Ciri-ciri egoisme adalah menjadikan semuanya untuk
kepentingan diri sendiri.
Pengertian yang berbeda dimiliki oleh orang dunia dan orang
percaya. Bagi orang dunia, mengasihi diri sendiri berarti mengupayakan
kesenangan atau kebahagiaannya sendiri; sering ini diburunya tanpa memedulikan
kepentingan sesamanya manusia. Namun bagi orang percaya, mengasihi diri sendiri
bukanlah suatu sikap egoisme.
Memang ini sulit dipahami oleh manusia pada umumnya, yang
mempunyai konsep mengenai kesenangan dan kebahagiaan yang salah. Kebahagiaan
yang dianggap oleh orang pada umumnya adalah suasana jiwa yang ditopang oleh
fasilitas dunia ini - kekayaan, kehormatan, kesehatan dan lain sebagainya.
Untuk hal ini orang berani mempertaruhkan apa yang ada padanya tanpa batas, dan
yang paling mengerikan adalah tidak memedulikan Tuhan, dalam arti tidak
menempatkan Tuhan di tempat yang terhormat dalam kehidupannya. Dunia
mengkondisikan manusia pada umumnya memiliki sikap mengasihi diri sendiri
secara salah ini. Inilah cara pembantaian yang dilakukan kuasa kegelapan untuk
membinasakan manusia.
Tuhan turun ke dunia menyelamatkan manusia karena berbelas
kasih kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak berbelas kasih kepada
dirinya sendiri. Tuhan bermaksud menyelamatkan manusia, tetapi manusia lebih
suka membinasakan dirinya sendiri. Jadi, kalau Tuhan mengajarkan kebenaran dan
menganjurkan agar manusia melakukan
Firman Tuhan atau hidup dalam kebenaranNya, sebenarnya semua itu untuk
kepentingan manusia sendiri, bukan untuk kepentingan Tuhan. Maka hendaknya kita
tidak bersikap curiga terhadap Tuhan, seakan-akan Ia memiliki agenda sendiri
untuk kepentinganNya dalam usahaNya menjangkau manusia berdosa.
Kalau selama ini kita masih egois, kita harus bertobat. Ciri-ciri
egoisme adalah menjadikan semuanya untuk kepentingan diri sendiri. Berbuat
kebajikan didorong untuk mencari kebanggaan dan kepuasan diri sendiri, supaya
dilihat sebagai orang baik; memberi persembahan dan dukungan finansial lainnya
kepada gereja supaya dilihat sebagai orang yang diberkati, dermawan, dan
kemudian memperoleh berkat berlipat kali ganda; melayani di gereja supaya bisa
mengenal orang-orang yang berpengaruh, berkedudukan, dan berkekuasaan dan
memberikan bisnis dan keuntungan lain kepadanya. Semua aku, aku dan aku.
Mengasihi diri sendiri yang benar adalah mengupayakan keselamatan jiwanya,
sehingga dapat pula mengusahakan keselamatan jiwa orang lain. Kalau kiat masih
egois, sesungguhnya kita tidak mengasihi diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar