LAPORAN
KEGIATAN STUDI LAPANGAN
BENDA CAGAR
BUDAYA DAN SITUS PRASEJARAH
BUKIT KERANG KAWAL DARAT
( SAMPAH DAPUR PRASEJARAH)
BUKIT KERANG KAWAL DARAT
( SAMPAH DAPUR PRASEJARAH)
Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah Sejarah dan
Budaya Melayu
NAMA
KELOMPOK :
DOSEN
PEMBIMBING:
SEKOLAH
TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK RAJA HAJI
TANJUNG
PINANG
2015-2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami
bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik mungkin. Makalah ini
merupakan salah satu bagian tugas Mata Kuliah Sejarah dan Budaya Melayu.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman
tentang masalah situs sejarah Bukit Kerang yang sangat diperlukan dengan suatu
harapan mendapat penjelasan tentang masalah tersebut dan melakukan apa yang
menjadi tugas kami sebagai mahasiswa, yang mengikuti mata kuliah “ Sejarah dan
Budaya Melayu “.
Dalam proses pendalaman materi Sejarah dan Budaya
Melayu ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran.
Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ibu DRA.
Nurbaiti Usman Siam, M.Si selaku dosen Matakuliah.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.
Tanjung
Pinang, 8 mei 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya Wisata
adalah kegiatan wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah dan menumpuk
pengetahuan mahasiswa. Setelah karya wisata, mahasiswa diwajibkan untuk membuat
laporan studi lapangan. Studi lapangan adalah hasil dari suatu kegiatan yang
telah dilaksanakan.
Laporan studi
lapangan ini merupakan tugas bagi semua mahasiswa STISIPOL RAJA HAJI.
Dalam penyusunan studi lapangan ini, mahasiswa diharapkan dapat melaporkan
segala pengetahuan dan pengalamannya yang diperoleh selama menjalankan Study
Lapangan selama 1 hari Kamis, tanggal 5 Mei 2016.
Pengalaman dan
pengetahuan selama mengikuti study Lapangan di Bukit Kerang Daerah Kawal
diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam laporan studi
lapangan ini membahas tentang beberapa Situs Peninggalan Bukit Kerang.
B.
Tujuan
Tujuan yang hendak kami capai dalam penulisan studi
lapangan ini adalah:
1. Untuk menambah
pengetahuan mahasiswa.
2. Untuk menambah
pengalaman.
3. Untuk mengembangkan
potensi, etika, estetika, dan pratika.
4. Untuk memupuk rasa
cinta terhadap tanah air dan bangsa.
5. Dapat mengetahui
objek peninggalan bersejarah di Bukit Kerang.
6. Bermanfaat bagi
pembaca dalam menambah pengetahuan mengenai seputar objek wisata.
BAB II
SITUS SEJARAH YANG
DIKUNJUNGI
Bukit kerang
Sebuah sejarah yang berada di pulau bintan tepatnya di
pedalaman kawal / yang terkenal disebut bukit kerang disana terdapat kulit
kerang bekas-bekas makanan orang terdahulu. Tumpukan kulit kerang itu banyak
berserakan di daerah itu tapi ada suatu tumpukan yang paling tinggi yang kalau
diperkirakan tingginya adalah 4 meter dan diameternya adalah seluas lapangan
voli. Sekarang saja begitu tinggi. Coba
bayangkan kalau itu berapa puluh tahun yang lalu, mungkin mencapai 10 meter
tingginya sekarang kulit kerang itu sudah mulai mengalami pelapukan sehingga
kerangnya sudah banyak ditumbuhi oleh tumbuhan dan sekelompok batang kelapa.
Diuji oleh arkeolog ternyata karbon yang terdapat dalam kulit kerang itu
berasal dari akar zaman pertengahan dan didukung dengan temuan berupa alat atau
tombak yang terbuat dari batu jadi arkeolog menyimpulkan itu adalah zaman batu
pertengahan dan sekarang pun bukit kerang masuk dalam 5 temuan karang zaman
purba yang tersebar di seluruh dunia apakah masuk indonesia adalah atlantis yang hilang? Mari kita tunggu
jawaban nya dari para arkeolog dan sejarah.
Tapi yang masih menjadi pertanyaan besar sampai sekarang
adalah belum ditemukannya fosil manusia purba itu dan malah yang banyak
ditemukan fosil manusia purba di pulau jawalah di bintan belum ditemukan sama
sekali fosilnya apakah di manusia purba hanya mencari makan di pulau bintan dan
tinggalnya di pulau jawa atau karena pada zaman itu orang masih hidup berpindah
pindah atau nomaden?
Menurut hasil survei saya pada tanggal 5-mei-2016 karang itu
hanya beberapa jenis saja dan karang itu sekarang pun mudah di jumpai di pantai
pantai kerikil atau pantai pantai di pulau bintan bahkan tersebar sampai
kepulau natuna pun pada umur saya masih 12 tahun. Saya sering mencari kerang yang seperti ada
pada tumpukan kerang yang ada dibukit kerang. Kebanyakan itu ternyata kerang
itu memang enak enak.
Kemukan
orang purba yang makan kerang itu hanya mencarinya dibibir pantai pantai saja
ketika air surut mulai mencarinya jika memang itu dari zaman batu pertengahan
kemungkinan karang itu banyak hancur tapi hasil survei saya dari lokasi bukit
kerang. karang itu masih utuh dan tidak rusak sedikitpun yang rusak itu hasil
pelapukan dan karang itu masih kokoh namun itu telah ada berapa puluh tahun
yang lalu jika secara logika itu yang masuk diakal terjadi pada berapa puluh
tahun lalu apakah zaman batu pertengahan sudah mulai menggunakan api dan bisa
memasak.
BAB III
DOKUMENTASI
1.
Saat di luar
bus menuju Bukit Kerang
( photo )
( photo )
2.
Saat berada di Bukit Kerang
( photo )
( photo )
3.
Saat berada di Gua Bukit Kerang
( photo )
( photo )
4.
Saat mewawancarai Narasumber (Umi)
( photo )
( photo )
BAB IV
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dengan adanya
pembuatan studi lapangan ini kami dapat memperoleh manfaat yang akan kami
jadikan pelatihan di perguruan tinggi nantinya. Sehingga dalam pembuatan studi
lapangan merupakan pelatihan bagi kami semua. Serta dalam pembuatan studi
lapangan ini membuat kami lebih terampil dan bertanggung jawab menyelesaikan
tugas yang telah kami terima.
Dan dari
beberapa objek yang telah kami kunjungi maka dapat kami simpulkan bahwa
objek-objek itu mempunyai potensi dan manfaat dalam berpatisipasi pada
pembangunan bangsa dewasa ini pada masa yang akan mendatang, khususnya di
bidang pariwisata, pendidikan, dan kebudayaan.
Tempat yang
kami kunjungi mempunyai ciri khas masing-masing. Sehingga tiap-tiap objek
mempunyai manfaat dan daya guna yang lebih luas.
2.
Saran-saran
Buat
teman-teman maupun adik – adik kelas diharapkan dapat melakukan kunjungan /
study a dengan baik pada waktu yang akan datang, maka saran-saran yang kami
berikan dan kami tujukan kepada dua belah pihak, yaitu pihak pengelola
situs peninggalan Bukit Kerang dan pihak penyalenggara karya wisata.
Untuk pihak
pengelola di setiap tempat wisata masih terdapat beberapa keadaan dan prasarana
yang diperlakukan sebagai penunjang objek-objek tersebut antara lain: Prasarana
dan fasilitas di kawasan objek wisata di tingkatkan dan ditempatkan di tempat
yang strategis untuk keadaan yang mendesak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar