Ideologi Liberalisme
Belakangan ini mulai banyak yang salah kaprah dengan isu
negatif dan arti dari kata liberalisme. Ideologi liberalisme sendiri bertumbuh
di RL ketika dimulai adanya ketidaksamaan hak, walaupun memang pada awal
berdirinya ideologi liberal klasik, sebagian besar diusung oleh kaum burjois.
Bagi bangsa yang sedang terjajah, liberalisme sejalan dengan
pertumbuhan paham nasionalisme yang sama-sama menginginkan terbentuknya negara
yang berpemerintahan sendiri. Kesadaran tersebut tumbuh karena setiap bangsa
memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Jadi liberalisme juga merupakan
ideologi yang menjunjung tinggi kemerdekaan uatu negara dan individu.
Liberalisme berasal dari kata liber yang memiliki arti bebas
dan bukan budak atau suatu keadaan dimana seseorang itu bebas dari kepemilikan
orang lain. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang
bebas, dicirikan atas dasar kebebasan berpikir bagi para individu agar dapat
mengembangkan bakat dan kemampuannya itu sebebas mungkin.
Inti pokok liberalisme adalah terjaminnya kemerdekaan
individu mengingat masyarakat dibentuk dari individu-individu. Paham
liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi,
hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas.
Ciri Politik Liberal
Berdasarkan pengertian liberalisme di atas, kita dapat
membuat kesimpulan bahwa negara yang menganut politik liberalisme memiliki
ciri-ciri:
1. Menjamin kemerdekaan dan kebebasan berekspresi setiap
individu.
2. Persaingan ekonomi dijalankan oleh golongan swasta.
3. Setiap orang berhak menganut maupun tidak menganut agama.
4. Kekuasaan politik berdasarkan suara dominan.
5. Negara tidak mencampuri urusan pribadi warga negaranya.
6. Solidaritas sosial tidak berkembang karena tumbuhnya
persaingan bebas.
Pokok-pokok Liberalisme
Ada tiga hal yang mendasar dari Ideolog Liberalisme yakni
Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik. Dibawah ini, adalah nilai-nilai pokok yang
bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:
1. Kesempatan yang sama
Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam
segala bidang kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun
karena kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan persamaan
kesempatan itu akan berlainan tergantung kepada kemampuannya masing-masing.
Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang
mutlak dari demokrasi.
2. Adanya pengakuan terhadap persamaan manusia
Setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan
pendapatnya, maka dalam setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik
dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan kenegaraan dilakukan
secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan – dimana hal ini sangat
penting untuk menghilangkan egoisme individu.
3. Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang
diperintah
Pemerintah tidak boleh bertindak menurut kehendaknya
sendiri, tetapi harus bertindak menurut kehendak rakyat.
4. Berjalannya hukum
Fungsi Negara adalah untuk membela dan mengabdi pada rakyat.
Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi dimana seluruh peraturan
atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan
mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus ada patokan
terhadap hukum tertinggi, persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial.
5. Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu
6. Negara hanyalah alat
Negara itu sebagai suatu mekanisme yang digunakan untuk
tujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam ajaran
Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat
memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja
ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.
7. Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme
Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke
(1632 – 1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada
pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu selalu berubah bergantung masa.
Kelemahan dan Kelebihan Ideologi Liberalisme
Kelemahan ideologi liberalisme:
1. Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan
bersifat bebas, pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Sedangkan
golongan pekerja hanya menerima sebagian kecil dari pendapatan.
2. Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan
pekerja, sehingga yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
3. Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat.
4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena
kesalahan alokasi budaya oleh individu yang sering terjadi
5. Karena penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta,
pemerintah sulit untuk mengadakan dan memberikan kontrol. Sehingga pers sebagai
media komunikasi dan media masa sangat efektif menciptakan image dimasyarakat
sesuai misi kepentingan mereka.
Kelebihan ideologi liberalisme:
1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarkat dalam mengatur
kegiatan ekonomi. Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari pemerintah.
2. Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya
produksi. Hal ini mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
3. Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi
sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat.
4. Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang
yang kurang bermutu tidak akan laku di pasar.
5. Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan
ekonomi didasarkan atas motif mencari keuntungan.
6. Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku secara
bebas. Berita-berita ataupun ulasan yang dibuat dalam media massa dapat
mengandung kritik-kritik tajam, baik ditujukan kepada perseorangan lembaga atau
pemerintah.
7. Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada
gangguan dari siapapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar