PENDEKATAN TEORITIK TERHADAP SISTEM SOSIAL BUDAYA
TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL
* Teori
ini menekankan pada keteraturan (order) dan mengabaikan konflik serta
perubahan-perubahan dalam masyarakat.
* Konsep
utamanya adalah : fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest dan
keseimbangan.
* Menurut
teori ini, masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas
bagian-bagian atau elemn-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam
keseimbangan.
* Asumsi
dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap
yang lain. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada
atau akan hilang dengan sendirinya.
* Pendapat
awal yang mempengaruhi adalah :
1.
Pandangan August Comte.
2.
Pandangan Herbert Spencer.
3.
Pandangan Emile Durkheim.
Teori Awal yang Mempengaruhi
* August Comte :
- statika sosial
(struktur).
- dinamika sosial
(proses/fungsi).
“Masyarakat adalah laksana organisme
hidup”, akan tetapi ia
tidak benar-benar berusaha untuk mengembangkan tesis tersebut.
Teori Awal yang Mempengaruhi
* Herbert Spencer (sosiolog Inggris), yang
membahas berbagai perbedaan dan kesamaan yang khusus antara sistem biologis dan sistem sosial.
Tesisnya sebagai berikut :
- Masyarakat maupun organisme hidup
sama-sama mengalami pertumbuhan.
- Disebabkan pertambahan dalam ukurannya,
maka struktur tubuh sosial (social body) maupun tubuh organisme hidup (living
body) itu mengalami pertumbuhan pula.
- Tiap bagian yang tumbuh di dalam tubuh
organisme biologis maupun organisme sosial memiliki fungsi dan tujuan tertentu:
“mereka tumbuh menjadi organ yang berbeda dengan tugas yang berbeda pula”.
- Baik di dalam sistem organisme maupun
sistem sosial, perubahan pada suatu bagian akan mengakibatkan perubahan pada
bagian lain yang pada akhirnya di dalam sistem secara keseluruhan.
- Bagian-bagian tersebut, walau saling
berkaitan, merupakan suatu struktur mikro yang dapat dipelajari secara
terpisah.
Teori Awal yang Mempengaruhi
* Emile
Durkheim :
Masyarakat modern dilihat oleh Durkheim
sebagai keseluruhan organis yang memiliki realitas tersendiri. Keseluruhan
tersebut memiliki seperangkat kebutuhan atau fungsi-fungsi tertentu yang harus
dipenuhi oleh bagian-bagian yang menjadi anggotanya agar dalam keadaan normal,
tetap langgeng. Bilamana kebutuhan tertentu tadi tidak dipenuhi maka akan
berkembang suatu keadaan yang bersifat “patologi” atau “anomi”.
STRUKTURAL
FUNGSIONAL (ROBERT
K. MERTON)
* Robert K. Merton merupakan salah seorang
murid dari Talcott Parsons. Meski Parsons dan Merton dikaitkan, namun ada perbedaan penting diantara keduanya.
Sementara Parsons menganjurkan menciptakan teori-teori besar dan luas
cakupannya (grand theory), sedangkan Merton menyukai teori yang
terbatas, teori tingkat menengah (middle theory).
Yang Mempengaruhi Karya Awal Merton
* Karya
awal Merton sangat dipengaruhi oleh pemikiran Weber, seperti dapat dilihat
ketika ia menganalisa perkembangan ilmu pengetahuan pada abad ke-17 di Inggris.
Merton mendapati bahwa beberapa elemen etika protestan terkandung di dalam
pekerjaan mereka. Hal sama dengan tesis Weber tentang Etika Protestan dan
Semangat Kapitalisme.
* Pengaruh
Weber juga terlihat dalam batasan Merton tentang “birokrasi”.
Perbedaan Konsep Birokrasi Weber-Merton
Birokrasi Weber
- Suatu pengaturan fungsi resmi yang terus-menerus diatur menurut peraturan.
- Suatu bidang keahlian tertentu, meliputi :
- bidang kewajiban yang ditandai pembagian kerja yang jelas.
- ketetapan mengenai otoritas.
- alat paksaan yang perlu secara jelas dibatasi serta tunduk pada kondisi-kondisi terbatas.
- Organisasi kepegawaian mengikuti prinsip hirarki.
- Peraturan-peraturan yang mengatur perilaku seorang pegawai dapat bersifat teknis.
- Para anggota staf harus sepenuhnya terpisah dari pemilikan alat-alat produksi atau administrasi.
- Tidak ada pemberian posisi kepegawaian oleh seorang yang sedang menduduki suatu jabatan.
- Tindakan, keputusan, peraturan dirumuskan dan dicatat secara tertulis.
Birokrasi Merton
- Birokrasi merupakan struktur sosial yang terorganisir secara rasional dan formal.
- Ia meliputi suatu pola kegiatan yang memiliki batas-batas yang jelas.
- Kegiatan-kegiatan tersebut secara ideal berhubungan dengan tujuan-tujuan organisasi.
- Jabatan-jabatan dalam organisasi diintegrasikan ke dalam keseluruhan struktur birokrasi.
- Status-status dalam birokrasi tersusun ke dalam susunan yang bersifat hirarkis.
- Berbagai kewajiban serta hak-hak di dalam birokrasi dibatasi oleh aturan-aturan yang terbatas serta terperinci.
- Otoritas pada jabatan, bukan pada orang.
- Hubungan-hubungan antara orang-orang dibatasi secara formal.
Kritik Merton terhadap 3 Postulat Dasar Analisis
Struktural
* Postulat tentang kesatuan fungsional
masyarakat.
Postulat ini berpendapat bahwa semua
keyakinan dan praktek kultural dan sosial yang sudah baku adalah fungsional
untuk masyarakat sebagai satu kesatuan maupun untuk individu dan masyarakat.
Hal ini mungkin benar bagi masyarakat
primitif yang kecil, namun generalisasi tidak dapat diperluas ke tingkat
masyarakat yang lebih luas dan kompleks.
* Postulat fungsional universal.
Seluruh bentuk kultur dan sosial serta
struktur yang sudah baku mempunyai fungsi positif.
Tak setiap struktur, adat, gagasan,
kepercayaan, dan sebagainya mempunyai fungsi positif.
* Postulat tentang indispensability.
Semua aspek masyarakat yang sudah baku tak
hanya mempunyai fungsi positif, tetapi juga mencerminkan bagian-bagian yang
sangat diperlukan untuk berfungsinya masyarakat sebagai satu kesatuan.
Kita sekurang-kurangnya tentu ingin
mengakui akan adanya berbagai alternatif struktur dan fungsional yang dapat
ditemukan di dalam masyarakat.
Pusat Analisis Struktural Fungsional
* Analisis struktural fungsional memusatkan
perhatian pada :
- Kelompok.
- Organisasi.
- Masyarakat.
- Kultur (budaya).
* Setiap objek yang dapat dijadikan sasaran
analisis struktural fungsional mencerminkan hal-hal yang standar (terpola dan
berulang).
Objek Analisis
* Menurut
Merton, sasaran studi struktural
fungsional antara lain :
- Peran sosial.
- Pola institusional.
- Proses sosial.
- Pola kultur (budaya).
- Emosi yang terpola secara kultural.
- Norma sosial.
- Organisasi kelompok.
- Struktur sosial.
- Perlengkapan untuk pengendalian sosial.
- dsb.
Pehatian Utama Struktural Fungsional
* Teori
struktural fungsional harus lebih banyak ditujukan kepada fungsi-fungsi
dibandingkan motif-motif.
* Fungsi
adalah akibat-akibat yang dapat diamati yang menuju adaptasi atau penyesuaian
dalam suatu sistem.
* Fungsi
bersifat netral. Lawannya : dis-fungsi.
* Sebagaimana
struktur sosial atau pranata sosial dapat menyumbang terhadap pemeliharaan
fakta-fakta sosial lainnya, sebaliknya juga dapat menimbulkan akibat-akibat
yang bersifat negatif. Artinya : suatu pranata atau institusi tertentu dapat
fungsional bagi suatu unit sosial tertentu dan sebaliknya dis-fungsional bagi
unit sosial yang lainnya.
Jenis Fungsi
- Fungsi Manifest, yaitu fungsi yang diharapkan. Misal : perbudakan di Amerika Selatan adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
- Fungsi Laten, yaitu fungsi yang tidak diharapkan. Misal : sepanjang menyangkut contoh di atas, perbudakan menyediakan kelas rendah yang luas yang memungkinkan peningkatan status orang kulit putih, baik yang kaya maupun yang miskin.
* Pemikiran
ini dpt dihubungkan dengan konsep akibat yang tidak diharapkan (unanticipated
consequences).
Fungsi Kemiskinan
(Herbert Gans)
(Herbert Gans)
* Fungsi
Ekonomi.
1.
Menyediakan tenaga utk pekerjaan kotor dlm masyarakat.
2.
Menimbulkan dana-dana sosial (funds).
3.
Membuka lapangan kerja br krn dikehendaki oleh org miskin.
4.
Pemanfaatan barang bekas yg tdk dimanfaatkan orang kaya.
* Fungsi
Sosial.
5.
Menguatkan norma-norma sosial dalam masyarakat.
6.
Menimbulkan altruisme terutama thdp org miskin yg sgt
memerlukan
santunan.
7. Si
kaya dpt merasakan kesusahan hidup miskin tanpa perlu
menjadi
miskin.
8.
Tersedia ukuran kemajuan (rod) bagi kelas yang lain.
9.
Membantu kelompok lain yg sdg berusaha sbg anak
tangganya.
10.
Menyediakan alasan utk membantu dgn berbagai badan
amal.
Fungsi Kemiskinan
(Herbert Gans)
(Herbert Gans)
* Fungsi
Kultural.
11.
Menyediakan tenaga fisik yg dibutuhkan utk
membangun
monumen-monumen kebudayaan.
12.
Kultur org miskin sering diterima pula oleh
strata
sosial yg berada di atas mereka.
* Fungsi
Politik.
13.
Orang miskin berjasi sebagai kelompok
“gelisah”
atau menjadi musuh bagi kelompok
politik
tertentu.
14.
Pokok isu mengenai perubahan dan pertumbuhan dlm
masyarakat
selalu diletakkan di atas masalah bgm
membantu
org miskin.
15.
Kemiskinan menyebabkan sistem politik lebih
centrist
dan lebih stabil.
Kesimpulan
* Masyarakat,
menurut teori ini, senantiasa berada dalam keadaan berubah secara
berangsur-angsur dengan tetap menjaga keseimbangan.
* Setiap
peristiwa dan struktur yang ada, fungsional bagi sistem sosial itu.
* Semua
institusi yang ada, diperlukan oleh sistem sosial itu, bahkan kemiskinan serta
ketimpangan sosial.
* Masyarakat
dilihat dalam kondisi : dinamika dalam keseimbangan.
Kritik terhadap Teori Struktural Fungsional
* Kritik
Substantif.
-
Strutural fungsional bersifat ahistoris.
-
Struktural fungsional dianggap tidak mampu menjelaskan
proses
perubahan sosial secara efektif.
-
Struktural fungsional tidak mampu menjelaskan konflik secara
efektif.
* Kritik
Logika dan Metodologi.
-
Struktural fungsional pada dasarnya kabur, tak jelas, dan
bermakna ganda
(ambigu).
-
Struktural fungsional telah termotivasi oleh keyakinan bahwa
ada sebuah teori,
atau setidaknya ada sekumpulan kategori
konseptual,
yang dapat digunakan untuk menganalisisnya.
-
Apakah ada metode yang memadai untuk mengkaji persoalan
yang menjadi
sasaran perhatian struktural fungsional ?
-
Struktural fungsional membuat analisis komparatif menjadi
sulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar