Senin, 27 Juni 2016

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGATASI KEMISKINAN DI INDONESIA’



PAPER
‘’PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGATASI KEMISKINAN DI INDONESIA’’

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah bahasa indonesia
Oleh :
Dewi sulistiani         (15101018)
mustika wati            (15101058)
nurul khaiva            (15101067)
ilham                          (15101039)


Dosen pembimbing:
Desrian efendi, MPM


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK RAJA HAJI
TANJUNG PINANG 2016

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi oleh seluruh pemerintahan yang ada di dunia ini. Di pengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Faktor tersebut antara lain tingkat pendapatan, pendidikan, kesehatan, akses barang dan jasa, lokasi geografis, gender, dan kondisi lingkungan. Kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka menuju kehidupan yang lebih bermartabat. Oleh karena itu, kemiskinan wajib untuk ditanggulangi, sebab jika tidak tertanggulangi akan dapat mengganggu pembangunan nasional. Dalam konteks ini, beberapa upaya yang tengah dilakukan oleh pemerintah indonesia salah satunya dengan menggerakan sektor real melalui PNPM (program nasional pemberdayaan masyarakat).

Seperti yang diungkapkan Deliveri (2004), adalah benar bahwa masyarakat miskin harus memiliki tim fasilitator pendamping yang berfungsi untuk memberikan dorongan, konkretnya mungkin modal untuk memulai usaha agar masyarakat dapat mandiri. Bantuan yang diberikan oleh fasilitator tersebut harus dilakukan secara bertahap hingga pada akhirnya masyarakat tersebut dapat lepas dari bantuan tim fasilitator. Salah satu penghambat pembangunan ekonomi adalah kemiskinan. Pemerintah saat ini memiliki berbagai program penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi mulai dari program penanggulangan kemiskinan berbasis bantuan sosial, program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat serta program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan usaha kecil, yang dijalankan oleh berbagai elemen pemerintah baik pusat maupun daerah.

Pada umumnya semuanya akibat kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada peningkatan kesejahteraan rakyat. Dampak dari berbagai kebijakan tersebut adalah masih banyaknya penduduk miskin di indonesia. Adapun beberapa faktor penyebab kemiskinan sebagai berikut: kurangnya lapangan pekerjaan, tingkat pendidikan yang rendah, kurangnya modal, tidak memiliki skill, banyaknya jumlah anggota keluarga. Berdasarkan data BPS (badan pusat statistik), pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin mencapai 30,02 juta orang, sedangkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2015 mencapai 3025 juta dari jumlah penduduk indonesia. Dalam hal ini, angka kemiskinan dalam kurun waktu 2011-2015 terjadi peningkatan angka kemiskinan penduduk yaitu sebesar 23 juta jiwa. Pemberantasan kemiskinan tentunya harus dilakukan dengan cara memberdayakan masyarakat. Tugas ini merupakan hal yang cukup berat mengingat selama ini masalah kemiskinan masih menjadi masalah utama yang belum berhasil diatasi. Untuk itu berdasarkan data tersebut, kami membuat paper dengan tujuan pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi kemiskinan di indonesia.

BAB 2
PEMBAHASAN
a.     Pengertian pemberdayaan masyarakat
Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat indonesia umumnya dan masyarakat alalak khususnya yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan ketertinggalan. Dengan kata lain, memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. (wrihatnolo & dwidjowijoto, 2007).

Sedangkan menurut sulistiyani (2004-77) secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata dasar ‘’daya’’ yang berarti kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberian daya (kekuatan/kemampuan) kepada pihak yang belum berdaya. Pengertian tentang masyarakat, menurut soetomo (2011 : 25) masyarakat adalah sekumpulan orang yang saling berinteraksi secara kontinyu, sehingga terdapat relasi sosial yang terpola, terorganisasi.

Pemberdayaan adalah ‘’proses menjadi’’ bukan sebuah ‘’proses instan’’. Sebagai proses pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu : tahap penyadaran, tahap pengkapasitasan, dan tahap pendayaan. Secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut (wrihatnolo & dwidjowijoto, 2007):
a.     Tahap pertama adalah penyadaran. Pada tahap ini target yang hendak diberdayakan diberi ‘’pencerahan’’ dalam bentuk penyadaran bahwa mempunyai hak untuk mempunyai ‘’sesuatu’’. Misalnya, target adalah kelompok masyarakat miskin. Kepada mereka diberikan pemahaman bahwa mereka dapat menjadi berada, dan itu dapat dilakukan jika mereka mempunyai kapasitas untuk keluar dari kemiskinannya. Dan bahwasannya mereka mempunyai kemampuan dan kapasitas.
b.     Tahap kedua adalah pengkapasitasan. Inilah yang sering disebut dengan capacity building, atau dalam bahasa yang lebih sederhana memampukan atau enabling. Untuk diberikan daya atau kuasa, yang bersangkutan harus mampu terlebih dahulu. Misalnya sebelum memberikan otonomi daerah, seharusnya daerah-daerah yang hendak diotonomkan diberi program pemampuan atau capacity building untuk membuat mereka ‘’cakap’’ (skillfull) dalam mengelola otonomi yang diberikan. Proses capacity building terdiri atas tiga jenis, yaitu manusia, organisasi, dan sistem nilai.
c.      Tahap ketiga adalah pemberian daya itu sendiri atau empowerment dalam makna sempit. Pada tahap ini target diberikan daya, kekuasaan, otoritas, atau peluang. Pemberian ini sesuai dengan kualitas kecakapan yang telah dimiliki, sehingga masyarakat menjadi mau tahu dan mampu melakukan perubahan dalam hidupnya ke arah yang lebih baik.

B.     Program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri kelautan perikanan (PNPM-MKP)

Program PNPM mandiri yang dilakukan untuk pemberdayaan:


1.     Misi penyadaran dalam pelaksanaannya, bisa dimulai pada saat diberlakukannya tahap satu, yaitu bantuan stimulan usaha. Pemberian ini ditujukan untuk membantu masyarakat dalam menunjang kegiatan usaha di bidang kelautan dan perikanan. Pada tahapan ini masyarakat mulai ditunjukkan upaya untuk memulai sebuah usaha maupun mengembangkan usaha yanng telah dirintis sebelumnya melalui peningkatan kapasitas dan keterampilan berusaha.
Khususnya pada misi penyadaran masyarakat, ditempuh upaya-upaya sebagai berikut: pelaksanaan sosialisasi yang rutin tentang manfaat dan makna dari program PNPM mandiri, mendatangi rumah atau kelompok secara terus-menerus untuk melakukan diskusi dan penyampaian informasi dengan cara mengadakan pendekatan persuasif, memberikan pengertian secara bijak yang dapat diterima, dan memberikan motivasi; pendampingan secara kontinyu dan berkelanjutan oleh seluruh stakeholder, serta pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kapasitas diri dan kelompok masyarakat.
Pada misi penyadaran ini masyarakat diberi kesadaran pentingnya untuk hidup mandiri dan membuka wawasan agar mereka termotivasi dalam upaya keluar dari jerat kemiskinan.

2.     Misi pengkapasitasan dalam pelaksanannya, pada tahap yang kedua yaitu penguatan kelembagaan masyarakat. Pada tahap ini, kelompok masyarakat sebagai penerima bantuan pada tahap sebelumnya telah terbentuk akan diperkuat kelembagaannya. Penguatan kelembagaan ini dapat dilakukan dengan cara antara lain peningkatan kapasitas kelembagaan, diberlakukannya sistem nilai atau aturan main organisasi, dan peningkatan status badan hukum kelembagaan. Penguatan ini ditujukan agar lembaga masyarakat ke depan menjadi lembaga yang mandiri dan mempunyai nilai tawar yang tinggi guna menjalin kerjasama dengan lembaga lainnya. Pada tahap ini bantuan stimulan bukanlah merupakan komponen utama.
Pada misi pengkapasitasan ini selama tiga tahun, masyarakat dilibatkan dalam peningkatan keterampilan usaha bagi yang sebelumnya berusaha secara individu diajak untuk mampu mengorganisasi diri membentuk sebuah institusi. Setelah terbentuk sebuah institusi, baik legal maupun tidak, perlu dibuat aturan main atau sistem nilai agar masyarakat dalam menjalankan kegiatan usaha terbiasa untuk mematuhi aturan yang telah disepakati bersama.

3.     Misi pemberian daya dalam pelaksanaannya, pada tahap ketiga yaitu kemitraan, kegiatan usaha yang telah dilakukan sebelumnya dikembangkan melalui jalinan kemitraan dengan lembaga-lembaga atau badan usaha yang dianggap berpotensi untuk pengembangan usaha tersebut. Jalinan kemitraan ini antara lain dapat menggunakan model inti-plasma, kerjasama kegiatan simpan pinjam dengan sumber-sumber pembiayaan, kerjasama perdagangan di sektor riil, dan kerjasama usaha dengan pihak swasta maupun BUMN.
Pada misi pemberian daya ini diperlukan upaya penyiapan masyarakat agar mampu mengembangkan usahanya melalui jalinan kemitraan, baik menggunakan sistem inti-plasma, akses modal dengan lembaga pembiayaan, kerjasama perdagangan di sektor riil, serta kerjasama usaha dengan pihak swasta maupun BUMN. Pada misi ini, baik dengan pihak swasta, BUMN maupun sumber-sumber pembiayaan.

BAB 3
PENUTUP

a.     Kesimpulan
Pemberdayaan adalah ‘proses menjadi’ , bukan sebuah ‘proses instan’, sebagai proses pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu: tahap penyadaran, tahap pengkapasitasan, dan tahap pemberian daya. (wrihatnolo & dwidjowijoto, 2007). Tahap pertama adalah penyadaran. Pada tahap ini target yang hendak diberdayakan diberi ‘pencerahan’ dalam bentuk penyadaran bahwa mempunyai hak untuk mempunyai ‘sesuatu’. Tahap kedua adalah pengkapasitasan. Inilah yang sering disebut dengan capcity building, atau dalam bahasa yang lebih sederhana memampukan atau enabling. Untuk diberikan daya atau kuasa, yang bersangkutan harus mampu terlebih dahulu. Tahap ketiga adalah pemberian daya itu sendiri atau empowerment dalam makna sempit. Pada tahap ini target diberikan daya, kekuasaan, otoritas, atau peluang.

Pemberian ini sesuai dengan kualitas kecakapan yang telah dimiliki, sehingga masyarakat menjadi mau tahu dan mampu melakukan perubahan dalam hidupnya ke arah yang lebih baik. Dengan diadakannya lembaga-lembaga pembantu penuntasan kemiskinan di indonesia ini sangat membantuk sekali untuk penuntasan kemiskinan yang selalu merajalela dan belum dapat diatasi secara keseluruhan. Untuk membantu mengembangkan kemandirian kelompok, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengidentifikasi permasalahan yang mereka hadapi secara partisipatif. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda jangan pernah terpedaya dengan kerasnya realita hidup yang membuat kita terpuruk dalam kemiskinan, karna kemiskinan bukanlah sebuah takdir bahwa kita tidak mampu untuk bekerja dan berusaha, kuncinya hanya rajin, tekun, bertekat, berusaha dan bekerja keras.

Daftar pustaka
Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penting! Minum 7 Suplemen Ini di Usia 20-an supaya tetap sehat di usia tua.

Umumnya, usia 20-an adalah usia di mana kita sedang sehat-sehatnya. Nge-gym selama 2 jam? Bisa. Naik gunung hingga berhari-hari? Hayuk. Bega...