KEMAJEMUKAN MASYARAKAT INDONESIA
Faktor-Faktor Kemajemukan Masyarakat Indonesia
- Suku bangsa.
- Agama.
- Aliran politik.
- Kaya-miskin (ekonomi).
- Integrasi Nasional.
SUKU BANGSA
- Tidak semua ras yang sama mengembangkan dan memiliki kebudayaan yang sama.
- Dalam sejarah perkembangan bangsa Indonesia istilah ras sudah jarang digunakan lagi untuk menunjukkan perbedaan kebudayaan. Sebagai gantinya digunakan istilah suku bangsa.
Suku adalah bagian dari
satu keseluruhan. Bagian dari keseluruhan itu bersifat organik-sosial.
Bagian-bagian inilah yang membentuk keseluruhan kalau kita mau melihat bangsa
Indonesia sebagai satu organisme sosial, maka istilah organisme atau sistem
sosial ini dalam kenyataannya harus dilihat sebagai sesuatu yang sedang
tumbuh. Adapun proses pertumbuhan ini terjadi dalam dua bentuk : proses
alamiah dan proses buatan (artifisial).
Kebudayaan di Indonesia
- Kebudayaan suku bangsa.
Ø Kebudayaan
yang hanya berlaku untuk suku bangsa tertentu saja.
ü Lebih
memperlihatkan proses perkembangan alamiah.
- Kebudayaan nasional.
Ø Kebudayaan
nasional (bangsa) ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya
rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli terdapat sebagai
puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia, terhitung sebagai
kebuyaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya,
dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang
dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
ü Dalam
proses perkembangannya lebih memperlihatkan proses artifisial.
Makna Kebudayaan Nasional secara Sosiologis
- Kebudayaan nasional merupakan produk manusia Indonesia.
- Kebudayaan nasional merupakan kebudayaan sedang muncul atau selalu berada dalam keadaan sedang muncul.
- Kebudayaan nasional adalah kebudayaan persatuan, kebudayaan peradaban, kebudayaan kemanusiaan, dan kebudayaan yang bersifat terbuka.
AGAMA
•
Agama kurang dibicarakan orang, kalau dalam satu
daerah tertentu, tinggal mereka yang beragama sama. Kalau agama dibicarakan
biasanya menyangkut penilaian mutu agama yang dianut.
•
Kalau agama benar-benar tidak dibicarakan,
mereka akan lari ke pembicaraan mengenai perbedaan lain yang mungkin masih
dapat dihubungkan dengan agama, seperti aliran politik dan ekonomi. Misal :
Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (Jawa), Kristen Protestan dan Kristen Katolik
(NTT).
•
Gejala di atas oleh Max Weber disebut
group-formation, yaitu manusia ingin berkelompok dan mengembangkannya sebagai
kekuatan yang dapat digunakan individu untuk mengembangkan dirinya.
ALIRAN POLITIK
•
Pembentukan group-formation yang
beraliran politik nampaknya sangat marak di era reformasi ini. Hal ini terlihat
bila pada masa Orba satu-satunya partai yang beraliran agama hanya satu, yaitu
PPP, maka saat ini terdapat partai-partai yang beraliran agama, antara lain
PPP, PBB, PKS, PKB, PNUI (beraliran Islam); PDS (Kristen), dll.
•
Sementara partai-partai yang mencap dirinya
nasionalis juga banyak bermunculan, seperti PDIP, Partai Patriot, Partai Golkar, PIB, dll.
KAYA-MISKIN (EKONOMI)
•
Pertanyaannya : apakah permasalahan suku bangsa,
agama, aliran politik, sejalan dengan permasalahan kaya-miskin?
•
Dengan kata lain, apakah ada kecenderungan bahwa
suku bangsa tertentu lebih kaya dari pada suku bangsa lainnya? Apakah juga ada
kecenderungan bahwa penganut agama tertentu pada umumnya terdiri dari mereka
yang tergolong miskin? Atau apakah ada aliran politik yang para pendukungnya
terdiri dari mereka yang miskin dan tinggal di kota?
•
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas,
kita simak uraian Leo Suryadinata dalam bukunya Dilema Minoritas Tionghoa
(1982) :
•
Menurut Leo, kedudukan ekonomi masyarakat etnik
Tionghoa di Indonesia sebagai satu kelompok cukup kuat. Kalau pemerintah
Indonesia mengambil kebijaksanaan memberikan prioritas kepada golongan ekonomi
lemah, dapat dimengerti dan tidak dapat dilihat sebagai tindakan diskriminatif.
Prinsipnya : yang kuat tidak perlu dibantu.
•
Kondisi ini berbeda dengan Malaysia.
Pokok Pikiran Dr. Sanusi Osman dalam disertasi doktornya
yang berjudul : The National Unity Policy and Ethnic Relation in Malaysia
with Special Reference to Malacca Town (1981) :
- Pemerintah Malaysia berusaha melenyapkan kemiskinan.
- Dalam usaha melenyapkan kemiskinan itu, pemerintah Malaysia jelas-jelas mengarahkan perhatiannya pada peningkatan bidang ekonomi suku bangsa Melayu.
- Para petani atau buruh tani yang ada di Malaysia menghadapi pelbagai bentuk eksploitasi (pemerasan).
- Diadakan restrukturasi masyarakat Malaysia yang mencukupi usaha mengurangi ketidakseimbangan dalam bidang ekonomi dan hubungan antara kegiatan ekonomi dengan suku bangsa tertentu.
Kategori Sosial Marginal
•
Marginal berarti berada di pinggiran.
•
Dalam sosiologi, orang marginal sering
dibicarakan dalam hubungannya dengan penyimpangan dan perubahan sosial.
(gambar)
(gambar)
(gambar)
(gambar)
Solidaritas Nasional
- Solidaritas nasional dapat bersifat subyektif, internal, yang sulit dilihat ataupun ditebak.
- Solidaritas nasional dapat bersifat obyektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar