Rabu, 23 Desember 2015

Dasar Logika Analogi


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai.Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen mata kuliah Dasar Logika yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan makalah tentang Analogi.Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan kepada kami.Terima atas kerjasama kepada teman-teman kelompok yang sudah berpartisipasi dalam melaksanakan tugas ini dengan semaksimal mungkin.
Sebagai manusia yang masih banyak kekurangan terutama ilmu pengetahuan dan pengalaman.kami mengharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun,agar kedepannya kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.Terimakasih













DAFTAR ISI


Kata pengantar.............................................................................. 1
Daftar isi.........................................................................................2
Bab I pendahuluan........................................................................3
     1.      Latar Belakang Masalah.................................................3
     2.      Rumusan Masalah..........................................................4
     3.      Tujuan..............................................................................4
BAB II    PEMBAHASAN...............................................................5
1.       Pengertian Analogi...........................................................5
2.  Macam-macam Analogi......................................................6
a. Analogi Induktif........................................................................6
b. Analogi Deklaratif.....................................................................6
3. Cara Menilai Analogi................................................................6
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN............................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................9

























BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah
Dalam membuat sebuah perbandingan, orang mencari persamaan dan perbedaan di antara hal-hal yang diperbandingkan. Jika dalam perbandingan itu orang hanya memperhatikan persamaannya saja tanpa melihat perbedaannya, maka timbulah analogi, persamaan di antara dua hal yang berbeda.
Pada proses analogi ini tentunya melibatkan sebuah pengalaman, berangkat dari suatu fenomena yang sudah kita ketahui menuju fenomena serupa dalam hal-hal yang pokok. Dalam hal ini tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kekeliruan besar. Bisa saja karena tidak memenuhi syarat atau tidak dapat diterima, meskipun sepintas sulit bagi kita untuk menunjukkan kekeliruannya.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui analogi secara benar agar tidak terjadi kekeliruan dalam membuat analogi. Dalam makalah ini mencoba menjelaskan analogi dan beberapa hal yang berhubungan dengan analogi berdasarkan beberapa referensi sehingga diperoleh suatu pemahaman yang utuh.
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menemukan permasalahan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Permasalahan ini akibat dari logika bahasa yang sering kali salah. Akibatnya pesan komunikasi tidak tersampaikan bahkan bisa berakibat fatal. Misperseptions. Pertanyaannya kemudian adalah, bagiamanakah kita berinteraksi yang baik dan benar? Tentunya kita sebagai mahkluk yang berfikir, bisa menggunakan potensi akal. Diantaranya adalah menggunakan logika. Berangkat dari permasalahan diatas, penulis mencoba menjelaskan salah satu komponen ilmu logika yaitu Analogi sebagaimana akan dijelaskan pada bab selanjutnya.
Salah satu bentuk perkembangan bahasa indonesia adalah berupa penyerapan kata kedalam bahasa indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa asing pemberi pengaruh. Penyerapan kata- kata asing ke dalam bahasa indonesia ini melahirkan permasalahan- permasalahan  kebahasaan yang dapat disoroti dari perspektif analogi.
Di sini pendukung analogi mengatakan bahwa alam memiliki keteraturan, manusia juga memilki keteraturan, begitu juga halnya dengan bahasa. Dengan adanya permasalahan- permasalahan kebahasaan ini maka tujuan inilah karya ini di tulis.


2.      Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, penulis mengidentifikasikan masalahnya sebagai berikut:
a.            Bagaimanakah penerapan analogi dalam Bahasa Indonesia?
b.            Masalah apakah yang timbul dalam perkembangan analogi?
c.             Hal apa saja yang  menyebabkan kesalahan dalam analogi?


3.      Tujuan

Penulisan ini bertujuan agar kita  memiliki kemampuan sebagai berikut :
a.            Dapat mengetahui pengertian analogi secara logika
b.            Dapat mengetahui macam-macam analogi
c.             Dapat mengetahui bagaimana menilai analogi


































BAB II
    PEMBAHASAN
1.      Pengertian Analogi
Analogi dalam bahasa indonesia ialah ‘kias’ (Arab: qasa = mengukur, membandingkan). Berbicara tentang analogi adalah berbicara tentang dua hal yang berlainan, yang satu bukan yang lain, dan dua hal yang berlainan itu dibandingkan yang satu dengan yang lain. Dalam mengadakan perbandingan, orang mencari persamaan dan perbedaan di antara hal-hal yang diperbandingkan. Contoh kalau lembu dibandingkan dengan kerbau, maka kedua-keduanya adalah binatang, akan tetapi yang satu berbeda dengan yang lain mengenai besarnya, warnanya dan sebagainya. Sarno dan sarni adalah kedua-keduanya adalah anak pak sastro, akan tetapi sarno laki-laki, sarni perempuan, sarno berumur 16 tahun, sarni 10 tahun dan seterusnya. Kalau dalam perbandingan itu orang hanya memperhatikan persamaannya saja, tanpa melihat perbedaannya, timbbullah analogi, persamaan di antara dua hal yang berbeda.

Analogi dapat dimanfaatkan sebagai penjelasan atau sebagai dasar penalaran. Sebagi penjelasan biasanya disebut perumpamaan atau persamaan. Tumbuh-tumbuhan berbunga dan bunga itu merupakan perhiasan baginya. Bangsa itu bukan tumbuh-tumbuhan dan juga tidak berbunga, akan tetapi pejuang yang gugur dalam membela bangsanya, menjadi perhiasan bagi bangsanya, sehingga secara analogi dikatakan bahwa pejuang itu’ gugur sebagai kusuma bangsa’ .

Analogi kadang-kadang disebut juga analogi induktif yaitu proses penalaran dari satu fenomena menuju fenomena lain yang sejenis kemudian disimpulkan bahwa apa yang terjadi pada fenomena yang pertama akan terjadi juga pada fenomena yang lain; demikian pengertian analogi jika kita hendak memformulasikan dalam suatu batasan. Dengan demikian dalam setiap tindakan penyimpulan analogik terdapat tiga unsur yaitu: peristiwa pokok yang menjadi dasar analogi, persamaan prinsipal yang menjadi pengikat bdan ketiga fenomena yang hendak kita analogikan.

Sebagian besar pengetahuan kita disamping didapat dengan generalisasi didapat dengan penalaran analogi. Contoh: Jika kita membeli sepasang sepatu (peristiwa) dan kita berkeyakinan bahwa sepatu itu akan enak dan awet dipakai (fenomena yang dianalogikan), Karena sepatu yang dulu dibeli di toko yang sama (persamaan prinsip) awet dan enak dipakai maka penyimpulan serupa adalah penalaran analogi. Begitu pula jika berkeyakinan bahwa buku yang baru saja kita beli adalah buku yang menarik karena kita pernah membeli buku dari pengarang yang sama yang ternyata menarik.

Contoh lain dari penyimpulan analogi adalah: Kita mengetahui betapa kemiripan yang terdapat antara bumi yang kita tempati ini dengan planet-planet lain, seperti Saturnus, Mars, Yupiter, Venus dan Mercurius. Planet-planet ini kesemuanya mengelilingi matahari sebagaimana bumi. Planet-planet itu berputar pada porosnya sebagaimana bumi, sehingga padanya juga berlaku pergantian siang dan malam. Sebagiannya mempunyai bulan yang memberikan sinar manakala matahari tidak muncul dan bulan-bulan ini meminjam sinar matahari sebagaimana bulan pada bumi. Merka semua sama, merupakan subyek dari hukum gravitasi sebagaimana bumi. Atas dasar persamaan yang sangat dekat antara bumi dengan planet-planet tersebut maka kita tidak salah menyimpulkan bahwa kemungkinan besar planet-planet tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup

2.  Macam-macam Analogi

a. Analogi Induktif
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan. Misalnya : Group Band ungu mampu menjadi band yang paling terpopuler karena menarik perhatian banyak orang.Maka group band wali akan mampu menjadi band yang terpopuler juga jika menarik perhatian banyak orang.

b. Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai. Misalnya : untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan hubungan  antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan hubungan  antara akal dan hati.

3. Cara Menilai Analogi
Untuk menguji apakah analogi yang dihasilkan cukup kuat untuk dipercaya, dapat kita gunakan analisa berikut:

a. Sedikit banyaknya peristiwa sejenis yang dianalogikan. Semakin banyak peristiwa sejenis yang dianalogikan, semakin besar taraf kepercayaannya. Misalnya, suatu ketika saya mengambil mata kuliah Logika dengan dosen bapak Rendra dan ternyata beliau murah hati dalam memberikan nilai kepada mahasiswanya, maka atas dasar analogi, saya bisa menyarankan kepada teman saya, si B, untuk memilih bapak Rendra sebagai dosen mata kuliah logikanya. Analogi saya menjadi lebih kuat setelah B juga mendapat nilai yang memuaskan dari bapak Faizin. Analogi menjadi lebih kuat lagi setelah ternyata C, D, E, dan F juga mengalami hal serupa.
b. Sedikit banyaknya aspek-aspek yang menjadi dasar analogi. Semakin banyak aspek yang menjadi dasar analogi, semakin besar taraf kepercayaannya. Misalnya, tentang flashdisk yang baru saja saya beli di sebuah toko A. Bahwa flashdisk yang baru saya beli tentu akan awet dan tidak mudah terserang virus karena flashdisk yang dulu dibeli di toko A juga demikian. Analogi menjadi lebih kuat lagi misalnya diperhitungkan juga harganya, mereknya, dan kapasitasnya.

c. Sifat dari analogi yang kita buat. Semakin rendah taksiran yang dianalogikan, semakin kuat analogi itu. Misalnya, Ahmad yang duduk di kelas unggulan di SLTP Harapan Bangsa dapat menyelesaikan 50 soal matematika dalam waktu 60 menit. Kemudian kita menyimpulkan bahwa Olivia, teman satu kelas Ahmad juga akan bisa menyelesaikan 50 soal matematika dalam waktu 60 menit, analogi demikian cukup kuat. Analogi ini akan lebih kuat jika kita mengatakan bahwa Olivia akan menyelesaikan 50 soal matematika dalam waktu 50 menit, dan menjadi lemah jika kita mengatakan bahwa Olivia akan menyelesaikan 50 soal matematika dalam waktu 75 menit.

d. Mempertimbangkan ada tidaknya unsur-unsur yang berbeda pada peristiwa yang dianalogikan. Semakin banyak pertimbangan atas unsur-unsurnya yang berbeda, semakin kuat analogi itu. Misalnya, kita menyimpulkan bahwa Fahri adalah mahasiswa yang pandai karena dia berhasil menjadi delegasi untuk dikirim ke Mesir. Analogi ini menjadi lebih kuat jika dipertimbangkan juga perbedaan yang ada pada para delegasi sebelumnya, A, B, C, D dan E yang mempunyai latar belakang yang berbeda dalam ekonomi, pendidikan SLTA, keluarga, daerah, pekerjaan orang tua, toh kesemuanya adalah mahasiswa yang pandai.

e. Relevan dan tidaknya masalah yang dianalogikan. Bila masalah yang dianalogikan itu relevan, maka semakin kuat analogi itu. Bila tidak, analoginya tidak kuat dan bahkan bisa gagal. Analogi yang relevan biasanya terdapat pada peristiwa yang mempunyai hubungan kausal. Misalnya, kita tahu bahwa sambungan rel kereta api dibuat tidak rapat untuk menjaga kemungkinan mengembangnya. Bila kena panas, rel tetap pada posisinya. Maka ketika hendak membangun rumah, kita menyuruh tukang untuk memberikan jarak pada tiap sambungan besi pada rangka rumah. Disini kita hanya mendasarkan pada suatu hubungan kausal bahwa karena besi memuai bila kena panas, maka jarak yang dibuat antara dua sambungan besi akan menghindarkan bangunan dari bahaya melengkung.

                                                           











BAB III
                                                KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Analogi dapat dimanfaatkan sebagai penjelasan atau sebagai dasar penalaran. Sebagai penjelasan biasanya disebut perumpamaan atau persamaa.
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari uraian di atas adalah bahwa satu-satunya jalan bagi seseorang yang beru-saha untuk mencari solusi dalam menghadapi masalah-masalah pokok pandangan dunia dan masalah keyakinan adalah jalan logika atau metode rasional. Dengan demikian maka pandangan dunia yang sebenarnya adalah pandangan dunia falsafi.
   
SARAN
Demikianlah pembahasan mengenai analogi.hendaknya para  mahasiswa lebih teliti dalam membuat suatu analogi agar tidak diperoleh analogi yang pincang.makalah ini tidak lebih hanyalah suatu kumpulan pemikiran dan teori dari berbagai sumber.kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.maka saran dan kritik dari pembaca kami harapkan untuk menjadi maklah yang lebih baik lagi.













DAFTAR PUSTAKA
Kaelan.1998.Filsafat Bahasa Masalah dan Perkembangannya.Yogyakarta : Pardigma
W.Poespoprodjo & T.Gilarso.1999.Logika Ilmu Menalar,Bandung : Pustaka Grafika







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penting! Minum 7 Suplemen Ini di Usia 20-an supaya tetap sehat di usia tua.

Umumnya, usia 20-an adalah usia di mana kita sedang sehat-sehatnya. Nge-gym selama 2 jam? Bisa. Naik gunung hingga berhari-hari? Hayuk. Bega...