Etnografi (Yunani ἔθνος ethnos = rakyat dan γραφία graphia = tulisan) adalah strategi penelitian ilmiah yang sering digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam antropologi dan beberapa cabang sosiologi[1], juga dikenal sebagai bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari masyarakat, kelompok etnis dan formasi etnis lainnya, etnogenesis, komposisi, perpindahan tempat tinggal, karakteristik kesejahteraan sosial, juga budaya material dan spiritual mereka [2].
Etnografi sering diterapkan untuk mengumpulkan data empiris tentang
masyarakat dan budaya manusia. Pengumpulan data biasanya dilakukan
melalui pengamatan partisipan, wawancara, kuesioner, dll. Ilmu ini
bertujuan untuk menjelaskan keadaan masyarakat yang dipelajari (misalnya
untuk menjelaskan seseorang, sebuah ethnos) melalui tulisan.[3]
Dalam biologi, jenis studi ini disebut "studi lapangan" atau "laporan
kasus", keduanya digunakan sebagai sinonim umum untuk "etnografi".[4]
____________________________________
Etnografi berasal dari kata ethos, yaitu bangsa atau suku bangsa dan graphein yaitu tulisan atau uraian.
Etnografi
adalah kajian tentang kehidupan dan kebudayaan suatu masyarakat atau
etnik, misalnya tentang adat-istiadat, kebiasaan, hukum, seni, religi,
bahasa. Bidang kajian vang sangat berdekatan dengan etnografi adalah
etnologi, yaitu kajian perbandingan tentang kebudayaan dari berbagai
masyarakat atau kelompok (Richards dkk.,1985).
Istilah etnografi
sebenarnya merupakan istilah antropologi, etnografi merupakan embrio
dari antropologi, lahir pada tahap pertama dari perkembangannya sebelum
tahun 1800 an. Etnogarafi juga merupakan hasil catatan penjelajah eropa
tatkala mencari rempah-rempah ke Indonesia. Koentjaraningrat, 1989:1 :
“Mereka mencatat semua fenomena menarik yang dijumpai selama
perjalanannya, antara lain berisi entang adapt istiastiadat,susunan
masyarakat,bahasa dan cirri-ciri fisik dari suku-suku bangsa tersebut”.
Etnografi
yang akarnya antropologi pada dasarnya merupakan kegiatan peneliti
untuk memahami cara orang-orang berinteraksi dan bekerjasama melalui
fenomena teramati kehidupan sehari-hari. Etnogarafi adalah pelukisan
yang sistematis dan analisis suatu kebudayaan kelompok, masyarakat atau
suku bangsa yang dihimpun dari lapangan dalam kurun waktu yang sama.
Sebelum
istilah etnografi komunikasi semakin populer dipakai, istilah etnografi
berbicara (ethnography of speaking) lebih awal diacu sebagai pemerian
pemakaian bahasa lisan. Etnografi komunikasi menjadi lebih luas karena
tidak hanya melingkupi modus komunikasi lisan (speaking), tetapi juga
melibatkan komunikasi tulis (writing) serta komunikasi isyarat
(gesture), gerakan tubuh (kinesics), atau tanda (signing). Pemakaian
tuturan Apa khabar?, Comment alle vous? (bahasa Perancis), Hoe gaat het?
(bahasa Belanda) dengan arti yang sama tentu saja berbeda modus
kemunculannya dengan tuturan Dengan hormat, Dear Sir, Beste Meneer,
Hormat kami, sincerely yours.
Kelompok tuturan pertama terjadi
dalam modus lisan, sebaliknya kelompok tuturan kedua hanya muncul dalam
modus tulis. Kedua modus ini juga sangat berbeda dengan modus komunikasi
isyarat, bahasa tubuh atau tanda yang menggunakan anggota badan atau
alat. Orang Indonesia akan menganggukkan kepalanya untuk menyatakan
makna setuju, tetapi orang India justru mengayunkan kepala dengan
membentuk gerakan angka 8 untuk makna yang sama. Orang Tibet
menggesek-gesekkan hidungnya dengan hidung teman untuk menyatakan
selamat datang, sedangkan orang Indonesia melakukan hal yang sama
dengan saling berjabat tangan. Menariknya lagi, Orang Tibet akan
menjulurkan lidahnya sebagai sapaan untuk menyambut tamu, yang bagi
orang Indonesia tindakan demikian diartikan mengejek. Sebaliknya sapaan
untuk menyambut tamu orang Indonesia menyatakan selamat datang sambil
mempersilahkan masuk dan seterusnya. Kalau orang Indonesia menjulurkan
tangannya ke bawah sambil berjalan membungkukkan badan pertanda ia
meminta permisi untuk minta lewat di hadapan orang lain, tetapi bagi
orang Arab, mereka justru memegang kepala orang yang dilewatinya. Orang
Jepang menggenggam keempat jemarinya kecuali kelingking untuk menyatakan
makna perempuan, sebaliknya orang Indonesia mengartikan tindakan
demikian sebagai pernyataan anggap remeh atau enteng terhadap seseorang
atau sesuatu hal.
Istilah etnography of speaking awalnya
diperkenalkan oleh seorang pakar antropologi dan sekaligus pakar
linguistik Amerika, Dell Hymes (dalam Gladwin, T. dan Sturtevant,
W.,1982; juga dalam Fishman, J., 1968). Istilah itu kemudian diubah oleh
penulisnya menjadi etnography o fcommunication, karena istilah ini
dianggap lebih tepat.
Michael H.Agar (1986:12-24)meberikan
tawaran baru tentang penelitian etnografi dengan dilandasi oleh
pemikiran fenomenologi, mengutip pendapat Giddens (1976), adalah inti
dari proses mediasi kerangka pemikiran . “hakikat dari suatu mediasi
tertentu akan bergantung dari hakikat tradisi dimana terjadi kontak
penelitian lapangan”.
Charles winnick (1915:193) mendefinisikan
etnogarafi etnogarafi sebagai the study of individual cultures, it is
primarily adescriptvie and non interpretative study. Adam E. Hoebal
(1966:8) etnografi adalah to erite about peoples as we use the term if
refers to descriptive study of human society,, menulis tentang
masyarakat. Penulisannya mengac pada penulisan deskriptif. Roger
M.Keesing (1989:250) mendefinisikan etnogarafi sebagai pembuatan
dokumentasi dan analaisis budaya tertentu dengan mengadakan penelitian
lapangan. Artinya dalam nmendefinisikan suatu kebudayaan seorang
etnografer (peneliti etnografi) juga menganalisis.
Menurut
Hymes(1974), istilah etnografi komunikasi sendiri menunjukkan cakupan
kajian berlandaskan etnografi dan komunikasi.. Cakupan kajian tidak
dapat dipisah-pisahkan, misalnya hanya mengambil hasil-hasil kajian dari
linguistik, psikologi, sosiologi, etnologi, lalu
menghubung-hubungkannya. Fokus kajiannya hendaknya meneliti secara
langsung terhadap penggunaan bahasa dalam konteks situasi tertentu,
sehingga dapat mengamati dengan jelas pola-pola aktivitas tutur, dan
kajiannya diupayakan tidak terlepas (secara terpisah-pisah), misalnya
tentang gramatika (seperti dilakukan oleh linguis), tentang kepribadian
(seperti psikologi), tentang struktur sosial (seperti sosiologi),
tentang religi (seperti etnologi), dan sebagainya. Dalam kaitan dengan
landasan itu, seorang peneliti tidak dapat membentuk bahasa, atau bahkan
tutur, sebagai kerangka acuan yang sempit. Peneliti harus mengambil
konteks suatu komunitas (community), atau jaringan orang-orang, lalu
meneliti kegiatan komunikasinya secara menyeluruh, sehingga tiap
penggunaan saluran atau kode komunikasi selalu merupakan bagian dari
khasanah komunitas yang diambil oleh para penutur ketika dibutuhkan.
________________________________
Selasa, 07 Juni 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Penting! Minum 7 Suplemen Ini di Usia 20-an supaya tetap sehat di usia tua.
Umumnya, usia 20-an adalah usia di mana kita sedang sehat-sehatnya. Nge-gym selama 2 jam? Bisa. Naik gunung hingga berhari-hari? Hayuk. Bega...
-
text 2 Genetic research has produced both exciting and frightening possibilities. Scientists are now able to create new forms of life in ...
-
1. I was late because I caught the wrong bus. It means I caught the wrong bus; .... I was late. = so that 2. we have to come early to the ...
-
once there was a farmer from laos. every morning and evening, he ploughed his field with his buffalo. one day, a tiger, a mouse deer, and a...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar