KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang Maha
Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai.Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen mata
kuliah Dasar Logika yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
menyelesaikan makalah tentang Analogi.Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas
yang diberikan kepada kami.Terima atas kerjasama kepada teman-teman kelompok
yang sudah berpartisipasi dalam melaksanakan tugas ini dengan semaksimal
mungkin.
Sebagai manusia yang masih banyak
kekurangan terutama ilmu pengetahuan dan pengalaman.kami mengharap kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun,agar kedepannya kami dapat membuat makalah
yang lebih baik lagi.Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat
bagi kita semua.Terimakasih
DAFTAR ISI
Kata
pengantar..............................................................................
1
Daftar isi.........................................................................................2
Bab I
pendahuluan........................................................................3
1. Latar Belakang Masalah.................................................3
2. Rumusan Masalah..........................................................4
3. Tujuan..............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................5
1. Pengertian Analogi...........................................................5
2.
Macam-macam Analogi......................................................6
a. Analogi Induktif........................................................................6
b. Analogi Deklaratif.....................................................................6
3. Cara Menilai Analogi................................................................6
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN............................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Dalam membuat sebuah perbandingan,
orang mencari persamaan dan perbedaan di antara hal-hal yang diperbandingkan.
Jika dalam perbandingan itu orang hanya memperhatikan persamaannya saja tanpa
melihat perbedaannya, maka timbulah analogi, persamaan di antara dua hal yang
berbeda.
Pada proses analogi ini tentunya
melibatkan sebuah pengalaman, berangkat dari suatu fenomena yang sudah kita
ketahui menuju fenomena serupa dalam hal-hal yang pokok. Dalam hal ini tidak
menutup kemungkinan akan terjadinya kekeliruan besar. Bisa saja karena tidak
memenuhi syarat atau tidak dapat diterima, meskipun sepintas sulit bagi kita
untuk menunjukkan kekeliruannya.
Oleh karena itu penting bagi kita
untuk mengetahui analogi secara benar agar tidak terjadi kekeliruan dalam
membuat analogi. Dalam makalah ini mencoba menjelaskan analogi dan beberapa hal
yang berhubungan dengan analogi berdasarkan beberapa referensi sehingga
diperoleh suatu pemahaman yang utuh.
Dalam
kehidupan sehari-hari seringkali kita menemukan permasalahan dalam berinteraksi
dan berkomunikasi dengan orang lain. Permasalahan ini akibat dari logika
bahasa yang sering kali salah. Akibatnya pesan komunikasi tidak tersampaikan
bahkan bisa berakibat fatal. Misperseptions. Pertanyaannya kemudian adalah,
bagiamanakah kita berinteraksi yang baik dan benar? Tentunya kita sebagai
mahkluk yang berfikir, bisa menggunakan potensi akal. Diantaranya adalah
menggunakan logika. Berangkat dari permasalahan diatas, penulis mencoba
menjelaskan salah satu komponen ilmu logika yaitu Analogi sebagaimana akan dijelaskan
pada bab selanjutnya.
Salah satu bentuk perkembangan
bahasa indonesia adalah berupa penyerapan kata kedalam bahasa indonesia yang
berasal dari bahasa-bahasa asing pemberi pengaruh. Penyerapan kata- kata asing
ke dalam bahasa indonesia ini melahirkan permasalahan- permasalahan
kebahasaan yang dapat disoroti dari perspektif analogi.
Di sini pendukung analogi mengatakan
bahwa alam memiliki keteraturan, manusia juga memilki keteraturan, begitu juga
halnya dengan bahasa. Dengan adanya permasalahan- permasalahan kebahasaan
ini maka tujuan inilah karya ini di tulis.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
tersebut dan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, penulis
mengidentifikasikan masalahnya sebagai berikut:
a.
Bagaimanakah penerapan analogi dalam Bahasa Indonesia?
b.
Masalah apakah yang timbul dalam perkembangan analogi?
c.
Hal apa saja yang menyebabkan kesalahan dalam analogi?
3. Tujuan
Penulisan ini bertujuan agar kita
memiliki kemampuan sebagai berikut :
a.
Dapat mengetahui pengertian analogi secara logika
b.
Dapat mengetahui macam-macam analogi
c.
Dapat mengetahui bagaimana menilai analogi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Analogi
Analogi dalam bahasa indonesia
ialah ‘kias’ (Arab: qasa = mengukur, membandingkan). Berbicara tentang analogi
adalah berbicara tentang dua hal yang berlainan, yang satu bukan yang lain, dan
dua hal yang berlainan itu dibandingkan yang satu dengan yang lain. Dalam mengadakan perbandingan, orang mencari persamaan dan perbedaan di
antara hal-hal yang diperbandingkan. Contoh kalau lembu dibandingkan dengan
kerbau, maka kedua-keduanya adalah binatang, akan tetapi yang satu berbeda
dengan yang lain mengenai besarnya, warnanya dan sebagainya. Sarno dan sarni
adalah kedua-keduanya adalah anak pak sastro, akan tetapi sarno laki-laki,
sarni perempuan, sarno berumur 16 tahun, sarni 10 tahun dan seterusnya. Kalau
dalam perbandingan itu orang hanya memperhatikan persamaannya saja, tanpa
melihat perbedaannya, timbbullah analogi, persamaan di antara dua hal yang
berbeda.
Analogi dapat dimanfaatkan sebagai
penjelasan atau sebagai dasar penalaran. Sebagi penjelasan biasanya disebut
perumpamaan atau persamaan. Tumbuh-tumbuhan berbunga dan bunga itu merupakan
perhiasan baginya. Bangsa itu bukan tumbuh-tumbuhan dan juga tidak berbunga,
akan tetapi pejuang yang gugur dalam membela bangsanya, menjadi perhiasan bagi
bangsanya, sehingga secara analogi dikatakan bahwa pejuang itu’ gugur sebagai
kusuma bangsa’ .
Analogi
kadang-kadang disebut juga analogi induktif yaitu proses penalaran dari satu
fenomena menuju fenomena lain yang sejenis kemudian disimpulkan bahwa apa yang
terjadi pada fenomena yang pertama akan terjadi juga pada fenomena yang lain;
demikian pengertian analogi jika kita hendak memformulasikan dalam suatu
batasan. Dengan demikian dalam setiap tindakan penyimpulan analogik terdapat
tiga unsur yaitu: peristiwa pokok yang menjadi dasar analogi, persamaan
prinsipal yang menjadi pengikat bdan ketiga fenomena yang hendak kita analogikan.
Sebagian besar pengetahuan kita
disamping didapat dengan generalisasi didapat dengan penalaran analogi. Contoh:
Jika kita membeli sepasang sepatu (peristiwa) dan kita berkeyakinan bahwa
sepatu itu akan enak dan awet dipakai (fenomena yang dianalogikan), Karena
sepatu yang dulu dibeli di toko yang sama (persamaan prinsip) awet dan enak
dipakai maka penyimpulan serupa adalah penalaran analogi. Begitu pula jika
berkeyakinan bahwa buku yang baru saja kita beli adalah buku yang menarik
karena kita pernah membeli buku dari pengarang yang sama yang ternyata menarik.
Contoh lain dari penyimpulan
analogi adalah: Kita mengetahui betapa kemiripan yang terdapat antara bumi yang
kita tempati ini dengan planet-planet lain, seperti Saturnus, Mars, Yupiter,
Venus dan Mercurius. Planet-planet ini kesemuanya mengelilingi matahari
sebagaimana bumi. Planet-planet itu berputar pada porosnya sebagaimana bumi,
sehingga padanya juga berlaku pergantian siang dan malam. Sebagiannya mempunyai
bulan yang memberikan sinar manakala matahari tidak muncul dan bulan-bulan ini
meminjam sinar matahari sebagaimana bulan pada bumi. Merka semua sama,
merupakan subyek dari hukum gravitasi sebagaimana bumi. Atas dasar persamaan
yang sangat dekat antara bumi dengan planet-planet tersebut maka kita tidak
salah menyimpulkan bahwa kemungkinan besar planet-planet tersebut dihuni oleh
berbagai jenis makhluk hidup
2. Macam-macam
Analogi
a. Analogi Induktif
Analogi induktif, yaitu analogi
yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik
kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena
kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk
membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang
terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan. Misalnya : Group
Band ungu mampu menjadi band yang paling terpopuler karena menarik perhatian
banyak orang.Maka group band wali akan mampu menjadi band yang terpopuler juga
jika menarik perhatian banyak orang.
b. Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif merupakan
metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal dengan
sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru
menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang
sudah kita ketahui atau kita percayai. Misalnya : untuk penyelenggaraan negara
yang baik diperlukan hubungan antara
kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan
perbuatan yang benar diperlukan hubungan antara akal dan hati.
3. Cara Menilai Analogi
Untuk menguji apakah analogi yang
dihasilkan cukup kuat untuk dipercaya, dapat kita gunakan analisa berikut:
a. Sedikit banyaknya peristiwa
sejenis yang dianalogikan. Semakin banyak peristiwa sejenis yang dianalogikan,
semakin besar taraf kepercayaannya. Misalnya, suatu ketika saya mengambil mata
kuliah Logika dengan dosen bapak Rendra dan ternyata beliau murah hati dalam
memberikan nilai kepada mahasiswanya, maka atas dasar analogi, saya bisa
menyarankan kepada teman saya, si B, untuk memilih bapak Rendra sebagai dosen
mata kuliah logikanya. Analogi saya menjadi lebih kuat setelah B juga mendapat
nilai yang memuaskan dari bapak Faizin. Analogi menjadi lebih kuat lagi setelah
ternyata C, D, E, dan F juga mengalami hal serupa.
b. Sedikit banyaknya aspek-aspek
yang menjadi dasar analogi. Semakin banyak aspek yang menjadi dasar analogi,
semakin besar taraf kepercayaannya. Misalnya, tentang flashdisk yang baru saja
saya beli di sebuah toko A. Bahwa flashdisk yang baru saya beli tentu akan awet
dan tidak mudah terserang virus karena flashdisk yang dulu dibeli di toko A
juga demikian. Analogi menjadi lebih kuat lagi misalnya diperhitungkan juga
harganya, mereknya, dan kapasitasnya.
c. Sifat dari analogi yang kita
buat. Semakin rendah taksiran yang dianalogikan, semakin kuat analogi itu.
Misalnya, Ahmad yang duduk di kelas unggulan di SLTP Harapan Bangsa dapat
menyelesaikan 50 soal matematika dalam waktu 60 menit. Kemudian kita menyimpulkan
bahwa Olivia, teman satu kelas Ahmad juga akan bisa menyelesaikan 50 soal
matematika dalam waktu 60 menit, analogi demikian cukup kuat. Analogi ini akan
lebih kuat jika kita mengatakan bahwa Olivia akan menyelesaikan 50 soal
matematika dalam waktu 50 menit, dan menjadi lemah jika kita mengatakan bahwa
Olivia akan menyelesaikan 50 soal matematika dalam waktu 75 menit.
d. Mempertimbangkan ada tidaknya
unsur-unsur yang berbeda pada peristiwa yang dianalogikan. Semakin banyak
pertimbangan atas unsur-unsurnya yang berbeda, semakin kuat analogi itu.
Misalnya, kita menyimpulkan bahwa Fahri adalah mahasiswa yang pandai karena dia
berhasil menjadi delegasi untuk dikirim ke Mesir. Analogi ini menjadi lebih
kuat jika dipertimbangkan juga perbedaan yang ada pada para delegasi
sebelumnya, A, B, C, D dan E yang mempunyai latar belakang yang berbeda dalam
ekonomi, pendidikan SLTA, keluarga, daerah, pekerjaan orang tua, toh kesemuanya
adalah mahasiswa yang pandai.
e. Relevan dan tidaknya masalah yang dianalogikan. Bila masalah yang
dianalogikan itu relevan, maka semakin kuat analogi itu. Bila tidak, analoginya
tidak kuat dan bahkan bisa gagal. Analogi yang relevan biasanya terdapat pada
peristiwa yang mempunyai hubungan kausal. Misalnya, kita tahu bahwa sambungan
rel kereta api dibuat tidak rapat untuk menjaga kemungkinan mengembangnya. Bila
kena panas, rel tetap pada posisinya. Maka ketika hendak membangun rumah, kita
menyuruh tukang untuk memberikan jarak pada tiap sambungan besi pada rangka
rumah. Disini kita hanya mendasarkan pada suatu hubungan kausal bahwa karena
besi memuai bila kena panas, maka jarak yang dibuat antara dua sambungan besi
akan menghindarkan bangunan dari bahaya melengkung.
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN
Analogi dapat
dimanfaatkan sebagai penjelasan atau sebagai dasar penalaran. Sebagai
penjelasan biasanya disebut perumpamaan atau persamaa.
Kesimpulan
yang dapat kita ambil dari uraian di atas adalah bahwa satu-satunya jalan bagi
seseorang yang beru-saha untuk mencari solusi dalam menghadapi masalah-masalah
pokok pandangan dunia dan masalah keyakinan adalah jalan logika atau metode
rasional. Dengan demikian maka pandangan dunia yang sebenarnya adalah pandangan
dunia falsafi.
SARAN
Demikianlah
pembahasan mengenai analogi.hendaknya para
mahasiswa lebih teliti dalam membuat suatu analogi agar tidak diperoleh
analogi yang pincang.makalah ini tidak lebih hanyalah suatu kumpulan pemikiran
dan teori dari berbagai sumber.kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.maka
saran dan kritik dari pembaca kami harapkan untuk menjadi maklah yang lebih
baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Kaelan.1998.Filsafat
Bahasa Masalah dan Perkembangannya.Yogyakarta : Pardigma
W.Poespoprodjo
& T.Gilarso.1999.Logika Ilmu Menalar,Bandung : Pustaka Grafika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar