapat dikategorikan menjadi industri yang
merupakan hajat hidup orang banyak karena sekitar 10% dari total penduduk
Indonesia menggantungkan hidupnya dengan berdagang. Dengan karakteristik
industri ritel yang tidak membutuhkan keahlian khusus serta pendidikan tinggi
untuk menekuninya, maka banyak rakyat Indonesia terutama yang tergolong dalam
kategori UKM masuk dalam industri ritel ini.
System
informasi pada suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting, terutama
sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan. Menigkatnya penggunaan
teknologi informasi telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai
aktivitas dengan akurat, berkualitas, dan tepat waktu. Perkembangan teknologi
system informasi yang berkembang semakin cepat mempengaruhi kegiatan usaha
manusia dalam bidang bisnis. Akan tetapi jika penggunaan teknologi system
informasi tidak komperhensif dengan organisasi bisnis, maka akan berakhir
dengan kegagalan.
Oleh karena
itu diperlukan strategi yang baik untuk menghindari kegagalan dari implementasi
system informasi. Perencanaan strategis system informasi adalah proses
penyelarasan antara strategi system informasi dengan strategi organisasi
bisnis. (Biyati Ahwarumi, 3)
Perencanaan
strategis system informasi adalah sebuah proses yang dilakukan secara terus
menerus (Rumapea 2007). Perencanaan strategi diperlukan oleh seluruh
organisasi, termasuk organisasi bisnis yaitu koperasi, dalam hal ini khusus
pada Koperasi Warung JK yang bergerak dalam bidang usaha ritel. Karena
persaingan dalam industri ritel saat ini sangat ketat, maka Koperasi Warung JK
perlu memiliki perencanaan strategis yang baik, dimana dalam perencanaan
strategis tersebut terdapat perencanaan strategis system informasi agar dalam perjalanannya
nanti, Kopersi Warung JK dapat berkompetisi dengan perusahaan sejenis, baik itu
perusahaan ritel nasional maupun asing.
Oleh karena
itu, makalah ini ingin menghasilkan sebuah dokumen tentang informasi apa yang
harus dilakukan terhadap system informasi Koperasi Warung JK dalam rangka
menghadapi persaingan dengan perusahaan lain yang sejenis.
2. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam makalah ini
ialah sebagai berikut:
1. Apa yang
membuat Koperasi Warung Jembatan Kesejahteraan sulit berkompetisi dengan
perusahaan ritel berpengalaman di Indonesia
2. Bagaimana
konsep perencanaan strategis system informasi Koperasi Warung JK dalam rangka
menghadapi persaingan dengan perusahaan lain yang sejenis
3. Analisis
Masalah
Berdasarkan
hasil analisis pada kasus Koperasi Warung Jembatan Kesejahteraan, yakni apa
yang membuat koperasi tersebut sulit berkompetisi dengan perusahaan ritel
berpengalaman di Indonesia, baik itu perusahaan nasional maupun perusahaan asing
ialah karena Koperasi Warung Jembatan Keselamatan belum terlalu berpengalaman,
dalam artian bahwa koperasi ini belum lama dibentuk, sehingga koperasi ini
belum memiliki perencanaan strategis yang baik dalam hal menjalankan koperasi.
Hal itu membuat koperasi ini memerlukan perencanaan strategis yang baik agar
dapat bersaing dengan perusahaan sejenis yang telah berpengalaman. Di samping
itu, koperasi ini juga masih baru dalam bidang ritel sehingga perlu strategi
manajemen yang baik, baik itu dalam bidang sumber daya manusia, keuangan,
operasional, dan pemasaran, agar ke depannya koperasi ini dapat bersaing dengan
perusahaan ritel lain.
Selain hal
yang telah dicantumkan di atas, hal lain yang membuat Koperasi Warung Jembatan
Kesejahteraan kurang berkompetitif ialah karena penerapan system informasi yang
tidak efektif terhadap peningkatan kinerja dan
kesuksesan koperasimaupun peningkatan daya saing koperasi dalam industry
ritel. Hal tersebut terjadi akibat penerapan system informasi dan teknologi
informasi yang hanya berfokus pada teknologinya saja.
4. Alternatif
Pemecahan Masalah
Berdasarkan
masalah yang terjadi di dalam Koperasi Warung Jembatan Kesejahteraan, maka
dapat ditarik beberapa alternatif dalam rangka memecahkan masalah yang timbul.
Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan antara lain ialah membuat
suatu perencanaan strategis yang baik dalam pengelolaan manajemen koperasi
tersebut, baik itu dalam bidang sumber daya manusia, keuangan,
operasional, dan pemasaran, agar ke depannya koperasi ini dapat bersaing dengan
perusahaan ritel lain.
Selain itu,
rancangan penerapan system informasi dan teknologi informasi pada Koperasi
Warung Jembatan Kesejahteraan ialah dengan memperbaiki penerapannya dalam
koperasi tersebut agar dapat efektif untuk peningkatan kinerja dan
kesuksesankoperasi maupun peningkatan daya saing koperasi dalam industry
ritel, dimana awalnya hanya berfokus pada teknologinya saja. Oleh karena
itu, cara efektif untuk mendapatkan manfaat strategis dari penerapan
system informasi dan teknologi informasi adalah dengan berkonsentrasi pada kaji
ulang bisnis melalui analisis masalah bisnis saat ini dan perubahan
lingkungannya serta mempertimbangkan teknologi informasi sebagai bagian solusi
(Earl, 1992). Kurang bermanfaatnya system informasi dan teknologi
informasibagi koperasi disebabkan karena perencanaan strategis system
informasi dan teknologi informasi yang lebih fokus ke teknologi, bukan
berdasarkan kebutuhan bisnis.
Namun
terkadang didalam penerapan system informasi dan teknologi informasi sudah
diimplementasikan secara baik, namun dari sisi lain seperti halnya keamanan,
sumber daya manusia, transparansi, dan lain-lain bersifat sebaliknya yang
menyebabkan tidak produktifnya system informasi dan teknologi informasi yang
telah diterapkan. Oleh karena itu, penerapan system informasi dan teknologi
informasi harus dibarengi dengan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi
produktivitas system informasi dan teknologi informasi yang telah diterapkan.
Beberapa
teknik/metode analisis yang dapat digunakan dalam perencanaan strategis system
informasi dan teknologi informasi, mencakup analisis SWOT, analisisFive
Forces Competitive, analisis Value Chain, metode Critical
Succes Factors, metodeBalanced Scorecard, dan McFarlan’s
Strategic Grid
1.
Rumusan
masalah
1.
Apa yang membuat Koperasi Warung Jembatan Kesejahteraan
sulit berkompetisidengan perusahaan ritel berpengalaman di Indonesia
2.
Bagaimana konsep perencanaan strategis system
informasi Koperasi Warung JK dalam rangka menghadapi persaingan dengan
perusahaan lain yang sejenis
2.
Tujuan
Penyusun
menyusun laporan ini dengan tujuan mendapatka pengetahuan tentang perencanaan
strategis dan studi kasus perencanaan strategis guna menambahh wawasan penyusun
dan pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
1.
Perencanaan
Di
dalam organisasi modern, perencanaan (Planning)
merupakan salah satu fungsi manajemen (Koontz dan Weihrich, 1988) di samping
fungsi manajemen lainnya, yaitu pengorganisasian (organizing), penyusunan staf (staffing),
memimpin (leading) dan pengendalian (controlling). Sedangkan fungsi sendiri
di definisikan oleh Koontz sebagai sekumpulan pekerjaan yang dapat dibedakan
secara nyata dengan kumpulan pekerjaan lainnya. Sebagai contoh bila kita
mengaikan pengertian fungsi dengan pembagian kerja yang dilakukan dalam sebuah
organisasi, maka kita akan memperoleh fungsi-fungsi organisasi seperti
manajemen pemasaran, keuangan, sumber daya manusia dan operasi di mana
masing-masing fungsi organisasi tersebut menunjukan sekumpulan pekerjanaan yang
dapat dibedakan dengan kumpulan pekerjaan lainnya.
Perencanaan
merupakan salah satu empat fungsi manajemen yang penting dan saling terkait
satu sama lain. Berbicara tentang perencanaan, kita dihadapkan pada pertanyaan
apakah suatu rencana berjalan dengan baik atau tidak. Pertanyaan mendasar ini
kiranya aktual diajukan manakala kita melihat realitas keseharian yang
menunjukkan banyaknya kegagalan akibat perencanaan yang salah dan tidak tepat.
Kesalahan perencanaan dapat berada pada awal perencanaan itu sendiri ataupun
pada saat proses perencanaan itu berlangsung. Banyak perencanaan yang gagal
gara-gara apa yang direncanakan tersebut tidak mempunyai pijakan yang relevan
dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
Perkembangan
baru saat ini diwarnai oleh globalisasi dan terutama berupa perubahan yang
cepat dan sering tak terduga dan makin kuatnya peranan sektor pendidikan dalam
pembangunan. Hal ini mendorong kita untuk sekali lagi memikirkan ulang
keefektifan pendekatan perencanaan pendidikan yang kita anut sekarang. Salah
satu yang mungkin dapat kita lirik adalah pendekatan perencanaan stratejik,
yang telah banyak dipakai di negara-negara lain beberapa tahun terakhir ini.
Seperti diketahui bahwa pengetahuan perencanaan stratejik berasal dari bidang
militer yang kemudian dikembangkan di bidang manajemen perusahaan dan kemudian
coba diterapkan dalam dunia pendidikan. Berkaitan dengan hal itu, maka tulisan
ini diawali dengan kajian pengetahuan "teoritis" perencanaan
stratejik.
Menurut G.R
Terry:
“
Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan
merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan. “
2.
Strategi
Kata strategis berasal dari bahasa
Yunani yang berarti “strategos”, yang berasal dari kata “stratos” yang artinya militer dan “ag” yang artinya
pemimpin. Kita sering mendengar strategi dalam perang atau pun pertandingan
olahraga. Berdasarkan konteks awalnya, kata strategis diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang di
kerjakan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan
memenangkan perang. (Purnomo dan Zulkieflimansyah, 2007).
Secara sederhana pengertian
strategi adalah apa yang seharusnya kita kerjakan. Segangkan bagaimana cara
mengerjakannya disebut taktik. (Agustinus, 1996). Menurut Stephanie K. Marrus
sebagaimana dikutip oleh Umar (2001) strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dicapai.
Pengertian strategi ada beberapa
macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli dalam buku karya mereka
masing-masing. Bryson (1988;163) dalam bukunya Perencanaan Strategis untuk
Organisasi Publik dan Nirlaba, menjelaskan tentang strategi sebagai berikut:
"Strategi dapat dipikirkan sebagai suatu pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumber daya yang menunjukkan jati diri suatu organisasi, hal-hal yang dilakukannya, dan alasan melakukan hal-hal tersebut. Dengan demikian, strategi merupakan perluasan dari misi untuk menjembatani antaraorganisasi tersebut dengan lingkungannya. Strategi umumnya dibuat untuk menanggapi isu strategis, yaitu merupakan garis besar tanggapan organisasi tersebut terhadap pilihan kebijakan yang fundamental. (Bila pendekatan tujuan umum yang dipakai, maka strategi dirumuskan untuk mencapai tujuan tersebut; dan bila pendekatan visi yang dipakai, maka strategi dikembangkan untuk mencapai visi tersebut).”
"Strategi dapat dipikirkan sebagai suatu pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumber daya yang menunjukkan jati diri suatu organisasi, hal-hal yang dilakukannya, dan alasan melakukan hal-hal tersebut. Dengan demikian, strategi merupakan perluasan dari misi untuk menjembatani antaraorganisasi tersebut dengan lingkungannya. Strategi umumnya dibuat untuk menanggapi isu strategis, yaitu merupakan garis besar tanggapan organisasi tersebut terhadap pilihan kebijakan yang fundamental. (Bila pendekatan tujuan umum yang dipakai, maka strategi dirumuskan untuk mencapai tujuan tersebut; dan bila pendekatan visi yang dipakai, maka strategi dikembangkan untuk mencapai visi tersebut).”
Berikut ini dikemukakan beberapa
pendapat yang terdefenisi strategi yang
diantaranya disampaikan oleh
Andrew dan Chandler
(Salusu :95) mengatakan :
“Srategi
suatu organisasi adalah konseptualisasi yang diekspresikan oleh pemimpin
organisasi tentang (1)
sasaran jangka panjang
dari organisasi ; (2)
kebijaksanaan dan kendala,
baik yang dicetuskan oleh pemimpin itu maupun yang
diperintahkan oleh atasannya yang justru merintangi kegiatan organisasi ; dan
(3) seperangkat rencana yang sedang berjalan
mengenai tujuan jangka
pendek yang dipandang layak
memberikan konstribusi bagi
pencapaian sasaran organisasi.”
Di sini peranan
pemimpin sebagai pembuat
keputusan adalah penting karena
hanya merekalah sesungguhnya yang akhirnya menetapkan sasaran organisasi, baik
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Berkaitan dengan
pembuatan strategi itu, pada umumnya para ahli manajemen stratejik sependapat
bahwa strategi dibuat oleh pejabat tingkat tertinggi dalam organisasi. Mereka
melihat strategi itu sebagai seperangkat keputusan penting
yang diangkat sebagai
suatu proses pengambilan keputusan yang
sistematis, yang dibuat
pada tingkat tertinggi
dari suatu organisasi.
Strategi yang
dimaksud ialah tujuan jangka panjang mana yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Strategi dapat berupa tindakan yang diputuskan oleh pimpinan dengan menggunakna
banyak sumber daya perusahaan. Strategi ini yang nantinya akan memberikan
pengaruh terhadap kemakmuran sebuah perusahaan.
b. Perumusan
Strategi
Perumusan strategi merupakan proses
penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan
misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta
merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan
customer value terbaik.
Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi, yaitu:
Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi, yaitu:
a. Mengidentifikasi
lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan menentukan misi
perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.
b. Melakukan
analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan
serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan
misinya.
c. Merumuskan
faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi
yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
d. Menentukan
tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan
mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.
e. Memilih
strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka
panjang.
c. Pembuatan strategi
Pembuat
strategi adalah orang yang sangat
penting dalam perusahaan. Dia menjadi orang yang bertanggung jawab dalam
keberhasilan atau pun kegagalan sebuah perusahaan. Pembuat strategi memang
dapat memiliki berbagai jenis jabatan seperti CEO, pemilik perusahaan, presiden
atau pun seorang wirausahawan.
Seorang
pemimpin saat ini harus bisa dijadikan panutan. Ada baiknya pemimpin juga
adalah seorang yang dapat membuat strategi untuk perusahaannya. Dia bertugas
untuk memformulasikan strategi yang cocok bagi perusahaan. Dia bertugas untuk
memformulasikan strategi yang cocok bagi perusahaan, mengimplementasikannya dan
juga nantinya akan mengevaluasi strateg tersebut
d. Kebijakan
Kebijakan
atau policies berkaitan dengan tujuan tahunan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Kebijakan mencakup panduan, aturan dan juga prosedur yang digunakan dalam
membantu pencapaian tujuan perusahaan. Setiap kebijakan yang diterapkan dalam
perusahaan harusnya bertujuan baik untuk perkembangan perusahaan.
3. Pengertian
Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis perusahaan
adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan
rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan, dan bagaimana sumberdaya
dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai
kemungkinan keadaan lingkungan. Perencanaan Strategic (Strategic Plans) juga
merupakan suatu proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi,
kebijaksanaan, program-program strategi yang diperlukan untuk tujuan-tujuan
tersebut.
Ada
3 ( tiga ) alasan yang menunjukkan pentingnya Perencanaan Strategis :
a. Perencanaan
strategic memberikan kerangka dasar dalam mana semua bentukbentuk perencanaan
lainnya yang harus di ambil.
b.
Pemahaman terhadap perencanaan strategic
akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencaaan lainnya.
c.
Pemahaman terhadap perencanaan strategic
akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencaaan lainnya.
a. Konsep
Strategi
Strategi dirumuskan dalam dua perspektif
berbeda : Perspektif pertama strategi adalah program yang luas untuk
mendefinisikan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misinya.
Pengertian ini lebih mengarahkan pada peranan aktif organisasi untuk
melaksanakan program sebagai strategi organisasi menghadapi perubahan
lingkungan. Strategi ini dikenal sebagai perencanaan strategi. Perspektif kedua
strategi adalah pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungan
sepanjang waktu. Pengertian ini lebih mengarahkan organisasi untuk bersikap
pasif, yang artinya para manajer akan menganggapi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan hanya jika mereka merasa perlu untuk melakukannya. Strategi ini
dikenal sebagai strategi adaptif. Pembahasan padamateri ini akan lebih di
tekankan pada peranan aktif manajer yang dikenal sebagai perencanaan strategis
yang fokusnya luas dan berjangka panjang. Disamping ke dua perspektif tersebut
dikenal strategi entrepreneur yaitu strategi yang dirancang pemimpin usaha
berdasarkan inisiatif untuk pertumbuhan yang konstan dengan mencari peluang
baru secara aktif. Pengertian ini juga mengarahkan peranan aktif seseorang
dalam hal ini adalah seorang entrepreneur atau wirausahawan.
b.
Proses Perencanaan Strategis
Proses perencanaan
strategis atau manajemen strategis merupakan proses pengarahan usaha
perencanaan strategis dan menjamin strategi tersebut dilaksanakan dengan baik
sehingga menjamin kesuksesan organisasi dalam
jangka panjang. Manajemen strategi
meliputi formulasi dan implementasi strategi sebagai berikut :
a.
Formulasi Misi dan Tujuan
Pertanyaan mendasar dalam formulasi misi
dan tujuan adalah “Apa usaha kita?” dan “Apa usaha kita yang seharusnya?”.
b.
Analisis Tujuan dan Strategi Saat ini
Dalam
perjalanan waktu, manajer suatu organisasi barangkali akan kehilangan “minat”
terhadap misi yang pertama kali mereka perjuangkan. Manajer harus diingatkan
kembali pada misi awalnya.
c. Analisis
Lingkungan
Bertujuan melihat
perubahan-perubahan dalam lingkungan, demografis, politik, sosial, ekonomi,
yang akan mempengaruhi organisasi. Perubahan dalam lingkungan eksternal
organisasi dapat menghasilkan kesempatan
maupun ancaman, tergantung bagaimana
reaksi organisasi. Untuk memperoleh informasi perubahan lingkungan, perlu
dikembangkan system informasi strategis, pengembangan bisnis data, keluhan atau
komentar dari pihak luar
(pelanggan dan supplier).
d.
Analisis Sumberdaya, Dilakukan
bersamaan dengan analisis lingkungan, melalui analisis kekuatan dan kelemahan
organisasi.
e.
Identifikasi Kesempatan Strategis, Kesempatan
strategis merupakan gap antara situasi apabila organisasi menggunakan tujuan
dan strategi yang dirumuskan dalam proses penentuan tujuan dengan situasi
apabila organisasi menggunakan strategi sekarang ini (tanpa perubahan).
Kesempatan strategis muncul apabila organisasi menetapkan tujuan baru yang
lebih sulit, atau apabila ada persaingan yang ketat dan mengakibatkan
organisasi tidak berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
f.
Pengambilan Keputusan Strategis, Organisasi
dapat mengembangkan sejumlah altrnatif strategis untuk memanfaatkan kesempatan
strategis.
g.
Pelaksanaan Strategi, Perencanaan
strategi harus dijalankan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
h.
Evaluasi dan Pengendalian
Strategis, Manajer harus selalu mengevaluasi
pelaksanaan rencana strategis. Pengendalian strategis merupakan pengendalian
terhadap pelaksanaan rencana strategis.
1.
Misi. Sebuah
misi perusahaan adalah alasan keberadaan. Misi sering diungkapkan dalam
pernyataan misi, yang menyampaikan rasa tujuan proyek kepada karyawan dan citra
perusahaan kepada pelanggan. Dalam perumusan proses strategi, pernyataan misi
merupakan suasana hati perusahaan kemana harus pergi.
2.
Tujuan/Tujuan
adalah tujuan konkret organisasi berusaha untuk mencapainya, misalnya, sebuah
target pertumbuhan pendapatan. Tujuan harus menantang tapi dapat dicap.
3.
Analisis
Situasi, Perubahan dalam lingkungan eksternal sering muncul
peluang-peluang baru dan cara-cara baru untuk mencapai tujuan. Scan lingkungan
dilakukan untuk mengidentifikasi peluang-peluang yang tersedia. Perusahan juga
harus mengetahui kemampuan dan keterbatasn untuk memilih peluang yang mengejar
dengan probabilitas keberhasilan yang lebih tinggi. Lingkungan eksternal
memiliki dua aspek: lingkungan makro yang mempengaruhi semua perusahaan dan
lingkungan mikro yang mempengaruhi perusahaan dalam industri tertentu. Makro
meliputi analisis lingkungan politik, ekonomi, sosial, dan faktor-faktor
teknologi yang kadang-kadang disebut sebagai ANALISIS PEST. Sebuah aspek
penting dari analisis lingkungan mikro adalah industri dimana perusahaan
beroperasi atau sedang mempertimbankan operasi. Analisis internal
mempertimbangkan situasi di dalam perusahaan itu sendiri, seperti : budaya
perusahaan, citra perusahaan, struktur organisasi, staf kunci, akses ke sumber
daya alam, posisi pada kurva pengalaman, efisiensi, kapasitas operasional,
merek, pasar , sumber keuangan, eksklusif kontrak, paten dan rahasia dagang.
4.
Penyusunan
Strategi. Begitu gambaran yang jelas tentang perusahaan dan
lingkungannya yang ada ditangan, alternatif strategis tertentu dapat
dikembangkan. Sementara perusahaan yang berbeda memiliki alternatif yang
berbeda tergantung pada situasi mereka, ada juga strategi generik yang dapat
diterapkan diberbagai perusahaan. Michael Porter mengidentifikasi kepemimpinan
biaya, diferensiasi, dan fokus sebagai tiga strategi generik yang dapat
dipertimbangkan sebagai alternatif strategis.
5.
Pelaksanaan, Kemungkinan
strategi akan dinyatakan dalam tingkat tinggi istilah konseptual dan prioritas.
Implementasi yang efektif, perlu diterjemahkan ke dalam kebijakan yang lebih
rinci dapat dipahami di tingkat fungsional organisasi. Ekspresi strategi dalam
hal kebijakan fungsional juga berfungsi untuk menyoroti isu-isu praktis yang
mungkin tidak terlihat pada tingkat yang lebih tinggi. Strategi ini harus
diterjemahkan ke dalam kebijakankabijakan khusus untuk bidang fungsional
seperti : pemasaran, penelitian dan pengembangan, pengadaan, produksi, SDM,
sistem informasi Selain mengembangkan kebijakan fungsional, tahap pelaksanaan
melibatkan identifikasi sumber daya yang diperlukan dan meletakkan ke tempatnya
yang diperlukan perubahan organisasi.
6.
Control, Setelah
diimplementasikan, hasil dari strategi perlu diukur dan dievaluasi, dengan
perubahan yang dibuat seperti yang diperlukan untuk tetap pada jalur rencana.
Sistem kontrol harus dikembangkan dan dilaksanakan untuk memfasilitasi
pemantauan ini. Standar kinerja yang ditetapkan, performa yang sebenarnya
diukur, dan tindakan yang tepat diambil untuk memastikan keberhasilan.
7.
Dinamis dan
proses berkelanjutan, Suatu perubahan dalam satu komponen
dapat memerlukan perubahan dalam seluruh strategi. Dengan demikian, proses
proses harus diulang dalam rangka strategi untuk mengadaptasi perubahan
lingkungan. Sepanjang proses perusahaan mungkin memerlukan siklus kembali ke
tahap sebelumnya dan membuat penyesuaian.
8.
Kerugian
proses ini, Dalam masa-masa perubahan, beberapa strategi yang
lebih sukses muncul secara informal dari tingkat yang lebih rendah dari
organisasi, dimana manajer yang lebih dekat dengan pelanggan dari hari ke hari.
Menurut Boseman dan Phatak (1989), proses manajemen atau perencanaan stratejik
mencakup tujuh bagian yang saling berkaitan, sebagai berikut:
6
Penilaian terhadap organisasi, dalam hal kekuatan, kelemahan, peluang dan
tantangan (strengths, weakness, opportunities, and threats atau disingkat
sebagai SWOT).
a.
Perumusan misi organisasi.
b.
Perumusan falsafah dan kebijakan
organisasi.
c.
Penetapan sasaran-sasaran stratejik.
d.
Penetapan strategi organisasi.
e.
Implementasi strateji organisasi.
f.
Pengendalian (control) strateji
organisasi
c.
Sifat-sifat
perencanaan strategis
sifat-sifat perencanaan strategis. Berikut ini saya
berikan sifat-sifat perencanaan strategis menurut James A.F. Stoner:
1. Menyangkut
persoalan dasar. Memberikan jawaban atas pertanyaan: “Di bidang apa kita
bergerak, dan di bidang apa seharusnya kita bergerak?” “Siapa pembeli kita dan
siapa seharusnya mereka?”
2.
Memberikan kerangka untuk perencanaan yang lebih
terperinci dan untuk pengambilan keputusan manajerial sehari-hari. Dalam
menghadapi persoalan sehari-hari seorang manajer dapat bertanya, “Mana dari
kemungkinan-kemungkinan ini yang paling sesuai dengan strategi kita?”
3.
Menyangkut kurun waktu yang lebih panjang dibandingkan
perencanaan lainnya.
4.
Memberikan rasa bersatu dan momentum bagi tindakan dan
keputusan organisasi dalam suatu kurun waktu tertentu.
Merupakan kegiatan tingkat puncak dalam arti manajemen
puncak harus secara aktif dilibatkan. Ini disebabkan karena, pertama, hanya
manajemen puncaklah yang
e.
Fungsi
perencanaan startegis
Perencanaan strategis bermanfaat baik
secara keuntungan financial maupun manfaat diluar keuntungan finansial. Riset
menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan perencanaan strategis akan
mendapatkan keuntungan finansial lebih besar dibandingkan dengan yang tidak
menggunakan perencanaan strategis. Selain fungsi keuntungan finansial,
perencanaan strategis juga memiliki funsi lainnya. Greenley menyatakan bahwa
perencanaan strategis memberikan keuntungan sebagai berikut:
1.
Meminimalisasi efek dari perubahan dan
pergeseran kondisi.
2.
Mengintegrasikan perilaku individu
menjadi usaha yang total.
3.
Menyediakan etika yang lebih baik
melalui perubahan.
4.
Menyediakan kerja sama, integrasi, dan
keinginan untuk menyelesaikan masalah dan juga menangkap peluang.
5.
Mendorong pemikiran yang lebih maju.
6.
Mengalokasikan waktu dan sumber daya lebih
efektif untuk mengidentifikasi peluang
f.
Manfaat
perencanaan strategis
Ada 4 manfaat perencanaan strategis
yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan
strategis memungkinkan perusahaan dapat mencegah maupun mengatasi sebuah
permasalahan. Perencanaan strategi dibuat berdasarkan banyak hal, salah satunya
permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan.
2. Anggota
organisasi yang terlibat dalam perencanaan strategi dapat meningkatkan wawasan
dan pengetahuannya dari data yang didapatkan olehnya.
3. Kesenjangan
dalam tugas-tugas anggota dapat dikurangi. Strategi perusahaan juga akan
mengatur pengalokasian sumber daya perusahaan sehingga optimal dalam
melaksanakan tugasnya.
4. Keterlibatan
anggota terhadap perencanaan strategi dapat mengurangi penolakan terhadap
perubahan yang dilakukan serta dapat membuat anggota tersebut menjadi mengerti
tentang strategi yang akan diterapkan dalam perusahaan sehingga akan
menguntungkan pula para anggota karena kesuksesan perusahaan dapat dirasakan
oleh mereka.
g.
Jenis
atau tingkatan strategis
3.
Tingkat-tingkat Strategi
Dengan merujuk pada
pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins (1985) menjelaskan adanya
empat tingkatan strategi. Keseluruhannya
disebut Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy,
business strategy dan functional strategy.
Enterprise Strategy
Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap
organisasi mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok
yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat
yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti
kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam
strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar,
sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi.
Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan
berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan
masyarakat.
4. Corporate
Strategy Strategi ini
berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy yang
meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan apa yang
menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis itu,
tidak semata- mata untuk dijawab oleh organisasi
bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi pemerintahan dan organisasi
nonprofit. Apakah misi universitas yang utama? Apakah misi yayasan ini, yayasan
itu, apakah misi lembaga ini, lembaga itu? Apakah misi utama direktorat jenderal ini, direktorat jenderal itu? Apakah misi
badan ini, badan itu? Begitu seterusnya. Jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan itu sangat penting dan kalau keliru dijawab bisa
fatal. Misalnya, kalau jawaban terhadap misi universitas ialah terjun kedalam
dunia bisnis agar menjadi kaya maka akibatnya bisa menjadi buruk, baik terhadap
anak didiknya, terhadap pemerintah, maupun terhadap bangsa dan negaranya.
Bagaimana misi itu dijalankan juga penting. Ini memerlukan keputusan-keputusan
stratejik dan perencanaan stratejik yang selayaknya
juga disiapkan oleh setiap organisasi.
c) Business Strategy Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.
c) Business Strategy Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.
Functional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk
menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:
· Strategi
functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi
hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan
dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.
· Strategi
functional manajemen,
mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing, implementating,
controlling, staffing, leading, motivating, communicating,
decision making, representing, dan integrating.
·
Strategi
isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi
lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang
selalu berubah (J. Salusu, p 101, 1996). Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan
menjadi isyarat bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa mengelola
organisasi tidak boleh dilihat dari sudut kerapian administratif semata, tetapi
juga hendaknya memperhitungkan soal “kesehatan”
organisasi dari sudut ekonomi (J. Salusu, p 104, 1996).
Jenis-jenis StrategiBanyak
organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan, namun strategi
kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di perusahaan
yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika
divisi-divisi yang berlainan
menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi yang berjuang untuk tetap
hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi defensif, seperti
divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara bersamaan.
Jenis-jenis
strategi adalah sebagai berikut:
b. Strategi
Integrasi Integrasi ke
depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya disebut
sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan
dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan / atau pesaing.
c. Strategi
Intensif Penetrasi pasar,
dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi
persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.
d. Strategi
Diversifikasi Terdapat tiga
jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal, dan
konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya
disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang tidak
terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal.
Menambah produk atau jasa
baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.
e. Strategi
Defensif Disamping strategi
integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat menjalankan
strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan
restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali
penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang
disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi
biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama
proses rasionalisasi biaya, perencana
strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para
pemegang saham, karyawan dan media. Divestasi
adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi sering
digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk
akusisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian
dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari
bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau
tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi adalah menjual
semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut.
Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi
yang secara emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti
beroperasi daripada terus menderita kerugian dalam jumlah besar.
f. Strategi
Umum Michael Porter Menurut
Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh
keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter
menamakan ketiganya strategi umum. Keunggulan biaya
menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah
untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi
dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh
industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli
terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa
yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.
5.
Tiga Alasan Pentingnya
Perencanaan Strategis
a.
Perencanaan strategis memberikan kerangka dasar bagi
perencanaan - perencanaan lainnya.
b.
Pemahaman terhadap perencanaan strategis akan
mempermudah pemahaman bentuk perencanaan lainnya.
c. Perencanaan strategis
merupakan titik permulaan bagi penilaian kegiatan manajer dan organisasi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
yang dapat ditarik dari berbagai penjelasan di atas mengenai Koperasi Warung
Jembatan Kesejahteraan ialah bahwa dibutuhkan perencanaan strategis yang baik
dalam pengelolaan manajemen koperasi tersebut, baik itu dalam
bidang sumber daya manusia, keuangan, operasional, dan pemasaran, agar ke
depannya koperasi ini dapat bersaing dengan perusahaan ritel lain. Selain
itu, bila kita mengharapkan agar penerapan teknologi informasi optimal,
dibutuhkan suatu strategi system informasi dan teknologi informasi yang selaras
dengan strategi bisnis koperasi. Hal ini diperlukan agar investasi yang
dikeluarkan untuk teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan dan memberi
manfaat yang diukur dari pencapaian tujuan dan sasaran koperasi, serta
peningkatan kinerja dan kesuksesan koperasi maupun peningkatan daya
saing koperasi dalam industry ritel. Dimana proses identifikasi kebutuhan
informasi perencanaan strategis sistem informasi dimulai terlebih dahulu dari
lingkungan koperasi yang memuat visi, misi, dan tujuan koperasi, dilanjutkan
kepada identifikasi terhadap lingkungan internal dan eksternal koperasi.
Saran yang
dapat diberikan kepada Koperasi Warung Jembatan Kesejahteraan dan
koperasi-koperasi lain yang belum lama didirikan ialah agar membuat suatu
perencanaan strategis yang baik, yang di dalamnya terdapat perencanaan
strategis system informasi dan teknologi informasi yang dibutuhkan koperasi
agar ke depannya koperasi dapat melakukan kegiatan perkoperasiannya dengan baik
pula, serta dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Terry,
George R. 2009. Prinsip-Prinsip Manajemen.
Terjemahan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Nilasari Senja. 2014. Manajemen Strategi itu Gampang. Jakarta:
Dunia Cerdas
Solihin Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta: Penerbit
Erlangga
http://Gunadarma.ac.id
nice post universitas djuanda
BalasHapus