Pengertian Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Antropologi
Ralph Linton, seorang ahli antropologi mendefinisikan
kebudayaan sebagai seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang manapun dan
tidak mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat
dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Sementara pengertian dari dinamika
ialah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang
dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.
Dinamika juga berarti adanya interaksi antara anggota
kelompok dengan kelompoknya secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi
selama ada kelompok, semangat kelompok, yang terus menerus ada dalam kelompok
itu yang mana kelompok itu bersifat dinamis, artinya dapat selalu berubah dalam
setiap keadaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dinamika kebudayaan adalah
cara kehidupan masyarakat yang selalu bergerak, berkembang dan menyesuaikan
diri dengan setiap keadaan. Dari adanya ketidakpuasan masyarakat, sehingga
masyarakat berusaha mengadakan penyesuaian.
Penyebab perubahan bisa saja bersumber dari dalam
masyarakat, dari luar masyarakat atau karena faktor lingkungan alam sekitarnya.
Faktor perubahan yang bersumber dari dalam masyarakat antara lain adalah :
Faktor demografi:
yaitu bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk. Sebagai gambaran pertambahan
penduduk yang saangat cepat di pulau Jawa menyebabkan perubahan struktur
kemasyarakatan, terutama yang berkaitan dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan
seperti pemahaman terhadap hak atas tanah, sistem gadai tanah, dan sewa tanah
yang sebelumnya tidak dikenal secara luas.
Penemuan baru:
proses perubahan yang besar pengaruhnya tetapi terjadi dalam jangka waktu yang
tidak terlalu lama disebut sebagai inovasi.
Pertentangan atau
konflik dalam masyarakat: dapat menjadi sebab timbulnya perubahan kebudayaan.
Pertentangan yang terjadi bisa antara orang perorangan, perorangan dengan
kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Sebagai contoh pertentangan antar
kelompok yaitu pertentangan antara generasi tua dengan generasi muda.
Pertentangan antar generasi kerapkali terjadi pada masyarakat-masyarakat yang
sedang berkembang dari tahap tradisional ke tahap modern.
Pemberontakan atau
revolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri: perubahan yang terjadi sebagai
akibat revolusi merupakan perubahan besar yang mempengaruhi seluruh sistem
lembaga ke masyarakat.
Konsepsi Mengenai Pergeseran Masyarakat dan Kebudayaan
Ada tiga konsep utama yang perlu diketahui dalam memahami
pergeseran masyarakat yakni :
Internalisasi;
Sosialisasi; dan
Enkulturasi.
Dan melalui penyebaran budaya secara geografis akibat
perpindahan bangsa-bangsa proses pergeseran masyarakat dan budaya melalui
proses :
Difusi ;
Akulturasi
Inovasi; dan
Penemuan Baru
Internalisasi
Koentjaraningrat mengungkapkan bahwa proses internalisasi
adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai saat ia
dilahirkan sampai akhir hayatnya, sepanjang hayatnya seorang individu terus
belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang kemudian
membentuk kepribadiannya. Menurut Effendi, R internalisasi adalah proses
pengembangan potensi yang dimiliki manusia yang dipengaruhi, baim lingkingan
internal dalam diri manusia itu maupu eksternal, yaitu pengaruh dari luar
manusia.Dapat disiimpulkan, bahwa proses internalisasi merupakan proses
pengembangan atau pengolaan potensi yang dimiliki manusia, yang berlangsung
sepanjang hayat, yang dipengaruhi oleh lingkungan internal maupun eksternal.
Menurut Fathoni, A proses internalisasi tergantung dari bakat yang dipunyai
dalam gen manusia untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu
dan emosinya. tetapi semua itu juga tergantung pada pengaruh dari berbagai
macam lingkungan sosial dan budayanya.
Manusia mempunyai bakat yang telah terkandung dalam gen-nya
untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu serta emosi dalam
kepribadian individunya namun wujud dan pengaktifannya berbeda-beda dipengaruhi
oleh stimuli yang ada pada alam sekitar dan lingkungan sosial dan budayanya.Seperti
bayi yang baru lahir, ada rasa tidak nyaman ketika keluar dari rahim ibunya,
dimana selama ini merasa begitu nyaman di sana. Maka ia akan menangis, namun
setelah di gendong, diselimuti, diberikan kepada ibunya untuk disusui, dia
kembali merasakan rasa aman yang selama ini telah terinternalisasi kedalam
dirinya selama berada di rahim. Sang bayi jadi tenang, tidak menangis dan
bahkan tertidur lelap. Begitupun dengan kehidupannya berikutnya, dari hari ke
hari dia akan menjalani banyak pengalaman hidup hingga ia bisa “merekam” rasa
senang, sedih, bahagia, simpati, cinta, benci, dsb. Semua hal tersebut
dipelajari dengan proses internalisasi.
Sosialisasi
Proses sosialisasi bersangkutan dengan proses belajar
kebudayaan dalam hubungan dengan system sosial. Dalam proses tersebut, seorang
individu dari masa anak-anak hingga dewasa belajar mengenai pola-pola tindakan
dalam interaksi dengan segala macam individu yang menduduki beraneka peranan
sosial yang ada dalam kehidupan. Individu dalam masyarakat yang berbeda-beda
akan mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda karena prose situ banyak
ditentukan oleh susuanan kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan.
Menurut Effendi, R syarat terjadinya proses sosialisasi
adalah:
Individu harus diberi
keterampilan yang dibutuhkan bagi hidupnya kelak dimasyarakat.
Individu harus
mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk
membaca, menulis dan berbicara.
Pengendalian
fungsi-funsi organic harus dipelajari melalui latihan-latihan.
Individu harus
dibiasakan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada masyarakat.
Enkulturasi
Dalam bahasa Indonesia, enkulturasi juga dapat dikatan
sebagai pembudayaan dimana dalam proses tersebut seorang individu mempelajari
dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, system
norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaan.
Difusi
Yang dimaksud dnegan difusi yakni penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dan sejarah keseluruh dunia. Contohnya kebudayaan yang dibawa oleh
orang-orang yang bermigrasi ke suatu tempat. Di Indonesia contohnya ACEH yang
merupakan singkatan dari Arab-China-Eropa-Hindia, disana berbaur berbagai macam
masyarakat yang memiliki kebudayaan asal sebelum akhirnya tinggal dan menetap di
Aceh. Saat ini proses difusi tidak selalu dibawa dengan proses migrasi
orang-orang dari satu tempat ke tempat lain, namun bisa dengan media informasi
seperti surat kabar, majalah, buku, radio, film dan televisi.
Akulturasi
Yakni proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia
dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah oleh kebudayaan sendiri
tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Penilitian
akulturasi dimulai sekitar tahun 1910 dan semakin banyak pada tahun 1920,
penelitian tersebut bersifat deskriptif dengan melukiskan satu peristiwa
akulturasi yang kongkret pada satu atau beberapa suku bangsa tertentu yang
sedang mendapat pengaruh unsure-unsur kebudayaan Ero-Amerika. Setelah Perang
Dunia ke-II, penelitian terhadap masalah akulturasi semakin besar lagi.
Sejak kecil proses akulturasi sudah dimulai dalam alam
pikiran manusia, mula-mula dari lingkungan keluarga, kemudian teman bermain, lingkungan
masyarakat dengan meniru pola perilaku yang berlangsung dalam suatu kebudayaan.
Oleh karena itu proses akulturasi disebut juga dengan pembudayaan. Akulturasi
terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan satuan kebudayaan tertentu
dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa
sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan
diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan itu
sendiri.
Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat
menghasilkan integasi antara unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur
kebudayaan sendiri. Dengan demikian, unsur-unsur kebudayaan asing tidak lagi
dirasakan sebagai hal yang berasal dari luar, tetapi dianggap sebagai unsur-unsur
kebudayaan sendiri. Contoh akulturasi yakni saat datangnya kapal-kapal Portugis
ke Maluku di Banda, idore, Ternate lalu NusaTenggara. Proses akulturasi terjadi
selama 3 abad, sehingga disadari atau tidak telah banyak terjadi perpaduan
budaya di daerah-daerah tersebut, bahkan sudah menjadi budaya tersendiri yang
diwariskan kepada anak-cucu.
Asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial yang timbul apabila ada :
Golongan-golongan
manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda;
Saling bergaul langsung
secara intensif untku waktu lama, sehingga
Kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah
sifatnya yang khas, dan juga unsure-unsurnya masing-masing berubah wujud
menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Kasus asimilasi banyak terjadi di Amerika Serikat, dimana
timbul berbagai masalah yang berhubungan dengan adanya individu-individu dan
kelompok imigran yang berasal dari berbagai suku bangsa di Eropa, yang mempunya
kebudayaan yang berbeda-beda. Di Indonesia banyak golongan khusus, baik yang
berupa suku bangsa, lapisan sosial, golongan agama, pengetahuan mengenai
seluk-beluk asimilais dari tempat-tempat lain di dunia menjadi penting sekali
sebagai bahan perbandingan.
Perputaran Budaya
Perputaran Budaya Menurut Stuart Hall
Budaya merupakan salah satu konsep sulit dalam ilmu sosial
dan ada banyak cara untuk mendefinisikannya. Dalam masyarakat tradisonal budaya
sering diartikan sebagai “hal terbaik yang pernah dipikirkan dan dikatakan”
dalam sebuah masyarakat. Sebuah perwujudan ide besar yang ditampilkan dalam
bentuk karya klasik literature, lukisan, music dan filosofi. Dalam dunia yang
lebih modern budaya diartikan sebagai penyebaran secara meluas prosuk-produk
busaya seperti musik pop, penerbitan, seni, disain dan sastra, aktivitas
kesenangan lainnya yang membuat hidup dunia kebanyakan manusia biasa, yang
dikenal juga dengan budaya missal atau budaya popular. Dimana dalam antropologi
dibahas mengenai berbagai macam gaya hidup orang-orang dari berbagai macam ras
dan suku bangsa.
Dalam Perubahan/Pergeseran Budaya (culture turn) penting
untuk benar-benar memahami definisi budaya. Budaya tidak hanya sekedar produk
seperti novel, lukisan, tv program ataupun komik, namun budaya adalah sebuah
proses, seperangkat aktivitas (set of practices). Pada dasarnya, budaya konsern
pada pemberian makna dan pertukaran makna antar sesame anggotamasyarakat.
Bagaimana dua atau tiga orang dikatan memiliki budaya yang sama yakni ketika
mereka memiliki interpretasi yang sama, cara yang sama dalam mengekspresikan
diri mereka ke dunia luar. Oleh karena itu, budaya bergantung pada kesamaan
pemaknaan orang-orang akan apa yang terjadi dengan diri dan sekitar mereka.
Budaya merupakan perasaan, penerimaan dan emosi yang
terkonsep dengan baik yang ditunjukan pada lingkungannya, hal inilah yang
disebut sebagai “representation”. Sebuah proses dimana manusia ingin
menyampaikan pesan tentang bagaimana dirinya ingin dipahami oleh orang lain, a
process to send messages. Ibnu Kaldun, menyampaikan bahwa kemampuan dalam
proses menyampaikan pesan tersebut sebagai malakah (kemampuan dan
keistimewaan). Jika tercipta pada seseorang atau kelompok masyarakat suatu
malakah untuk menyusun kata agar berbentuk suatu ungkapan yang sesuai dengan
maksud dan tujuan dengan mempertimbangkan pemakian susunan yang sesuai dengan
tuntutan situasi dan kondisi.
Malakah hanya dapat diperoleh dengan berulang-ulangnya
kejadian. Sebab, pada mulanya, suatu perbuatan terjadi lalu setelah itu muncul
suatu sifat yang menjelaskannya. Kemudian sifat ini terjadi berulang-ulang maka
jadilah dia Hal. Hal adalah sifat yang belum kuat, kemudian setelah kejadian
ini makin banyak dan berulang, maka inilah yang disebut dengan malakah yaitu
sifat yang tertancap kuat atau oleh Stuart Hall didefinisikan sebagai message.
Seorang pembicara dalam Bahasa Arab, mekita mempunyai
malakah bahasa Arab, maka ida akan mendengarkan bahasa dari penduduk negerinya.
Bahasa tersebut digunakan dalam mengutarakan maksud, serta cara
mengungkapkannya, sebagaimana anak kecil mendengarkan penggunaan kosa kata saat
pertama kalinya dan menirukannya. Lalu anak tersebut mulai mendengarkan susunan
yang dipakai dan menirukannya, sehingga kemudian ia sering mendengarkan
penggunaan kata tersebut pada setiap kesempatan dan dari berbagai pembicara,
dengan penggunaan yang berulang-ulang, akhirnya hal itu menjadi suatu malakah
atau sifat yang tertancap kuat yang membuatnya tak ubahnya salah satu dari
mereka (yang sudah ahli berbahasa).
Demikianlah suatu bahasa berjalan dari satu generasi ke
generasi dan dipejalari oleh orang non-Arab dan anak-anak. Inilah makna apa
yang disampaikan oleh orang awam bahwa bahasa mempunyai karakter yang
disandarkan pada malakah yang ada pada saat pertama kali bahasa tersebut
diambil dari mereka, bukan pihak lain. Proses inilah yang dinamakan produksi
dan internalisasi budaya.
Lebih jauh lagi Hall menyatakan bahwa representasi merupakan
sistem penghubung antara bahasa (baik secara verbal mapun visual) dan kultur.
Terdapat dua prinsip representasi sebagai produksi makna melalui bahasa yaitu:
Mengartikan dalam
pengertian menjelaskan atau menggambarkan sesuatu dalam pikiran dengan sebuah
gambaran imajinasi untuk menempatkan persamaan dalam pikiran kita.
Representasi
menjelaskan konstruksi makna sebuah symbol. Dengan prinsip ini berarti
representasi digunakan untuk menjelaskan (konstruksi) makna sebuah simbol,
sehingga kita dapat mengkomunikasikan makna objek melalui bahasa kepada orang
lain yang bisa mengerti dan memahami konvensi bahasa yang sama Menurut Stuart Hall,
representasi menunjuk pada proses maupun produk dari pemaknaan suatu tanda. Ia
merupakan bagian yang esensial dari proses dimana makna dihasilkan atau
diproduksi. Representasi ini, pada puncaknya akan membentuk identitas seseorang
atau kelompok.
Sedangkan “production” yang ada dalam circuit of culture
ingin menegaskan bahwa dalam kenyataannya proses representasi yang dilakukan
seseorang atau kelompok tertentu akan dilalui dengan berbgaia cara dan jalur
tertentn dengan berbagai macam proses dan tindakan. Siapa kita, siapa suatu
bangsa akan tercipta melalui proses interaksi yang berlangsung konstan dengan
berbagai macam grup/kelompok/masyarakat. Produksi merupakan salah satu elemen
dari beberapa elemen yang terdapat dalam circuit of culture, antara lain:
produksi (production), konsumsi (consumption), regulasi (regulation),
representasi (representasion), dan identitas (identity). Hubungan antara satu
elemen dengan elemen yang lain dalam circuit of culture merupakan hubungan yang
dialogis dan tidak mempunyai pola yang pasti, absolut dan esensial. Produksi
hanyalah salah satu elemen dalam circuit of culture yang tidak dapat dipisahkan
dari isu representasi, identitas, konsumsi, dan regulasi.
_______________________
B. Peristiwa
Kebudayaan
1. Cultural Lag
Cultural Lag adalah peristiwa kebudayaan yang terjadi karena
tidak bisanya masyarakat untuk memahami atau mengikuti suatu perubahan yang
terjadi di dalam budaya. Ini dapat dicontohkan dengan bagaimana teknologi terus
berkembang tetapi di lain pihak, masyarakat sendiri tidak melakukan sebuah
perkembangan, dan banyak dari masyarakat yang masih belum bisa mengejar
ketertinggalangan era modernitas karena kurangnya pengetahuan dan kurangnya
kemampuan dalam segi ekonomi. Karena teknologi yang baru ini tidak bisa dengan
begitu saja diperoleh secara gratis oleh masyarakat melainkan harus membayar
harga yang begitu mahal dan tidak semua masyarakat dapat menggapainya. Maka
dari itu terjadilah cultural lag.
2. Cultural Shock
Cultural Shock adalah peristiwa kebudayaan dimana masyarakat
melakukan perpindahan dari Negara satu ke Negara yang lain. Tetapi terjadi
perbedaan budaya yang jauh antar Negara tadi dan membuat masyarakat bingung
untuk beradaptasi. Keadaan ini lebih dipengaruhi dengan perbedaan bahasa dan
cara berinteraksi sosial. Dapat dicontohkan dengan, orang Indonesia mendapat
beasiswa di Perancis, sedangkan dia hanya bisa menggunakan Bahasa Inggris
bukannya Bahasa Perancis. Tetapi di Perancis, mereka lebih suka menggunakan
Bahasa Ibu mereka. Keadaan ini jelas akan membuat si orang Indonesia tadi
mengalami
Cultural Shock dimana dia akan kebingunan dengan bahasa yang
tidak biasa dia dengar selama ini dan seperti yang kita semua tahu, Bahasa
Perancis jika tidak terbiasa mendengarnya pasti akan susah untuk dipahami.
3. Cultural
Survival
Cultural Survival adalah peristiwa kebudayaan yang terjadi
karena masyarakat masih menggunakan budaya yang menurut orang lain sudah punah.
Ini terjadi dimana masyarakat menggunakan budaya sisa dari jaman sebelumnya.
Dapat dicontohkan sebagai berikut, seorang pria menggunakan mantel yang
memiliki ekor dan dulunya itu digunakan untuk berkuda, tetapi masih saja budaya
itu digunakan untuk membuat mantel dalam pernikahan. Inilah yang dimaksud
dengan cultural survival.
4. Cutural Conflict
Cultural Conflict. Cultural Conflict adalah peristiwa budaya
yang terjadi karena adanya perselisihan antara satu sama lain. Maksudnya adalah
ada budaya yang berbeda dari masyarakat satu dengan yang lain tetapi tidak bisa
saling berdampingan. Jadi, muncul konflik diantara mereka yang mana disebut
dengan Cultural Conflict. Dapat dicontohkan dengan adanya pro dan kontra atas
terjadinya perbudakan di Amerika. Hasil dari pro dan kontra tadi adalah perang
saudara di amerika.
__________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar